Lima Misi Luar Angkasa Akan Diluncurkan Sepanjang 2025, Mulai dari Penjelajahan Bulan Sampai Planet Venus
Amerika Serikat mengusulkan dua misi, sementara Jepang dan China masing-masing mengajukan dua misi lainnya.
Sejumlah misi antariksa direncanakan untuk diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 2025. Misi-misi ini mencakup wahana yang ditujukan untuk menjelajahi bulan, Venus, dan Jupiter.
Bakal ada empat rencana pendaratan di bulan di awal 2025, dengan dua di antaranya berasal dari Amerika Serikat (AS), sedangkan dua lainnya berasal dari Jepang dan China. Selain itu, pada pertengahan 2024, NASA akan meluncurkan Spectro-Photometer for the History of the Universe, yang bertujuan untuk memetakan alam semesta.
-
Apa yang akan dilakukan NASA di Bulan? NASA berencana menerbangkan nama-nama orang ke Bulan dengan menggunakan robot penjelajah bernama VIPER.
-
Apa misi NASA di Bulan? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
-
Apa yang akan dilakukan robot penjelajah di Bulan? Mereka akan menghabiskan sekitar 14 hari Bumi untuk melakukan eksperimen yang dirancang untuk menguji kemampuan mereka.
-
Dimana robot penjelajah NASA akan mendarat di Bulan? Tiga penjelajah, masing-masing seukuran koper jinjing, akan dikerahkan ke wilayah Reiner Gamma di Bulan.
-
Dimana NASA akan menjelajah? Temuan ini juga bisa dijadikan eksplorasi lebih jauh oleh NASA kala mereka akan menjelajah ke Bulan pada 2026.
-
Kapan NASA ingin mendaratkan astronot di Bulan? NASA sekarang tengah berencana untuk mendaratkan astronot di Bulan pada tahun 2030.
Dilansir Science Alert, Rabu (1/1), berikut adalah misi antariksa 2025.
Pertama, eksplorasi bulan melalui Program Commercial Lunar Payload Services (CLPS) dari NASA akan menarik perhatian dengan berbagai misi penting. Pada tahun 2025, beberapa perusahaan seperti Astrobotic, Intuitive Machines, dan Firefly Aerospace akan mengirimkan muatan ilmiah ke berbagai lokasi di bulan. Misi tersebut akan meliputi eksperimen geologi bulan yang bertujuan untuk memahami karakteristik permukaan serta demonstrasi teknologi yang mendukung misi manusia di masa mendatang.
Selain itu, misi ini juga akan melakukan pengumpulan data lingkungan bulan untuk keperluan penelitian. Salah satu hal yang menjadi sorotan utama adalah penerapan teknologi pendaratan presisi yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat keberhasilan eksplorasi bulan. Teknologi ini diharapkan menjadi landasan bagi misi manusia ke bulan di masa depan.
Kedua, NASA akan meluncurkan Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization and Ices Explorer (SPHEREx) pada Februari 2025. Observatorium ini dirancang untuk memetakan lebih dari 450 juta galaksi serta 100 juta bintang yang terdapat dalam galaksi Bima Sakti dengan memanfaatkan cahaya inframerah-dekat.
SPHEREx bertujuan untuk menjawab berbagai pertanyaan besar mengenai asal-usul galaksi, mempelajari distribusi molekul air dan organik di "pembibitan bintang," serta menciptakan peta alam semesta yang komprehensif dalam spektrum cahaya inframerah. Observatorium ini akan menjadi alat yang sangat penting bagi para astronom dalam menggali rahasia alam semesta yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
Percobaan di Orbit Rendah
Badan antariksa Eropa, European Space Agency (ESA), berencana untuk melaksanakan uji coba penerbangan orbit menggunakan wahana luar angkasa Space Rider pada kuartal ketiga tahun 2025. Space Rider merupakan wahana ulang-alik yang dirancang untuk digunakan kembali dan bertujuan untuk mendukung berbagai eksperimen ilmiah di orbit rendah Bumi.
Penelitian yang akan dilakukan mencakup eksperimen mikrogravitasi yang bertujuan untuk memahami pertumbuhan tanaman, reaksi bahan, serta proses biologis yang berlangsung tanpa adanya gravitasi. Selain itu, wahana ini juga akan menguji teknologi telekomunikasi canggih yang diperlukan untuk mendukung misi jarak jauh serta mengembangkan alat eksplorasi robotik yang ditujukan untuk Bulan dan Mars. Dengan demikian, Space Rider diharapkan dapat membuka jalan bagi pengembangan wahana luar angkasa yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Misi M2/Resilience yang diusung oleh Jepang juga direncanakan untuk diluncurkan pada Januari 2025. Misi ini akan mengangkut pendarat dan mikro-rover yang bertujuan untuk mengeksplorasi permukaan Bulan. Salah satu fokus dari misi ini adalah melakukan uji pemisahan air yang bertujuan untuk menghasilkan oksigen dan hidrogen, yang sangat penting untuk mendukung eksplorasi Bulan dalam jangka panjang. Selain itu, misi ini juga akan menerapkan teknologi navigasi presisi tinggi yang memungkinkan pendaratan yang akurat serta sistem operasi otonom untuk rover, yang diharapkan dapat menjadi inovasi utama dalam mendukung eksplorasi lebih lanjut.
Beberapa misi flyby yang menarik akan berlangsung pada tahun 2025, di antaranya adalah BepiColombo (ESA-JAXA) yang akan melakukan flyby keenam di Merkurius pada Januari 2025. Selain itu, ada juga misi Europa Clipper (NASA) yang akan melakukan flyby di Mars pada Maret 2025, Lucy (NASA) dengan flyby asteroid Donaldjohanson pada April 2025, serta JUICE (ESA) yang akan melakukan flyby di Venus pada Agustus 2025. Flyby ini diharapkan dapat memberikan data penting, sekaligus memanfaatkan gravitasi planet untuk mempercepat dan mengarahkan wahana luar angkasa menuju target akhirnya.