Polisi tembak mati warga China picu kerusuhan besar di Paris
Merdeka.com - Tindakan aparat kepolisian memicu kerusuhan besar di Paris, Prancis. Masyarakat Tionghoa di kota itu memprotes aparat usai menembak seorang warga China, tidak lama setelah korban terlibat pertengkaran dengan tetangganya.
Dilansir Reuters, Selasa (28/3), insiden itu tak hanya memicu kerusuhan, tetapi juga protes diplomatik dari pemerintah China. Sesaat setelah kejadian, kementerian luar negeri negeri tirai bambu itu memanggil diplomat Prancis.
Di saat bersamaan, 100 anggota masyarakat China-Prancis turun ke jalan dan memenuhi Chinatown di kota tersebut pada Senin (27/3) malam. Beberapa pengunjuk rasa langsung melempari markas kepolisian dengan sejumlah batu dan beberapa kendaraan dibakar.
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Siapa yang membantai warga Tionghoa di Kali Angke? Merujuk laman Kelurahan Angke, sungai ini rupanya identik dengan kasus pembantaian terbesar etnis Tionghoa oleh pasukan VOC.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Di mana situs pembantaian di China berada? Peneliti menemukan situs pembantaian ini, dikenal sebagai situs Honghe di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, pada tahun 1990-an.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
Dari laporan media setempat, lelaki kelahiran China itu berurusan dengan polisi usai terlibat pertengkaran dengan tetangganya sendiri. Salah satu saksi langsung menelepon petugas untuk menengahinya.
Berdasarkan versi kepolisian, lelaki itu menyerang polisi dengan gunting, hingga membuat polisi terpaksa menembaknya. Namun, keluarga korban membantah laporan itu dengan menyebut gunting tersebut dibawa karena baru saja memotong ikan.
Polisi mengaku telah menangkap 35 orang setelah kerusuhan tersebut. Kejadian itu juga menyebabkan tiga orang polisi terluka dan mendapatkan perawatan medis.
Di Beijing, kementerian luar negeri telah memanggil diplomat Prancis untuk menjelaskan kejadian itu. Dia juga meminta otoritas Prancis untuk menyelidiki dan menjamin keamanan warga China di Paris.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerusuhan semakin memanas dan meluas ke berbagai kota di Prancis.
Baca SelengkapnyaSejumlah pihak di Prancis malah melakukan penggalangan dana untuk polisi pelaku pelaku penembakan remaja 17 tahun.
Baca SelengkapnyaMacron kemarin menyebut media sosial dan video games berperan dalam memperparah kerusuhan di Parncis
Baca SelengkapnyaKasus penikaman menyasar taman kanak-kanak kembali terjadi di China pada Senin (10/7/2023). Penyerangan ini menewaskan enam orang.
Baca SelengkapnyaKekacauan yang berlangsung selama tiga malam ini menewaskan sedikitnya 4 orang. Prancis pun menetapkan keadaan darurat di pulau itu.
Baca SelengkapnyaBentrokan pecah ketika para buruh berkumpul di pusat-pusat kota untuk menyampaikan aspirasi terkait hak-hak mereka.
Baca SelengkapnyaBentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca SelengkapnyaKorban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaLima belas tersangka telah dipindahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Changhua untuk diselidiki atas kasus pembunuhan.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaInsiden ini telah memicu kemarahan nasional di China. Presiden Xi Jinping pun berjanji memberikan hukuman berat bagi pelaku.
Baca SelengkapnyaMelihat korban terkapar dengan kondisi luka, pelaku RS kemudian melarikan diri.
Baca Selengkapnya