Ilmuwan Temukan Pisau 'Swiss Army' Prasejarah, Berasal dari Zaman Batu 5.000 Tahun Lalu
Pisau dari Zaman batu ini ditemukan di situs arkeologi Neolitikum di Jerman.

Lebih dari lima ribu tahun yang lalu, orang-orang Zaman Batu di Eropa Tengah membuat gagang kayu untuk perkakas batu mereka.
Perkakas batu dengan gagang kayu ini ditemukan di situs arkeologi Neolitikum di Jerman Selatan. Alat ini memberi gambaran tentang bagaimana pisau prasejarah sebenarnya digunakan. Pisau dengan gagang kayu ini dibuat untuk mempermudah menggenggam tanpa cedera.
Perkakas tersebut ditemukan di sebuah situs bernama Wangen-Hiterhorn di Ohningen, sebuah kotamadya di perbatasan Jerman dan Swiss. Dengan panjang hanya 7.3 sentimeter, perkakas tersebut terlihat seperti pisau Swiss Army prasejarah kecil. Bilah batu tajam tersebut diikat dengan gagang kayu dari pohon tar dan sebuah lubang bor ke dalam kayu tersebut.

Jika dilihat dari bentuknya, kemungkinan dibuat agar perkakas tersebut bisa digantung.
Kini, benda tersebut dipamerkan di Museum Arkeologi Negara Bagian Baden Wurttemberg (ALM). Pisau ini ditemukan di situs pemukiman yang terhubung dengan budaya Pfyn.
Selama periode Neolitikum (4300 hingga 3500 SM), budaya ini menyebar dari Bavaria Selatan ke Swiss Utara. Budaya ini terkenal karena rumah panggungnya yang dibangun di tanah berawa di sekitar tepi danau, sungai, dan lahan basah.
Di enam negara, Hampir 1.000 situs rumah panggung Alpen ditemukan hingga saat ini. Menurut UNESCO, rumah panggung tersebut menambahkan daftar warisan dunia pada 2011.

Letaknya di lahan basah membuat banyak dari situs arkeologi ini masih memiliki kondisi yang baik untuk pelestarian bahan organik yang rentan hancur seperti kayu.
Pemukiman prasejarah Wangen-Hinterhorn dan rumah panggungnya pertama kali diidentifikasi di Zona perairan dangkal di sepanjang Danau Constance oleh seorang petani pada 1856. Namun, hingga tahun 1970 dan 1980-an tidak ada penggalian yang ekstensif oleh para arkeolog.
Masyarakat dari budaya Pfyn menetap di daerah sekitar Danau Constance sekitar tahun 3900 SM. Mereka membangun tempat tinggal di atas panggung yang terbuat dari pohon-pohon setempat, mereka juga menjinakkan hewan dan tanaman. Akan tetapi, mereka tidak tinggal secara permanen.

Arkeolog menemukan gelombang-gelombang pemukiman selama satu milenium. Artefak-artefak yang diawetkan di lingkungan lahan basah menunjukkan orang-orang Pfyn berinovasi dan bereksperimen dengan tekstil. Mereka juga memproduksi benda-benda tembaga.
Selain pisau tersebut, arkeolog juga menemukan peralatan lainnya yang berasal dari budaya Pfyn, yakni belati batu api dengan gagang kayu (berasal dari 3000-24000 SM), dan pisau batu api yang memiliki biji-bijian di dalam tar yang menahan batu tersebut ke gagang kayu (ditemukan pada 1940-an). Namun, informasi mengenai fungsinya masih sangat jarang diketahui.
Reporter Magang: Devina Faliza Rey