Turki Tetap Beli Rudal S-400 dari Rusia Meski Diancam Amerika Serikat
Merdeka.com - Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengatakan bahwa Turki tetap berkomitmen untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 meskipun ada tekanan keras dari Amerika Serikat. AS, yang merupakan musuh Rusia, awal pekan ini menghentikan penjualan jet tempur ke Turki karena negara tersebut tetap mempertahankan kesepakatan dengan Rusia.
"Turki secara khusus telah memenuhi kontraknya dengan Rusia," ujar Borisov kepada awak media di Moskow, Rusia, dikutip dari Middle East Eye, Kamis (4/4).
"Kami tidak punya masalah (satu sama lain)," tambah Borisov, menegaskan bahwa Turki tidak mengingkari kesepakatannya dengan Rusia hanya demi membeli 100 jet tempur dari AS.
-
Bagaimana hubungan AS dan Rusia saat ini? 'Hampir tidak mungkin hubungan ini memburuk lebih jauh. Saat ini, hubungan kita berada pada titik terendah dalam sejarah.'
-
Apa yang dijual Rusia ke Amerika? Alaska dijual oleh Rusia kepada Amerika Serikat dengan nilai sebesar 7,2 juta dolar pada tanggal 30 Maret 1867.
-
Kenapa Rusia jual Alaska? Penjualan ini terjadi setelah Rusia menghadapi tekanan politik dan keuangan akibat Perang Krimea dan kekalahan dalam Konflik Krimea.
-
Siapa yang dilarang AS? Amerika Serikat juga telah mengurangi pasokan chip high-end untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Tiongkok. Diberitakan bahwa otoritas regulasi di AS telah melarang Samsung untuk memasok chipset Exynos dengan teknologi 7nm atau yang lebih rendah kepada perusahaan-perusahaan di Tiongkok.
-
Kenapa pembelian Sukhoi SU-35 dibatalkan? Rencana awal pembelian Sukhoi dari Rusia SU-35 batal dilakukan karena terkendala ancaman sanksi CAATSA dan OFAC List dari Amerika Serikat.
-
Mengapa Prusia dihapuskan? Penghapusan Prusia dilakukan untuk menyingkirkan pusat militerisme dan reaksi Jerman.
Meski demikian, Borisov enggan memberikan penjelasan lebih spesifik tentang pernyataannya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu membuat pernyataan serupa kemarin. Dia menegaskan bahwa pemerintahannya tidak harus memilih antara Rusia dan AS.
"Kami tidak melihat hubungan kami dengan Rusia sebagai alternatif dari hubungan kami dengan pihak lain," tegas Cavusoglu dalam kunjungannya ke Washington DC untuk pertemuan NATO yang menandai peringatan ke-70 organisasi tersebut.
"Tidak ada satu pun, baik Barat maupun Rusia yang harus atau bisa meminta kami memilih di antara mereka," tambahnya.
Kunjungan Cavusoglu ke Washington dilakukan hanya selang beberapa hari setelah AS memutuskan untuk menghentikan penjualan jet tempur F-35 ke Turki, menyusul desakan sekutu NATO untuk menghentikan pembelian besar dari Rusia.
Di sisi lain, Wakil Presiden AS Mike Pence sekali lagi memperingatkan Turki agar tidak membeli sistem anti-rudal Rusia.
"Turki harus memilih. Apakah dia ingin tetap menjadi mitra penting dalam aliansi militer paling sukses dalam sejarah atau apakah dia ingin mengambil risiko keamanan kemitraan itu dengan membuat keputusan nekat yang merusak aliansi kita?" tantang Pence dalam sambutannya di acara NATO di Washington.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Baca SelengkapnyaRaoul menyayangkan sikap Elon Musk yang tidak merahasiakan dukungannya terhadap Donald Trump.
Baca SelengkapnyaDua drone yang datang ke Indonesia diharapkan bisa meningkatkan kualitas pertahanan khususnya lingkup udara untuk TNI AU.
Baca SelengkapnyaPentagon semakin khawatir tentang dominasi SpaceX dalam kontrak pemerintah AS, terutama setelah laporan komunikasi Elon Musk dengan Vladimir Putin mencuat.
Baca SelengkapnyaNATO meminta agar pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia dihentikan, setelah terungkap bahwa 10.000 tentara Korut terlibat dalam konflik di Ukraina.
Baca SelengkapnyaJenderal Amerika Serikat menyebut bahwap erang dengan China bisa terjadi 2025.
Baca SelengkapnyaKetika Iran menyerang Israel pada April lalu, negara Zionis itu dibantu dan didukung negara Arab seperti Yordania.
Baca SelengkapnyaIran Nyatakan Serangan Balasan ke Israel Sudah Berakhir, Ancam Serangan Berikutnya Akan Lebih Dahsyat
Baca SelengkapnyaIndonesia memastikan membeli Rafale dan Mirage 2000-5
Baca SelengkapnyaSejumlah negara Eropa menjadi pemasok senjata Israel. Mulai kapal selam hingga jet tempur ringan.
Baca SelengkapnyaRoket Terakhir Berisi Senjata Kimia Paling Mematikan di Bumi Disebut telah Dihancurkan
Baca Selengkapnya