Pemuja Teori Konspirasi Sebut Covid Senjata Biologi AS atau China, Ini Kata Ilmuwan
Merdeka.com - Tiga tahun setelah WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020, masih ada pertanyaan besar mengenai asal-usul virus ini.
Virus Sars-CoV-2 penyebab Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, pada akhir Desember 2019. Pada saat itu kemunculannya dengan cepat dikaitkan dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.
Begitu virus ini merebak, otoritas kesehatan Wuhan segera membersihkan pasar pada 1 Januari 2020, termasuk menyingkirkan satwa liar eksotis seperti anjing, rakun dan tikus bambu. Satwa liar ini diyakini sebagai perantara virus dari kelelawar tapal kuda yang hidup di daerah sekitar Wuhan, kepada manusia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Pertempuran Wuhan dimulai? Pertempuran Wuhan yang dikenal oleh orang Tiongkok sebagai Pertahanan Wuhan dan oleh orang Jepang sebagai Perebutan Wuhan, adalah sebuah pertempuran berskala besar dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
Sayangnya, hingga kini, data penting tidak diketahui sejak awal dan China menolak untuk memberikan akses penuh ke data yang tersisa. Ketidaklengkapan ini yang akhirnya memunculkan teori konspirasi tentang asal-muasal virus COVID-19.
Ada yang percaya virus ini berasal dari virus yang sejak lama sudah ada pada hewan, namun berevolusi dan ditularkan ke sesama hewan atau manusia. Di sisi lain adalah mereka yang percaya mungkin virus ini tidak sengaja bocor dari Institut Virologi Wuhan yang lokasinya kurang dari satu kilometer dari pasar satwa liar.
Kebocoran Lab Vs Pasar Hewan
Pertanyaan tentang asal-usul COVID-19 menjadi pertanyaan penting dalam beberapa pekan terakhir di Amerika Serikat.
Pada awal Februari, badan intelijen Departemen Energi AS mengatakan dengan "tidak yakin" mereka percaya virus itu berasal dari kebocoran laboratorium.
Pernyataan ini juga didukung oleh Direktur FBI Christopher Wray.
"Untuk saat ini, kami menilai asal-usul pandemi kemungkinan besar merupakan insiden laboratorium potensial di Wuhan," menurut Wray.
Tetapi teori kebocoran laboratorium terkesan sangat dipolitisasi, mengingat ada ketegangan antara AS dan China.
Menurut direktur Pusat Kesehatan Global Universitas Oregon, Chunhuei Chi, ada kejanggalan dari awal mula pemantauan virus dan pernyataan resmi China.
"Mereka mulai mengumpulkan sampel pada awal Desember yang berarti mereka mengetahui penyakit ini jauh lebih awal," ujar Chi.
Namun, sekelompok ilmuwan biologi dan ahli virus menjalankan studi lain pada Juli 2022 tentang asal-usul COVID-19. Mereka beranggapan virus ini berasal dari hewan, tapi di sisi lain tetap membahas kemungkinan ada kebocoran laboratorium.
Salah satunya adalah penulis studi Worobey, yaitu ahli virologi di Universitas Saskatchewan, Angela Rasmussen.
"Tidak ada penjelasan lain, termasuk asal laboratorium di Institut Wuhan atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Wuhan, yang konsisten dengan bukti yang ada," tulis Rasmussen.
Sains Versus Geopolitik
Pakar lain sepakat transfer zoonosis virus ke manusia adalah penjelasan paling mungkin. Akan tetapi, peneliti ini juga berhati-hati akan kemungkinan lain.
"Ada bukti yang cukup besar tentang penyebaran secara alami. Dan sebagian besar wabah baru dimulai secara alami," menurut direktur Institut O'Neill, Lawrence Gostin, seperti dilansir laman Aljazeera, Senin (13/3).
Banyak ilmuwan berpendapat penyelidikan asal-muasal COVID-19 penting untuk dilakukan guna mempersiapkan krisis kesehatan di masa depan.
"Penting untuk terus mengejar pertanyaan ini. Tetapi pada saat yang sama, kita perlu memahami bahwa di masa mendatang, kita tidak akan mengetahui jawabannya," ujar Chi dari dari Oregon State University.
Namun pada akhirnya, para ilmuwan tidak membuat kesimpulan pasti mengenai asal-usul COVID-19 apakah berasal dari virus hewan atau kebocoran laboratorium. Ketidakjelasan inilah yang akhirnya menghasilkan teori konspirasi.
"Kemungkinan kita tidak akan tahu pasti apa penyebab krisis kemanusiaan terbesar sepanjang hidup kita ini. Lagi pula kita satu dunia sudah menderita. Kita berhak mendapatkan jawaban jelas," kata Gostin.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaGejala HMPV memang seperti batuk, demam, mungkin sesak dan nyeri dada.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca SelengkapnyaPeningkatan infeksi yang belum jelas penyebabnya menimbulkan pertanyaan tentang perubahan pola penyebaran.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnya