Sedang Berenang di Sungai Kedalaman 1,2 Meter, Pegawai Museum Temukan Pedang Viking dari Abad ke-9
Menurut para ahli, pedang ini diduga kuat pernah digunakan untuk bertempur.
Seorang pegawai museum di Polandia menemukan sebuah pedang Viking saat sedang berenang di Sungai Supraśl. Pedang ini berasal dari abad pertengahan awal, sekitar abad ke-9 sampai ke-10 Masehi.
Szczepan Skibicki bekerja di Museum Angkatan Darat di Białystok, Polandia. Dia menemukan artefak langka ini pada 2022 lalu. Dikutip dari Arkeonews, Kamis (19/12), hanya segelintir pedang serupa yang pernah ditemukan di Polandia.
-
Kenapa pedang Viking ditemukan di Sungai Suprasl? Menurut para ahli, pedang itu kemungkinan berasal dari akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10 Masehi, yang mungkin hilang saat pemiliknya menyeberangi Sungai Suprasl atau mungkin selama pertempuran di dekat sungai tersebut.
-
Dimana pedang Viking itu ditemukan? Seorang pendaki bernama Goran Olsen tidak sengaja menemukan pedang Viking di Norwegia.
-
Bagaimana pedang Viking itu ditemukan? Petani itu sedang membuang sampah-sampah logam di kebun bersama putranya ketika menemukan pedang langka itu.
-
Siapa yang menemukan pedang Viking? Seorang petani dan putranya menemukan pedang Viking yang langka di lahan pertanian keluarganya di Suldal, Norwegia.
Skibicki menemukan pedang di tikungan sungai di mana erosi telah membuat endapan pasir menghilang.
“Pada kedalaman sekitar 120cm (1,2 meter),” kata Skibicki.
“Saya melihat sebuah benda menarik yang ternyata adalah pedang! Kemudian untuk pertama dan terakhir kalinya, saya berteriak kegirangan di bawah air!… Berkat pendidikan dan pekerjaan saya, saya tahu cara mengamankannya dan layanan mana yang harus diberitahukan.”
Skibicki menyebut penemuan ini bak memenangkan lotre dan merasa sangat beruntung telah menemukan artefak langka tersebut.
Bilah Tergores
Menurut para ahli, pedang tersebut kemungkinan terkait dengan budaya Baltik atau Viking, ditempa pada akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10.
“Pedang ini unik karena wujud, bentuknya, dan tingkat pengawetan bahan organik yang terlihat pada gagangnya. Ini sangat langka untuk artefak pada zaman ini,” kata Ryszard Kazimierczak dari Universitas Nicolaus Copernicus di Toruń.
“Kami pikir ada kemungkinan besar terjadi pertempuran di tepi sungai, pertempuran dan pedang berada di dalam air bersama pemiliknya,” kata Kaźmierczak.
Terdapat goresan pada bilah bagian tengah yang kemungkinan besar disebabkan oleh pertempuran.
“Bagian tengah menunjukkan bagaimana waktu dan penggunaan telah mempengaruhinya,” jelas Direktur Museum Angkatan Darat, Robert Sadowski.