FOTO: Banjir dan Tanah Longsor Parah Bikin Kondisi Yecheon Memprihatinkan, Begini Potret Kerusakannya dengan Jumlah Korban Terus Bertambah
Jumlah korban bertambah. Setidaknya 26 orang tewas dan 10 hilang setelah hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor parah di Korea Selatan.
Jumlah korban dilaporkan terus bertambah pada Minggu (16/7/2023). Setidaknya 26 orang tewas dan 10 hilang setelah hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor parah di Korea Selatan.
FOTO: Banjir dan Tanah Longsor Parah Bikin Kondisi Yecheon Memprihatinkan, Begini Potret Kerusakannya dengan Jumlah Korban Terus Bertambah
Hujan lebat berintensitas tinggi selama tiga hari tanpa henti telah mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor parah melanda wilayah Yecheon, Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan.
Jumlah korban akibat bencanan ini dilaporkan terus bertambah dari sebelumnya 22 orang kini menjadi 26 orang tewas dengan 10 orang lainnya masih dalam proses pencarian tim penyelamat.
Jumlah korban tewas tersebut disampaikan langsung oleh tim penyelamat yang saat ini masih terus berjuang menjangkau orang-orang yang masih terperangkap dalam tanah longsor di Yecheon.
Sementara itu Badan Pemadam Kebakaran Nasional melalui timnya tengah berusaha melakukan penyelamatan terhadap orang-orang yang diduga masih terjebak di terowongan jalan raya yang terendam banjir, dimana dalamnya ada sekitar 15 mobil terjebak di Cheongju.
Hujan lebat juga mengakibatkan bendungan di Provinsi ChungCheong meluap sehingga pemerintah setempat pun melakukan evakuasi besar-besaran terhadap 4.763 warganya sejak Sabtu (15/7/2023).
Sementara itu yang terdata secara keseluruhan yang dievakuasi ada sekitar 7.000 orang dari berbagai provinsi di Korea Selatan.
Tim penyelamat juga menurunkan sejumlah anjing pelacak guna memudahkan petugas untuk melakukan pencarian korban yang masih terjebak dalam tanah longsor.
Sementara itu Badan Meteorologi Korea Selatan juga telah memperkirakan curah hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terus terjadi hingga hari Minggu ini (16/8/2023).
Bencana ini juga telah memicu pemutusan saluran listrik di 13 kota besar maupun kecil sejak semalam.
Para ilmuwan mengeluarkan peringatan terkait frekuensi dan intensitas hujan yang meningkat di seluruh Asia Timur. Menurut mereka kondisi itu dipengaruhi akibat perubahan iklim sehingga menyebabkan cuaca yang sangat ekstrem.
