Ukraina Sediakan 150 Drone untuk Kelompok Pemberontak HTS Sebelum Suriah Runtuh
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut Damaskus pada Minggu (8/12) dan mengumukan runtuhnya rezim Presiden Bashar Al-Assad.
Sumber dari surat kabar Washington Post mengungkapkan, pemerintah Ukraina menyediakan sekitar 150 pesawat nirawak (drone) dan sedikitnya 20 operator drone yang berpengalaman kepada para kelompok pemberontak bersenjata Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Sumber yang diwawancarai jurnalis Washington Post David Ignatius mengungkapkan, Kiev “berusaha melemahkan Rusia dan sekutunya di Suriah”.
Drone tersebut dikirimkan “empat hingga lima minggu lalu,” lapor Ignatius, seperti dikutip dari laman The Cradle, pada Jumat (13/12).
Pada awal September, media Turki melaporkan keberadaan spesialis Ukraina di Suriah yang melatih mantan milisi ISIS dan Al-Qaida yang menguasai Idlib untuk menggunakan pesawat tak berawak.
“Delegasi dari Kiev pergi ke Idlib dalam beberapa bulan terakhir dan bertemu dengan para pemimpin HTS,” surat kabar Turki Aydinlik melaporkan pada tanggal 9 September.
Ditukar dengan Pembebasan Militan
Surat kabar tersebut menambahkan, para agen dari Ukraina meminta pembebasan sejumlah militan Chechen, Georgia, dan Albania yang ditahan di penjara HTS dengan imbalan puluhan drone.
“HTS menerima persyaratan tersebut dan membebaskan beberapa tawanan,” kata sumber Kurdi kepada Aydinlik.
“Militer Ukraina melatih militan yang berafiliasi dengan Partai Islam Turkistan di bawah komando HTS untuk menggunakan drone dan mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kecepatan terbang, fotografi, dan penargetan,” papar laporan itu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada bulan September, "da informasi bahwa utusan Ukraina, dari intelijen Ukraina, berada di zona de-eskalasi Idlib di wilayah Suriah, tempat mereka merekrut militan Jabhat al-Nusra, yang sekarang disebut HTS, untuk melibatkan mereka dalam operasi mengerikan baru yang direncanakan."
Media Rusia mengungkap kolaborasi antara HTS dan militer Ukraina telah berlangsung sejak 2022.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti