Penyelam Temukan Pedang Viking di Sungai Berasal dari Abad ke-9, Diduga Hilang Saat Pertempuran
Menurut para ahli, gagang pedang tersebut sangat unik dan langka.
Penyelam menemukan pedang zaman Viking saat menyelam di Sungai Suprasl, Polandia. Pedang ini dipamerkan Museum Militer di Bialystok, di Polandia timur laut.
Menurut para ahli, pedang tersebut memiliki gagang unik.
-
Bagaimana pedang Viking itu ditemukan? Petani itu sedang membuang sampah-sampah logam di kebun bersama putranya ketika menemukan pedang langka itu.
-
Dimana pedang Viking itu ditemukan? Seorang pendaki bernama Goran Olsen tidak sengaja menemukan pedang Viking di Norwegia.
-
Siapa yang menemukan pedang Viking? Seorang petani dan putranya menemukan pedang Viking yang langka di lahan pertanian keluarganya di Suldal, Norwegia.
-
Dimana pedang viking ditemukan? Seorang petani dan putranya menemukan pedang Viking yang langka di lahan pertanian keluarganya di Suldal, Norwegia.
"Sejauh pengetahuan saya, pedang tersebut sangat tidak biasa, hanya ada tiga atau empat pedang seperti itu di negara ini," kata direktur Museum Militer di Białystok, Robert Sadowski, dikutip dari Heritage Daily, Rabu (4/12).
Berdasarkan bentuk dan gagangnya, kemungkinan besar pedang ini dari zaman Viking, tetapi mungkin juga berhubungan dengan salah satu budaya Baltik.
Polandia selama periode Viking bukanlah arena utama aktivitas bangsa tersebut. Namun, bukti arkeologi mengonfirmasi kehadiran mereka dalam budaya material di pusat-pusat perdagangan dan pemerintahan.
Menurut para ahli, pedang itu kemungkinan berasal dari akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10 Masehi, yang mungkin hilang saat pemiliknya menyeberangi Sungai Suprasl atau mungkin selama pertempuran di dekat sungai tersebut. Dugaan terakhir ini didukung analisis yang lebih cermat terhadap pedang tersebut, di mana ditemukan bukti tanda kekerasan seperti retakan kecil, goresan, dan serpihan akibat menahan berbagai pukulan dalam pertempuran.
Dr. Ryszard Kazimierczak dari Universitas Nicolaus Copernicus di Torun menjelaskan, proses konservasi berlangsung di lingkungan basah yang dikontrol secara cermat untuk mencegah pedang mengering setelah berabad-abad tertanam di sedimen sungai.
Pedang tersebut kini akan ditambahkan ke koleksi museum, bergabung dengan pedang serupa yang ditemukan di Sungai Suprasl pada tahun 1970-an selama proyek pembangunan drainase.