Kuda Paling Awal dalam Sejarah Beratnya Hanya 3,9 Kilogram, Kini Ada di Luar Angkasa
Kuda zaman purba tersebut tiba-tiba mengalami penyusutan ukuran.

Sekitar 56 juta tahun lalu, hewan-hewan di Bumi tiba-tiba berubah ukuran menjadi lebih kecil. Masa itu adalah Maksimum Termal Paleosen-Eosen, periode 200.000 tahun pelepasan karbon secara cepat dan pemanasan global yang mengubah lautan di bumi menjadi asam. Hal itulah yang menyebabkan hewan-hewan berubah ukuran, ada yang menyusut sampai 30 persen dari ukuran aslinya.
Ini adalah adaptasi terhadap peningkatan suhu yang dikenal sebagai hukum kubus persegi, berfungsi mengatasi panas karena pengurangan volume menyebabkan rasio luas permukaan yang lebih besar, sesuatu yang Anda perlukan untuk mendinginkannya.
Salah satu hewan yang ukurannya menyusut adalah kuda paling awal yang diketahui, Sifrhippus sandrae. Awalnya kuda ini memiliki berat 5,4 kilogram, tetapi selama periode Maksimum Termal Paleosen-Eosen, beratnya menyusut menjadi 3,9 kilogram. Fosil rahang kuda ini pernah ditemukan dengan gigi yang masih lengkap.
Fosil tersebut disiampan di Museum Sejarah Alam Florida Amerika Serikat. Pada Agustus 2024, fosil tersebut dibawa ke luar angkasa. Fosil ini dipilih Jon Bloch, kurator paleontologi vertebrata, dan Roger Portell, direktur koleksi paleontologi invertebrata, untuk melakukan perjalanan bersama ahli genetika Rob Ferl di atas roket New Shepard milik Blue Origin.
"Fosil-fosil tersebut harus berukuran kecil agar dapat melakukan perjalanan,” kata Bloch, dikutip dari IFL Science, Senin (17/2).
Penelitian Lanjutan
Selain fosil rahang kuda purba ini, dua fosil lainnya dibawa ke ruang angkasa yaitu fosil nenek moyang primata modern tertua yang pernah ditemukan dari periode Maksimum Termal Paleosen-Eosen dan fosil siput berusia 2,9 juta tahun.
Misi Rob Ferl ke luar angkasa bertujuan untuk melanjutkan penelitian efek percepatan dan gravitasi nol pada tanaman. Penelitian yang didanai NASA ini mengharuskan Ferl mengenakan tabung sampel di kakinya – sampel yang akan dia analisis saat kembali ke Bumi. Fosil yang dibawa serta tersebut merupakan pengingat tentang seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai planet kita.
Dulunya merupakan batu tak bernyawa, kini menjadi rumah bagi makhluk hidup yang cukup pintar untuk keluar dari gravitasi kita dan menjelajahi kosmos. Mereka juga menempatkan kita di bumi, sebagai pengingat akan apa yang terjadi pada planet ini ketika pelepasan karbon secara besar-besaran memanaskan keadaan lebih cepat daripada yang bisa ditampung oleh kehidupan di Bumi.