Gadis Kampung, Awalnya Tak Kenal Internet, Tapi Penemuannya Mengguncang Dunia
Kisah seorang gadis dari India melalui berbagai rintangan dan kesulitan untuk menjadi seorang ahli teknologi.
Dia berasal dari sebuah kampung di Kolkata, India. Semasa bersekolah dia tak pernah berprestasi secara akademis. Dia baru mengenal Internet saat usianya 20 tahun.
Gadis Kampung, Awalnya Tak Kenal Internet, Tapi Penemuannya Mengguncang Dunia
Tapi kini Sampriti Bhattacharyya adalah pemimpin di balik Navier, sebuah perusahaan yang merevolusi industri maritim dengan penciptaan luar biasa: Navier 30, kapal hidrofoil listrik yang mampu melaju mengambang permukaan air.Perjalanan Sampriti menuju inovasi luar biasa ini jauh dari kata mulus. Dia harus mengatasi kesulitan akademik, tantangan budaya, dan kesulitan finansial. Kisahnya sungguh menginspirasi dan luar biasa.
Semasa sekolah Sampriti adalah siswa biasa yang menghadapi kegagalan dalam pelajaran fisika.
Bahkan, ia pernah diberi saran yang menghancurkan mimpinya. Dengan entengnya, seorang guru menyuruhnya untuk menjadi seorang ibu rumah tangga.
Alih-alih membiarkan kegagalan tersebut mematahkan semangatnya, dia memilih perjalanan yang berbeda dengan mengambil keputusan untuk belajar teknik di Universitas Jadavpur.
Sumber: Times of India
Dalam sebuah wawancara dengan NAS Daily, dia mengatakan usahanya untuk magang di sebuah institusi penuh dengan penolakan tak henti-hentinya.
Dari 540 lamaran, 539 di antaranya berakhir dengan kekecewaan.
Namun, semangat tak terkalahkannya membawanya ke Fermilab, laboratorium fisika partikel terkemuka di Amerika Serikat, di mana dia akhirnya diterima.
This is titleItu menjadi awal perjalanannya. Dia meninggalkan Kolkata untuk melanjutkan karirnya di Fermilab, AS. Dia menjadi asisten peneliti dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan fisika.
Dari situ, dia kemudian melanjutkan magang lagi di NASA, di mana dia bekerja di bidang robotika dan eksplorasi ruang angkasa.
Dalam wawancara video dengan Nas Daily, dia mengutip perkataan Steve Jobs dan berkata, “Seperti yang dikatakan Steve Jobs, 'Dunia ini dibangun oleh orang-orang yang tidak lebih pintar dari Anda dan saya.' Jadi mengapa tidak melakukan sesuatu yang berani?
Berbekal 200 dolar di sakunya, dan mentalitas "melakukan hal-hal sulit dalam hidup.", tekadnya membawanya pindah ke Amerika Serikat pada tahun 2010. Dia mendaftar program magister di Universitas Ohio State dan kemudian mengejar gelar doktornya di MIT.
Di MIT, ia mengembangkan Hydro Swarm, drone bawah air yang mampu memetakan dasar laut dan mendeteksi ranjau. Dalam perjalanannya, dia berpartisipasi dalam berbagai kompetisi dan hackathon, yang mengantarnya bertemu dengan salah satu pendiri Navier, Reo Baird.
Pada 2020, Sampriti dan Reo meluncurkan Navier, dengan tujuan merevolusi perahu dengan menggabungkan hidrofoil, elektrifikasi, komposit canggih, dan sistem perangkat lunak cerdas.
Navier 30, ciptaan unggulan mereka, memiliki struktur yang menyerupai pesawat terbang, dapat meluncur di atas air. Tiga sayap yang beroperasi di bawah permukaan air mendorong badan kapal ke atas dengan kecepatan yang luar biasa, memungkinkannya menavigasi gelombang lautan dengan kegesitan yang tak tertandingi.
Visi Sampriti melampaui inovasi; dia ingin membuat berlayar menjadi lebih mudah, terjangkau, dan berkelanjutan, membentuk masa depan perjalanan di air sambil mengurangi dampak lingkungan dari transportasi laut.
Dedikasinya telah mendapatkan pengakuan dan dukungan dari berbagai investor, media, dan influencer, termasuk Nas Daily, yang menyebut kapalnya sebagai "hal paling keren" dan menggambarkan perjalanannya sebagai "kisah sukses luar biasa dari hasil kerja keras selama 13 tahun."Kisah Sampriti adalah bukti ketangguhannya yang tak tergoyahkan. Ketika ditanya apa yang akan dia lakukan jika Fermilab menolak lamarannya, dia dengan cuek menjawab bahwa dia akan mengirim email ke 500 perusahaan lainnya, menegaskan semangatnya yang tak pernah padam.
Sampriti Bhattacharyya adalah sumber inspirasi bagi siapa pun yang berani bermimpi dan ingin membuat perbedaan di dunia. Ia membuktikan bahwa dengan ketekunan, tekad, dan kreativitas, langit bukanlah batasan; segala sesuatu mungkin terjadi.