Dukungan surut untuk Bintang Daud
Merdeka.com - Israel. Negara Timur Tengah ini paling banyak dibela oleh lima negeri kekuatan dunia yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, dan Jepang, kini mulai tak lagi dilirik. Semua lantaran ambisi mengeyahkan Palestina.
Kebencian Israel pada Palestina tentu tak lagi seksi bagi para sekutunya. Sejagat kini punya banyak agenda penting. Kawan baik Amerika mengklaim diri sebagai polisi dunia disibukkan dengan pelbagai kasus terjadi termasuk perang Suriah, nuklir Iran, hingga paling segar, pendudukan Rusia di Ukraina. Pekerjaan rumah ini jauh lebih menyita dibandingkan konflik Palestina-Israel sudah mendarah daging sejak lama.
Padahal sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dua tahun lalu sudah menetapkan sebanyak 148 negara tergabung dalam PBB setuju Palestina harus berdaulat. Sisanya tidak setuju termasuk Amerika namun suara terbanyak tentu menang dan sebagai negara menjunjung tinggi hak asasi dan demokrasi Amerika tidak mungkin menelan ludah. Mereka pun ikut mengakui Palestina.
-
Apa yang dilakukan Israel ke Palestina? Semua kompak mengutuk kekerasan yang dilakukan Israel.
-
Kenapa Israel dan Palestina terus berkonflik? Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
-
Apa yang dilakukan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Apa masalah utama antara Israel dan Palestina? Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir.
-
Kenapa Israel melakukan propaganda di Amerika Serikat? Israel secara diam-diam mendanai kampanye propaganda besar-besaran untuk menargetkan masyarakat Amerika Serikat terkait agresi brutal mereka di Jalur Gaza, Palestina.
-
Kenapa Israel merasa terancam dengan pengakuan Palestina? Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan pengakuan tersebut merupakan serangan terhadap kedaulatan Israel dan membahayakan keamanannya, meskipun ia tidak menjelaskan detailnya.
Bukannya menerima keputusan sidang PBB, Israel seolah menantang dengan membangun 3.000 rumah bagi warga Yahudi seperti dilansir surat kabar Haaretz awal tahun lalu. Hingga kini mereka bersikeras tetap melanjutkan pembangunan permukiman itu.
Sejagat tak lagi berempati pada Israel. Sebaliknya justru Presiden Otoritas Mahmud Abbas memperlihatkan sikapnya yang tetap menjaga perdamaian. Times of Israel melansir (3/3), meski gempuran Negeri Bintang Daud itu pada Palestina kian gencar, mereka hanya mengutuk tanpa membalas. Tepi Barat memilih jalur-jalur diplomatik agar Negeri Zionis itu berhenti berulah. Mereka menghormati kesepakatan damai terjalin dengan Israel seperti disponsori PBB dan perwakilan negara pilar dunia.
Sebab itulah Presiden Amerika Barack Hussein Obama mengatakan pihaknya tak lagi bisa membantu pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika mereka tak memenuhi perjanjian perdamaian pada Palestina termasuk pembangunan permukiman di Tepi Barat.
"Kami memang setia pada Israel namun jika mereka tetap mengerjakan proyek itu akan sangat sulit bagi kami membela mereka sebab itu menyakiti masyarakat internasional dan mengkhianati perjanjian dengan banyak pihak termasuk hasil rapat PBB sudah mengakui kedaulatan Palestina," ujar Obama.
Agenda perdamaian bergulir Juli tahun lalu harusnya telah mencapai kesepakatan dalam sembilan bulan namun tidak ada kemajuan. Hal dinegosiasikan pun sudah dibicarakan terutama pada isu-isu sentral seperti keamanan perbatasan, soal Kota Yerusalem, permukiman warga Yahudi, dan hak kembali bagi warga pengungsi serta tahanan Palestina.
Jika saja Netanyahu mau menjalani kesepakatan ini dan menyerukan warga Israel tunduk pada perjanjian tentu Amerika masih berada di sisi mereka dan tak terancam sendirian melawan negara-negara Arab lain yang sudah cukup lama sentimen dengan Israel.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Greater Israel atau Israel Raya adalah istilah yang memiliki makna sejarah dan politik, yang sering kali dikaitkan dengan Rencana Zionis untuk Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPengamat mengatakan, pasukan penjajah Israel bakal mundur jauh lebih cepat karena tidak bisa kalahkan Hamas.
Baca SelengkapnyaAksi berakhir pada pukul 10.00 WIB. Arus lalu lintas di sekitar lokasi berangsur normal.
Baca SelengkapnyaDi tengah semakin brutalnya agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, banyak pihak mengkritik kebungkaman para pemimpin negara-negara Arab.
Baca SelengkapnyaSementara itu, warga Israel dianggap sebagai teroris oleh sebagian besar dunia.
Baca SelengkapnyaPejabat tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas, Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu
Baca SelengkapnyaIsrael sedang mempersiapkan fase baru perang di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaPemberontak Suriah kemarin mengumumkan rezim Bashar al-Assad telah jatuh dan kini mereka berkuasa.
Baca SelengkapnyaPemungutan suara untuk resolusi ini berlangsung pada Selasa (3/12).
Baca SelengkapnyaTerungkap, Israel Rayu Mesir Agar Terima Pengungsi Gaza dengan Imbalan Ini
Baca SelengkapnyaGilad Erdan kesal mendengar banyaknya negara yang mendukung Palestina menjadi Anggota Tetap PBB
Baca SelengkapnyaSetelah rezim Assad runtuh, Israel mengerahkan tank, jet tempur dan pasukan militer untuk memasuki zona penyangga yang diawasi PBB. Tindakan ini menuai kecaman.
Baca Selengkapnya