Mengaku datang dari tahun 6491, pria ini beberkan kehancuran AS di masa depan
Merdeka.com - Penjelajah waktu atau yang biasa dikenal dengan time traveler memang masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Banyak yang percaya dengan adanya mesin waktu, namun tidak sedikit pula yang menganggap itu hanya omong kosong.
Baru-baru ini, seorang pria mengaku datang dari masa depan. Dia menyebutkan bahwa dirinya hidup pada tahun 6491. Pria bernama James Oliver tersebut meramalkan kehancuran Amerika Serikat yang akan terjadi dalam waktu dekat. Lebih lanjut, James mengatakan bahwa kehancuran AS lantaran erupsi Gunung Berapi Yellowstone.
Aku mengimbau soal bahaya Gunung Berapi Yellowstone," kata dia.
-
Kapan bumi akan hancur? Hari kiamat adalah hari berakhirnya kehidupan manusia di dunia sekaligus awal dari kehidupan di akhirat guna mempertanggungjawabkan semua yang telah diperbuat selama hidup.Ketika ini terjadi, bumi dan alam semesta akan hancur.
-
Kapan Bumi akan hancur? Dalam sekitar 1 miliar tahun, kehidupan di Bumi memang akan berakhir karena kurangnya oksigen.
-
Siapa yang memprediksi kiamat? Pelukis ternama, Leonardo da Vinci telah memprediksi kiamat di dalam salah satu lukisannya.
-
Bagaimana memprediksi erupsi gunung berapi? Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan.
-
Apa yang akan terjadi pada Bumi? Pembentukan superbenua ini diperkirakan akan berdampak besar pada perubahan iklim di Planet Bumi.
-
Kapan asteroid diperkirakan akan menghantam Bumi? Diperkirakan, asteroid ini akan menghantam Bumi pada Oktober 2036, memberikan manusia waktu sekitar 12,5 tahun untuk mempersiapkan diri menghadapinya.
"Seperti yang kalian tahu, gunung itu sudah menunda erupsi selama 600.000 tahun dan erupsi besar yang akan terjadi akan menghancurkan Amerika Serikat," lanjut Oliver yang berkoar-koar tanpa memiliki bukti konkret.
Si penjelajah waktu itu -- yang diduga kuat abal-abal -- juga mengatakan alasan mengapa erupsi gunung super tersebut akan memicu kehancuran di Negeri Paman Sam.
"Masalah utama yang akan muncul adalah, erupsi semacam itu akan melepaskan banyak abu ke atmosfer dan mengganggu mekanisme transportasi yang ada."
James Oliver, dengan anehnya, juga mengaku sebagai alien dan bukan berasal dari sistem Tata Surya yang kita kenal.
Namun, ia juga tidak menjelaskan secara lebih rinci karena alasan 'kebijakan perusahaan'. Ia juga menggambarkan dirinya sebagai semacam arkeolog.
Oliver juga mengklaim bahwa dia terdampar di Bumi setelah fenomena super blue blood moon yang terjadi beberapa bulan lalu.
Ia mengatakan, "Apa yang terjadi adalah peristiwa geologi yang mengganggu sinyal saya ke luar. Dan pada dasarnya mengganggu sistem operasi kapal saya, yang berarti saya terjebak di sini sampai tim peneliti lain mendarat di planet ini."
"Saya bisa berada di sini beberapa hari lagi, atau beberapa tahun lagi, atau beberapa dekade, bahkan berabad-abad. Saya benar-benar tidak tahu."
Tak perlu peramal, apalagi dari masa depan nun jauh di sana, untuk mengatakan bahwa letusan Yellowstone akan berdampak mengerikan bagi Amerika Serikat.
Sudah lama jadi rahasia umum: ada raksasa tidur di bawah Taman Nasional Yellowstone yang indah, yang terletak di negara bagian Wyoming, Montana, dan Idaho, Amerika Serikat.
Raksasa tidur itu berupa gunung berapi raksasa (supervolcano) yang cukup kuat untuk menghancurkan sebagian besar wilayah Amerika Serikat dan mengubah dunia.
Pada tahun 2013, tim ilmuwan menemukan bahwa kamar magma gunung raksasa itu ternyata jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya, 2,5 kali lipat.
Ilmuwan menemukan gua bawah tanah yang membentang lebih dari 90 km yang berisi sekitar 2.700 km kubik batuan cair. Temuan tersebut dipresentasikan dalam American Geophysical Union Fall Meeting di San Francisco.
"Kami telah bekerja di sana dalam waktu tak sebentar, dan selama itu kami selalu berpikir kamar magma itu lebih besar dari perkiraan... namun temuan ini tetaplah mengejutkan," kata Prof Bob Smith dari University of Utah, seperti dikutip dari BBC, Rabu (11/12/2013).
Tim menggunakan jaringan seismometer yang terletak di sekitar taman nasional untuk memetakan ruang magma.
Dr Jamie Farrell dari University of Utah menjelaskan, timnya merekam data gempa pada dan di sekitar Yellowstone. Lalu mengukur gelombang seismik yang merambat di tanah.
"Gelombang itu bergerak lebih lambat melalui material yang panas dan sebagian cair. Dengan itu kami bisa mengukur apa yang tersembunyi di sana."
Tim menemukan, kamar magma itu luar biasa besar. Mencapai kedalaman 2 sampai 15 kilometer. Liang itu diperkirakan memiliki panjang 90 kilometer dan lebar 30 km.
Ukuran kamar magma tersebut ternyata jauh lebih besar -- ke utara dan ke timur -- daripada yang diungkap studi sebelumnya. "Tak ada yang pernah memetakan ukuran seperti itu sebelumnya," tambah Dr Farrell.
MalapetakaTemuan tersebut digunakan para ilmuwan untuk menilai potensi ancaman gunung raksasa itu.
Seandainya Yellowstone meletus sekarang, akibatnya bakal katastropik -- malapetaka. Sebagai perbandingan, saat kali terakhir erupsi besar 640.000 tahun lalu, ia mengirim abu ke seantero Amerika Utara. Membawa dampak pada iklim dunia. Kekuatan erupsinya diperkirakan 25 ribu kali lebih kuat dari letusan Gunung St Helena pada tahun 1980.
Sebelum letusan mahadahsyat itu terjadi, lindu besar akan kuat mengguncang area sekitarnya, lalu ledakan besar akan menyapu bersih Yellowstone, membuatnya lenyap dari peta.
Kemudian, awan panas dan batuan membara membakar apapun yang dilewatinya, dengan suhu mencapai ratusan derajat Celcius. Abu akan menyelimuti bagian barat AS hingga radius 1.000 mil atau lebih dari 1.600 kilometer, masuk ke mesin pesawat terbang, melumpuhkan transportasi udara, mengancam pasokan pangan dunia.
Jatuhnya korban jiwa tak bisa dicegah. Sekitar 87.000 orang akan tewas seketika, belum lagi yang menyusul akibat dampak susulan.
Tak hanya itu, dua pertiga wilayah Amerika Serikat bisa jadi tak bisa dihuni karena udara beracun yang berhembus dari kaldera. Jutaan orang menjadi pengungsi.
Ilmuwan juga belum mengetahui kapan Yellowstone akan kembali meletus. Sejumlah ahli yakin, gunung Yellowstone meletus 700.000 tahun sekali.
Profesor Smith mengatakan, masih banyak data yang diperlukan untuk membuat prediksi, sebab, baru ada 3 letusan besar sejauh ini: pada 2,1 juta tahun lalu, 1,3 juta tahun lalu, dan 640.000 tahun lalu.
Sumber: Liputan6.com (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para ilmuwan berspekulasi ada kekuatan lain di Bumi yang menyebabkan dinosaurus punah, selain asteroid.
Baca SelengkapnyaTerlalu seram jika terjadi fenomena luar angkasa yang berdampak pada Bumi.
Baca SelengkapnyaSuperbenua ini tak main-main. Panasnya mampu membuat makhluk hidup punah, termasuk manusia.
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaKegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru yang dilakukan University of Bristol memprediksi kapan manusia dan mamalia akan mengalami kepunahan.
Baca SelengkapnyaEndapan bawah air tersebut memberi isyarat terdapat pola berulang terjadinya bencana setiap 10.000 sampai 15.000 tahun di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaIni dampak yang mungkin terjadi jika wilayah laut dilewati sisa-sisa gunung es ini.
Baca SelengkapnyaManusia punah menjadi misteri. Teknologi ini meramalkan kiamat kapan terjadi.
Baca Selengkapnya"Kotak Hitam" ini adalah kunci petunjuk bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi jutaan tahun silam.
Baca SelengkapnyaKematian dinosaurus hanyalah satu dari lima peristiwa global yang menyebabkan jutaan spesies musnah. Bagaimana peristiwa-peristiwa ini terjadi?
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan juga mengungkap penyebab peristiwa kepunahan massal di Zaman Trias-Jurassic.
Baca Selengkapnya