Jenuh, militan asal Inggris di Suriah ingin pulang kampung
Merdeka.com - Para militan asal Inggris berperang di Suriah ingin kembali ke rumah mereka, setelah kecewa dengan konflik. Kenyataan itu muncul hari ini.
Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 500 warga Inggris radikal diyakini telah menuju ke negara yang dilanda perang itu, di mana beberapa kelompok Islam tengah memerangi pasukan Presiden Basyar al-Assad, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Jumat (5/9).
Tetapi beberapa dari mereka yang mendaftar untuk berjuang di Suriah sekarang telah menghubungi pihak berwenang di Inggris, mengatakan mereka telah jenuh berada di zona perang dan ingin kembali ke rumah.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa saja yang terlibat dalam perkelahian? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24).
-
Kenapa konflik terjadi? Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
-
Kenapa terjadi perang saudara? Perang saudara pecah setelah pembelahan kerajaan oleh Airlangga. Persaingan kedua putranya tidak berakhir setelah masing-masing menjadi raja. Mereka justru saling serang.
Seorang pria yang mewakili sebuah kelompok terdiri 30 militan dilaporkan menghubungi Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik King College London (ICSR), mengatakan kepada mereka bahwa kelompoknya ingin pulang.
Para militan, yang pergi ke Suriah dengan harapan menggulingkan rezim Assad, dilaporkan tidak senang karena harus berperang melawan faksi pemberontak lainnya.
Menurut koran the Times, pria itu mengatakan kepada para peneliti bahwa mereka datang (ke Suriah) untuk melawan rezim Assad tapi sebaliknya mereka seakan terlibat dalam perang geng. "Ini bukan sesuatu yang kita inginkan untuk datang ke sini, tetapi jika kita kembali (ke Inggris) kita akan masuk penjara."
"Orang-orang (militan) yang telah berbicara dengan kami ingin berhenti, tetapi mereka merasa terjebak karena pemerintah menyatakan akan memasukkan mereka ke penjara selama 30 tahun," kata Profesor ICSR Peter Neumann kepada the Times.
Dia percaya sekitar satu per lima dari pejuang Inggris di Suriah mencoba untuk mencari jalan keluar dari situasi mereka saat ini.
Neumann mengaku para militan ini dapat digunakan untuk menunjukkan kepada para calon jihadis baru ingin pergi ke Suriah bahwa realitas pertempuran mungkin tidak cocok dengan gambaran yang disajikan oleh propaganda dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Setidaknya 40 dari sekitar 250 warga Inggris sudah kembali dari Suriah telah ditangkap dan sekarang menghadapi pengadilan atas tuduhan terorisme.
Pemimpin Partai Buruh Inggris Ed Miliband telah menyarankan agar adanya program wajib deradikalisasi bagi orang-orang yang terlibat dengan kelompok-kelompok radikal seperti ISIS.
Namun pemerintah enggan mendukung skema yang dapat memungkinkan pelaku kejahatan terhindar dari hukuman atas kejahatan mereka.
Berita dari memudarnya semangat di kalangan para jihadis asal Inggris ini datang setelah ahli terorisme mengatakan bahwa unggahan di media sosial menunjukkan banyak warga Barat yang ikut angkat senjata di Suriah "belum dewasa".
Setelah mempelajari dari apa yang diunggah para pejuang di dunia maya, Profesor Greg Barton dari Pusat Penelitian Terorisme Global di Monash University mengatakan kepada Daily Mail Australia, "Kami sedang berhadapan dengan kaum laki-laki muda yang melakukan hal-hal bodoh, didorong oleh tekanan teman sebaya mereka dan keinginan untuk mendapat pengakuan. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Majalah Israel mewawancarai sejumlah tentara dan orang tua mereka soal kondisi mereka saat ini.
Baca SelengkapnyaWarga negara asing yang meninggalkan Lebanon di tengah ketegangan regional semakin meningkat jumlahnya.
Baca SelengkapnyaKeluarga tentara Israel dari Unit Maglan di Jalur Gaza melaporkan hal ini ke komandan militer mereka.
Baca SelengkapnyaTentara Israel berpikir mundur berperang melawan Hamas usai kecewa dengan sistem pemerintahan Israel.
Baca SelengkapnyaJumlah warga Israel yang pindah negara melonjak sejak 7 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaPejuang yang baru direkrut menjadi bagian dari pasukan militer Houthi menyatakan siap berperang di Gaza.
Baca SelengkapnyaWarga Gaza meninggalkan tanah kelahiran mereka menuju daerah yang lebih aman di hari ke-5 pertempuran Israel dan Hamas.
Baca Selengkapnya"Saya Tahu Apa yang Kami Lakukan di Gaza", Kisah Tentara Israel Menolak Kembali Bertempur
Baca SelengkapnyaGelombang pengungsi dari perbatasan Lebanon Selatan terus meningkat seiring serangan udara Israel semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaAgresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, dimulai sejak 7 Oktober dan telah menewaskan lebih dari 10.000 warga sipil.
Baca SelengkapnyaPara pencari suaka dijanjikan status penduduk permanen jika mau berperang di Gaza.
Baca SelengkapnyaSurvei: Tentara Israel Makin Lelah dengan Perang, Ingin Mundur dari Militer karena Gaji Kecil
Baca Selengkapnya