Gencatan senjata Gaza diperpanjang selama 24 jam

Merdeka.com - Mesir kemarin malam mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diperpanjang selama 24 jam agar dapat melakukan pembicaraan lebih lanjut ditujukan untuk mencapai gencatan senjata jangka panjang. Ini kata sumber-sumber Palestina dan Israel.

Pengumuman pemerintah Mesir itu datang kurang dari satu jam sebelum gencatan senjata sementara di Gaza ditetapkan untuk berakhir, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (19/8).

Pemerintah Mesir menyatakan dalam pernyataannya bahwa kesepakatan belum tercapai, tapi pembicaraan bertujuan untuk mencapai gencatan senjata jangka panjang akan terus berlanjut.

"Palestina dan Israel menyepakati perpanjangan gencatan senjata sampai 24 jam untuk melanjutkan negosiasi saat ini," kata kantor berita resmi Mesir, mengutip pernyataan pejabat di Kairo.

Sejak pekan lalu, Mesir telah mengadakan pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas ditujukan untuk mengakhiri perang sudah terjadi sebulan. Tapi hanya beberapa jam sebelum gencatan senjata sementara selama lima hari akan berakhir pada tengah malam, masih belum jelas apakah kesepakatan jangka panjang akan tercapai.

Pejabat Departemen Kesehatan Gaza Ashraf al-Kidra kemarin mengatakan korban tewas akibat pertempuran telah melonjak menjadi lebih dari 2.000 warga Palestina, sebagian besar mereka warga sipil. Sementara para pejabat PBB, yang sering mengambil lebih banyak waktu untuk memverifikasi data, menyatakan korban tewas ada 1.976 orang.

Ribuan rumah hancur, dan puluhan ribu orang masih meringkuk di tempat penampungan khusus milik PBB. Sedangkan korban tewas di pihak Israel berjumlah 67 orang.

Mesir bertemu kedua belah pihak kemarin, namun kesenjangan tampaknya tetap lebar. Hamas menuntut diakhirinya tujuh tahun blokade Israel-Mesir di Gaza yang telah menghancurkan perekonomian lokal. Sementara Israel menginginkan jaminan bahwa Hamas, yang menembakkan ribuan roket ke Israel selama pertempuran, akan dilucuti.

Blokade Gaza, yang diberlakukan setelah Hamas menguasai Gaza pada 2007, tetap menjadi batu sandungan utama. Blokade telah membatasi pergerakan warga Palestina baik ke dalam atau keluar dari wilayah dengan penduduk 1,8 juta orang itu, dan membatasi arus barang ke Gaza serta memblokir hampir semua ekspor.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan pada pekan ini dia tidak akan membiarkan Hamas memenangkan kemenangan diplomatik di meja perundingan. (mdk/fas)