Polusi Udara Capai Level Terburuk, Pakistan Liburkan Sekolah Selama Seminggu
UNICEF melaporkan sekitar 600 juta anak di Asia Selatan terpapar polusi udara yang sangat tinggi.
Kota terbesar kedua di Pakistan, Lahore, akan menutup sekolah dasar selama seminggu akibat polusi yang mencapai level tertinggi. Pengumuman tersebut disampaikan pihak berwenang setempat pada Minggu (3/11) untuk melindungi jutaan anak dari paparan asap yang jauh melebihi batas aman.
Dalam beberapa hari terakhir, kabut asap menyelimuti kota yang berpenduduk 14 juta ini, yang merupakan kombinasi dari kabut dan polutan yang dihasilkan oleh asap diesel yang rendah, pembakaran lahan pertanian, dan winter cooling. Indeks kualitas udara yang mengukur berbagai jenis polutan, menurut data dari IQAir, menunjukkan angka lebih dari 1.000 pada hari Sabtu (2/11), jauh melampaui ambang batas 300 yang dianggap berbahaya.
"Prakiraan cuaca untuk enam hari ke depan menunjukkan pola angin yang tidak berubah. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menutup semua sekolah dasar, baik negeri maupun swasta, di Lahore selama seminggu," ujar pejabat senior perlindungan lingkungan Lahore, Jahangir Anwar, kepada AFP.
Penutupan tersebut akan berlangsung dari Senin (4/11) hingga Sabtu (9/11). Pemerintah juga menegaskan situasi akan dievaluasi kembali untuk mempertimbangkan kemungkinan perpanjangan penutupan sekolah.
"Kabut asap ini sangat berbahaya bagi anak-anak. Penggunaan masker di sekolah harus diwajibkan. Kami juga memantau kesehatan anak-anak di kelas senior," kata Marriyum Aurangzeb, menteri senior Punjab, pada Minggu, seperti yang dilaporkan Channel News Asia.
"Kami telah memasang penghitung kabut asap di rumah sakit," tambahnya.
Kurangi Angka Harapan Hidup
Terpapar udara beracun dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, di mana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan gangguan pernapasan dapat muncul akibat paparan berkepanjangan.
Pekan lalu, badan perlindungan lingkungan Provinsi Punjab mengumumkan langkah-langkah pembatasan baru di empat area yang dianggap rawan di kota tersebut. Kendaraan tuk-tuk yang menggunakan mesin dua tak yang mencemari udara dilarang beroperasi, begitu juga dengan restoran yang memanggang tanpa sistem penyaringan. Sementara itu, kantor pemerintah dan perusahaan swasta meminta separuh stafnya untuk bekerja dari rumah mulai hari Senin.
Anak-anak sangat rentan terhadap polusi, karena mereka bernapas lebih cepat dan menghirup lebih banyak udara dibandingkan dengan ukuran tubuh mereka dibandingkan orang dewasa. Bulan lalu, pihak berwenang melarang anak-anak untuk berolahraga di luar hingga Januari dan menyesuaikan jam sekolah agar anak-anak tidak berangkat saat polusi berada pada level tertinggi.
Institut Kebijakan Energi Universitas Chicago melaporkan polusi udara yang melebihi batas aman menurut WHO dapat mengurangi harapan hidup penduduk Lahore rata-rata hingga 7,5 tahun. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya masalah polusi udara yang dihadapi kota ini dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama anak-anak yang merupakan kelompok paling rentan.