Pasangan Lansia di Malaysia Tewas Usai Makan Ikan Buntal Goreng
Merdeka.com - Pasangan lansia di Malaysia tewas setelah menyantap ikan buntal yang beracun.
Suami istri Ng Chuan Sing dan Lim Siew Guan, keduanya berusia 80-an tahun, membeli dua ekor ikan buntal dari penjual online pada 25 Maret. Hal ini disampaikan otoritas di negara bagian Johor, dikutip dari CNN, Selasa (11/4).
Pada hari yang sama, Lim menggoreng ikan tersebut untuk makan siang. Setelahnya, dia sesak napas dan menggigil.
-
Siapa pembeli Mi Ayam Mang Imang? Dilansir dari YouTube Liputan6, pelanggan mi ayam jumbo ini tak hanya berasal dari Cilacap. Namun mereka juga datang dari berbagai daerah di luar Cilacap seperti Jawa Barat, Jogja, Semarang, hingga Jakarta.
-
Siapa suami Si Eneng? Pada 4 Juni 2022, Jessica Anastasya dipersunting sang kekasih, Ilham Ramadhan.
-
Siapa yang menikah? Andre Taulany, pentolan The Prediksi, membagikan momen kebersamaan geng motor artis tersebut saat menghadiri resepsi pernikahan putri Tora Sudiro, tampil kompak dengan seragam.
-
Mengapa pasangan ini memilih beternak puyuh? 'Dan jadilah usaha puyuh ini. Benar juga, dalam waktu dua jam hasilnya dua kali lipat dibanding gaji saya saat masih bekerja di perusahaan di mana saya bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore,' kata Evi.
Satu jam setelah makan siang, suami Lim, Ng Chuan Sing juga merasakan gejala yang sama, jelas pemerintah Johor.
Pasangan tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ICU. Lim dinyatakan meninggal pada pukul 19.00 waktu setempat pada 25 Maret.
Sementara Ng koma selama delapan hari tapi kondisinya memburuk dan meninggal pada Sabtu lalu. Demikian disampaikan putri pasangan lansia tersebut, Ng Ai Lee.
Ng Ai Lee meminta pertanggungjawaban atas kematian orang tuanya dan diberlakukannya undang-undang yang lebih ketat di Malaysia, di mana sedikitnya 30 spesies ikan buntal umum ditemukan di perairan di negara tersebut.
"Mereka yang bertanggung jawab atas kematian mereka harus dimintai pertanggungjawaban berdasarkan undang-undang dan saya berharap pihak berwenang akan mempercepat penyelidikan," jelas Ng Ai Lee.
"Saya juga berharap pemerintah Malaysia akan meningkatkan penegakan dan membantu meningkatkan kesadaran publik bahwa ikan buntal itu beracun untuk mencegah insiden tersebut terjadi lagi."
Undang-undang Malaysia melarang penjualan makanan beracun dan berbahaya seperti daging ikan buntal, orang yang melanggar bisa dikenakan denda sebesar 10.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp33,7 juta atau penjara sampai dua tahun.
Kendati beracun, ikan buntal banyak dijual di pasar-pasar di Malaysia karena bentuknya yang eksotis dinilai menjadi daya tarik bagi pembeli, menurut ahli biologi kelautan Universitas Sains Malaysia, Aileen Tan.
"Ketika ikan buntal dibersihkan dan dijual setelah dipotong-potong, hampir mustahil masyarakat mengenali jenis ikan yang mereka beli," jelasnya.
Menurut pakar kesehatan, organ ikan buntal seperti kulit, darah, dan tulangnya mengandung zat beracun konsentrasi tinggi seperti tetrodotoxin. Mengonsumsi ikan ini dengan cepat menyebabkan pusing dan rasa perih di mulut yang kemudian disusul sesak napas dan kematian.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski beracun, ikan buntal rupanya bisa dikonsumsi asal diolah dengan benar.
Baca SelengkapnyaCerita anggota polisi pilih berjualan ikan di malam hari setelah selesai berdinas.
Baca SelengkapnyaBila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di balik pesonanya yang unik, ikan buntal menyimpan bahaya yang serius. Racunnya dapat melumpuhkan siapa pun, termasuk manusia.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaMakanan bergizi bisa diperoleh oleh anak bukan hanya dari bahan-bahan impor semata, namun juga dari bahan lokal yang diolah dengan baik.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaMenjelang Idulfitri, pedagang ikan asap Tuban bisa mengantongi omzet penjualan lebih dari Rp20 juta per hari.
Baca Selengkapnya