Saluran air dibom karena perang, wabah kolera melonjak 170 persen di Yaman
Merdeka.com - Lembaga swadaya masyarakat Save the Children didukung badan kesehatan melaporkan,setelah saluran air di Hudaida, Yaman dibom karena perang, kasus kolera di daerah tersebut melonjak 170 persen. Dalam waktu kurang dari satu bulan kasus kolera di Hudaida meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 732 kasus pada Juli menjadi 1.342 pada Agustus.
Dilansir dari News Sky, Selasa (2/10), menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 30 persen dari kasus kolera di Yaman diderita oleh anak-anak di bawah lima tahun. PBB juga melaporkan hampir 100.000 anak-anak di Hudaida kekurangan gizi, dan jumlahnya lebih dari seperempat total penduduk Yaman.
Meningkatnya kasus kolera diduga karena pertempuran kian berkecamuk sejak Juni.
-
Apa penyebab utama kolera? Penyebab Kolera Bakteri bernama Vibrio cholerae adalah penyebab infeksi kolera. Efek mematikan dari penyakit ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan bakteri di usus kecil. Racun tersebut menyebabkan tubuh mengeluarkan air dalam jumlah besar, menyebabkan diare dan kehilangan cairan serta garam (elektrolit) dengan cepat.
-
Mengapa kolera berbahaya? Kolera adalah penyakit yang sangat serius yang dapat menyebabkan diare cair akut yang parah disertai dehidrasi parah. Kolera menyerang anak-anak dan orang dewasa dan dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak diobati.
-
Siapa yang terdampak krisis air? Menurut perkiraan PBB pada tahun 2023, 2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Jumlah tersebut setara dengan seperempat populasi dunia.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Apa saja akibat kekurangan air bersih? Sehingga berpotensi menimbulkan penyakit kulit, infeksi pencernaan, dan lainnya.
-
Dimana lokasi War Kolak yang viral? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.
"Situasi di Hudaida menjadi sangat tidak manusiawi karena konflik," ungkap Dr Mariam Aldogani, manajer lapangan Save the Children di Hudaida.
Arab Saudi dan sekutunya telah berperang melawan pemberontak Huthi di Yaman hampir empat tahun. Huthi menguasai sebagian besar Yaman Utara, termasuk Ibu Kota Sanaa.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Israel mengerahkan puluhan pesawat, termasuk jet tempur, untuk membombardir fasilitas-fasilitas di kota pelabuhan Hodeidah yang dikuasai Houthi.
Baca SelengkapnyaPerang genosida Israel di Gaza telah berlangsung selama hampir 10 bulan.
Baca SelengkapnyaGuyuran hujan lebat menambah penderitaan warga Palestina yang mengungsi di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Baca SelengkapnyaBadan amal Save the Children mendesak gencatan senjata antara Palestina dan Israel segera dilakukan di Gaza.
Baca SelengkapnyaHouthi mengatakan sistem pertahanan Israel gagal mencegat rudal mereka.
Baca SelengkapnyaAnak-anak di Jalur Gaza itu rela menyisihkan waktu bermainnya demi mengumpulkan air bersih untuk keluarga.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut tidak lain akibat dari tindakan Israel yang menghentikan pengiriman bantuan ke daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaPasukan Israel terus menyerang kota Jenin di Tepi Barat, Palestina.
Baca SelengkapnyaSerangan udara menghantam kilang minyak dan infrastruktur listrik, sehingga memicu kebakaran besar.
Baca SelengkapnyaHouthi menyerang Israel sebagai balasan atas perang genosida mereka di Gaza, membunuh hampir 39.000 warga sipil Palestina.
Baca SelengkapnyaPasukan zionis Israel terus melancarkan pengeboman di wilayah Gaza Selatan.
Baca SelengkapnyaWilayah yang belum terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih hanya Cileungsi, Ciseeng dan Tajurhalang.
Baca Selengkapnya