Ilmuwan Gunakan Dua Metode Menentukan Umur Manusia Purba, Begini Penjelasannya
Penentuan umur fosil manusia purba memberikan petunjuk penting tentang evolusi manusia.

Bagaimana para ilmuwan menentukan umur manusia purba yang telah lama menjadi fosil? Pertanyaan ini telah lama menjadi tantangan dalam dunia arkeologi dan paleontologi. Penentuan umur fosil manusia purba, yang memberikan petunjuk penting tentang evolusi manusia, dilakukan melalui dua metode utama: metode relatif dan metode absolut.
Kedua metode ini, meskipun memiliki keterbatasan masing-masing, saling melengkapi untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang masa lalu. Metode relatif berfokus pada perbandingan posisi fosil terhadap lapisan tanah dan fosil lainnya. Metode ini didasarkan pada prinsip hukum superposisi, di mana lapisan batuan yang lebih bawah diasumsikan lebih tua daripada lapisan di atasnya.
Dengan demikian, fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih dalam akan dianggap lebih tua. Namun, metode ini hanya memberikan urutan umur secara relatif, bukan umur absolut dalam tahun. Akurasi metode ini rentan terhadap gangguan geologi seperti gempa bumi atau erosi yang dapat mengubah susunan lapisan tanah.
Sementara metode absolut memberikan perkiraan umur fosil dalam tahun. Metode ini memanfaatkan sifat peluruhan radioaktif dari isotop tertentu. Salah satu metode absolut yang paling terkenal adalah penanggalan radiokarbon, yang mengukur jumlah karbon-14 yang tersisa dalam material organik seperti tulang atau kayu. Karbon-14 memiliki waktu paruh sekitar 5.730 tahun, sehingga dengan mengukur rasio karbon-14 terhadap karbon-12, para ilmuwan dapat menghitung umur sampel. Namun, metode ini hanya efektif untuk material organik yang berusia kurang dari 50.000 tahun.
Metode Relatif
Metode relatif, seperti namanya, hanya memberikan gambaran relatif tentang umur fosil. Fosil yang ditemukan pada lapisan batuan yang lebih dalam dianggap lebih tua daripada fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih atas. Ini didasarkan pada prinsip hukum superposisi, sebuah prinsip geologi fundamental. Namun, metode ini memiliki keterbatasan.
Gangguan geologi, seperti pergeseran tanah atau erosi, dapat mengubah posisi lapisan batuan dan fosil, sehingga menyebabkan kesalahan dalam penentuan umur relatif. Selain hukum superposisi, metode relatif juga dapat menggunakan teknik biostratigrafi, yang membandingkan fosil spesies tertentu yang telah diketahui umurnya dengan fosil yang sedang diteliti.
Dengan membandingkan jenis fosil yang ditemukan bersamaan, para ilmuwan dapat memperkirakan umur relatif fosil yang belum diketahui. Meskipun memiliki keterbatasan, metode relatif tetap menjadi alat penting dalam paleontologi. Metode ini memberikan kerangka waktu relatif bagi penemuan fosil dan membantu para ilmuwan untuk menempatkan penemuan tersebut dalam konteks yang lebih luas.
Metode Absolut
Metode absolut menawarkan cara yang lebih tepat untuk menentukan umur fosil, memberikan perkiraan umur dalam tahun. Metode ini bergantung pada peluruhan radioaktif isotop. Penanggalan radiokarbon, misalnya, memanfaatkan peluruhan karbon-14, isotop radioaktif karbon. Karena karbon-14 meluruh secara teratur, dengan mengukur jumlah karbon-14 yang tersisa dalam sampel organik, para ilmuwan dapat menghitung umur sampel.
Namun, penanggalan radiokarbon hanya efektif untuk material organik yang berusia kurang dari sekitar 50.000 tahun. Untuk fosil yang lebih tua, metode lain seperti penanggalan kalium-argon atau uranium-thorium digunakan. Metode-metode ini mengukur peluruhan isotop radioaktif dalam batuan vulkanik yang berada di sekitar fosil.
Dengan mengetahui laju peluruhan isotop tersebut, para ilmuwan dapat memperkirakan umur batuan, dan dengan demikian, umur fosil yang ditemukan di dekatnya. Metode absolut, meskipun lebih akurat, juga memiliki keterbatasan. Akurasi metode ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk kondisi lingkungan tempat fosil ditemukan dan kualitas sampel yang diuji. Oleh karena itu, hasil penanggalan absolut seringkali disertai dengan rentang kesalahan.
Penentuan umur manusia purba merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan pendekatan multidisiplin. Kombinasi metode relatif dan absolut, bersama dengan analisis konteks geologi dan lingkungan, memberikan gambaran yang paling komprehensif tentang umur dan sejarah manusia purba. Meskipun setiap metode memiliki keterbatasan, kombinasi keduanya menghasilkan pemahaman yang lebih akurat tentang evolusi manusia dan tempat kita dalam sejarah kehidupan di bumi.