Obat palsu Ebola mulai beredar
Merdeka.com - Kian meluas dan cepatnya peredaran virus Ebola telah dimanfaatkan pihak-pihak ingin mengambil untung dengan menyebarkan obat palsu. Mereka mengklaim ramuan racikan mereka itu bisa mencegah terkena virus atau mengobati yang sudah terjangkit.
Badan Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (FDA) Kamis lalu telah memperingatkan beredarnya obat palsu diklaim untuk penyakit Ebola, seperti dilansir stasiun televisi Russia Today, Sabtu (16/8).
Menurut FDA, pihaknya sudah menerima sejumlah keluhan dari konsumen telah memakai obat palsu itu. "Saat ini belum ada vaksin atau obat untuk mencegah atau mengobati pasien Ebola," kata FDA dalam situs resmi mereka.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Kapan Hepatitis B baru bisa dideteksi? Banyak orang percaya bahwa hepatitis selalu disertai gejala yang jelas dan mudah dikenali. Padahal, kenyataannya banyak pasien hepatitis B atau C kronis yang tidak menunjukkan gejala apapun selama bertahun-tahun. Gejala mungkin baru muncul ketika kerusakan hati sudah cukup parah.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana vaksin DBD bekerja? Vaksin DBD bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue, sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi lebih lanjut.
Mereka menjelaskan pihaknya tengah mengembangkan obat atau vaksin untuk Ebola. Namun hasilnya belum diuji secara penuh soal keberhasilan dan keamanannya. Suplainya juga sangat terbatas.
Selentingan beredarnya obat palsu juga terjadi di Nigeria. Di negara ini sudah ada tiga korban tewas. "Rumor itu sendiri bisa menimbulkan banyak kerusakan," kata Ketua Komisi Kesehatan Lagos Jidde Idris.
Hingga saat ini Ebola telah mewabah di empat negara di Afrika Barat, yakni Sierra Leon, Liberia, Guinea, dan Nigeria. Secara keseluruhan korban tewas akibat virus Ebola ini lebih dari seribu orang, termasuk di Amerika Serikat dan Arab Saudi. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati
Baca SelengkapnyaKepala BPOM RI Taruna Ikrar menegaskan komitmennya untuk menindak tegas jaringan mafia skincare.
Baca SelengkapnyaPolda Riau membongkar produsen pil ekstasi palsu berbahan obat flu Procold di Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaRata-rata produk obat yang dilakukan penarikan diketahui Tidak Memenuhi Syarat (TMS) keamanan maupun izin edar.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca Selengkapnya