Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ilmuwan Ungkap Warna Kulit Asli Manusia Neanderthal

Ilmuwan Ungkap Warna Kulit Asli Manusia Neanderthal Neanderthal. © BBC.co.uk

Merdeka.com - Beberapa objek penelitian genom manusia Neanderthal adalah genotipe warna kulitnya. Manusia Neanderthal dianggap memiliki warna kulit cerah, tetapi bagaimana penjelasan ilmiah mengenai warna kulit mereka yang sebenarnya?

Pada tahun 2012, Caio Cerqueira beserta timnya melakukan penelitian terhadap ratusan polimorfisme genetik yang diasosiasikan dengan pigmentasi genom orang Neanderthal dan Denisovan.

Penelitian tersebut menemukan bahwa orang-orang Neanderthal memiliki sedikit alel polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) yang dimiliki oleh pigmentasi warna kulit manusia modern.

Orang lain juga bertanya?

Penelitian tersebut menytimpulkan bahwa manusia Neanderthal dipercaya memiliki kulit gelap, rambut kemerahan atau kecoklatan, dan memiliki mata berwarna coklat.

Bagaimanapun, terdapat beberapa sumber lain yang dapat menjadi patokan warna kulit manusia Neanderthal, sebab kemungkinan adanya perubahan terhadap pigmentasi manusia Neanderthal mungkin saja terjadi, hanya saja kita tidak mengetahui secara pasti.

Salah satu sumber tersebut adalah kesenian. Lukisan yang menggambarkan kehidupan manusia Neanderthal salah satunya adalah lukisan Charles Knight, yang menggambarkan orang Neanderthal dengan pigmentasi warna kulit cerah.

Lukisan lain dari Israel hingga Asia Barat utamanya menggambarkan manusia Neanderthal sebagai manusia dengan warna kulit cerah, jarang sekali lukisan tersebut menggambarkan manusia Neanderthal dengan warna kulit gelap.

Warna kulit gelap pada manusia Asia Barat dewasa ini diduga berasal dari kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan keadaan sekitarnya. Gen dari manusia Neanderthal dianggap telah berevolusi pada masa kini, dan pada masa lalu memang memiliki berwarna cerah.

Salah satu penelitian awal genetik fungsional manusia Neanderthal adalah penelitian terkait haplotipe gen MC1R.

Dikutip dari laman John Hawks, Jumat (2/4), Qiliang Ding beserta koleganya berhasil mengindentifikasi haploptipe genom Altai-Neanderthal dari Gua Denisova yang sekarang dimiliki sebagaian besar warga negara Taiwan.

Penelitiannya menemukan peningkatan pigmentasi, terutama dari partisipan Jepang.

Sementara itu, penelitian Joshua Akey pada 2016 menemukan bahwa peningkatan pigmentasi pada manusia modern sangat terkait dengan proses seleksi sejarah.

Salah satu haplotipe yang dimiliki orang Neanderthal adalah haplotipe OCA2, yang 60 persennya kini dimiliki populasi Asia Timur, 35 persen populasi Melanesia dan Asia Selatan, serta 30 persen dari Eropa.

Penemuan-penemuan di atas menyatakan penelitian terhadap warna kulit manusia Neanderthal bersifat variatif.

Sebagian besar dari mereka yang tinggal di Asia Timur dan Eropa memiliki warna kulit cerah, sedangkan yang tinggal di garis khatulistiwa memiliki pigmen gelap akibat adaptasi terhadap alam sekitar.

Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah Neanderthal Adalah Leluhur Kita? Ketahui Perbedaannya dengan Homo Sapiens
Benarkah Neanderthal Adalah Leluhur Kita? Ketahui Perbedaannya dengan Homo Sapiens

Neanderthal dan homo sapiens kerap disebut memiliki banyak kesamaan. Benarkah mereka nenek moyang kita?

Baca Selengkapnya
Manusia Neanderthal Terjepit di Dalam Gua Selama 150.000 Tahun dengan Posisi Tubuh Terbalik, Kerangkanya Belum Bisa Digali Hingga Kini
Manusia Neanderthal Terjepit di Dalam Gua Selama 150.000 Tahun dengan Posisi Tubuh Terbalik, Kerangkanya Belum Bisa Digali Hingga Kini

Kerangka manusia purba ini masih lengkap tapi belum bisa digali sampai saat ini sejak ditemukan pada 1993 silam.

Baca Selengkapnya
Studi Terbaru Buktikan Manusia Purba Neanderthal Berburu Singa 48.000 Tahun Lalu
Studi Terbaru Buktikan Manusia Purba Neanderthal Berburu Singa 48.000 Tahun Lalu

Temuan ini mengungkap keterampilan berburu dan kompleksitas interaksi manusia dengan lingkungan prasejarah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Arkeolog Temukan 7.000 Tulang Berusia 7.000 Tahun di Dalam Gua, Ada Tengkorak Manusia Dengan Kepala Berlubang, Ternyata ini Penyebabnya
Arkeolog Temukan 7.000 Tulang Berusia 7.000 Tahun di Dalam Gua, Ada Tengkorak Manusia Dengan Kepala Berlubang, Ternyata ini Penyebabnya

Gua ini juga pernah ditempati manusia Neanderthal.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Ungkap Bahasa yang Diucapkan Neanderthal 600.000 Tahun Lalu, Begini Perbedaannya dengan Bahasa Manusia Modern
Ilmuwan Ungkap Bahasa yang Diucapkan Neanderthal 600.000 Tahun Lalu, Begini Perbedaannya dengan Bahasa Manusia Modern

Kita memiliki nenek moyang yang sama dengan Neanderthal sekitar 600.000 tahun yang lalu.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Jelaskan Perbedaan Homo Sapiens dengan Neanderthal, Siapa yang Paling Mirip Manusia Modern?
Ilmuwan Jelaskan Perbedaan Homo Sapiens dengan Neanderthal, Siapa yang Paling Mirip Manusia Modern?

Homo sapiens dan Neanderthal adalah kerabat dekat manusia modern.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Temukan Bagaimana Nenek Moyang Manusia Bertahan dari Iklim Dingin Saat Keluar dari Benua Afrika
Ilmuwan Temukan Bagaimana Nenek Moyang Manusia Bertahan dari Iklim Dingin Saat Keluar dari Benua Afrika

Ilmuwan Temukan Bagaimana Nenek Moyang Manusia Bertahan dari Iklim Dingin Saat Keluar dari Benua Afrika

Baca Selengkapnya
Neanderthal dan Manusia Pernah Kawin Silang 47.000 Tahun Lalu, Peneliti Ungkap Lokasi Pertemuan Pertama Mereka
Neanderthal dan Manusia Pernah Kawin Silang 47.000 Tahun Lalu, Peneliti Ungkap Lokasi Pertemuan Pertama Mereka

Genom populasi manusia modern di luar Afrika mengandung sekitar 1 persen hingga 2 persen DNA Neanderthal.

Baca Selengkapnya
Kapan Pertama Kali Homo Sapiens Muncul Jadi Perdebatan, Begini Analisis Ahli Soal Asal Usul Manusia Modern
Kapan Pertama Kali Homo Sapiens Muncul Jadi Perdebatan, Begini Analisis Ahli Soal Asal Usul Manusia Modern

Asal-usul spesies kita, Homo sapiens, telah menjadi teka-teki bagi para ahli paleoantropologi selama bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya