Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Waspadai Dampak Psikologi karena Jaga Jarak Sosial Selama Pandemi Corona

Waspadai Dampak Psikologi karena Jaga Jarak Sosial Selama Pandemi Corona tes covid-19 di vietnam. ©2020 REUTERS/Kham

Merdeka.com - Praktik saling jaga jarak fisik dan isolasi diri adalah bagian penting dari upaya mengurangi penyebaran virus corona dan diharapkan dapat menekan jumlah kematian akibat penyakit ini.

Sama pentingnya dengan menjaga upaya ini tetap berjalan sesuai rencana, juga penting untuk mengenali efek psikologis yang dapat terjadi pada orang.

Manusia adalah makhluk sosial. Seperti semua hewan sosial, manusia telah berevolusi selama ribuan tahun untuk bergantung pada interaksi sosial yang kompleks dengan yang ada dalam spesies manusia sendiri.

"Ini telah menjadi bagian penting dari evolusi kita dan membentuk dasar dari sebagian besar masyarakat," tulis dokter di NHS Inggris, Dr Amir Khan, dilansir dari Aljazeera, Rabu (15/4).

Ketika pembatasan sosial semakin ketat diberlakukan, para ahli kesehatan mental memperingatkan bahwa kehilangan koneksi penting ini bisa datang dengan risiko psikologis yang tinggi.

Ada perbedaan antara terisolasi secara sosial dan kesepian.

Keterasingan sosial adalah pemisahan fisik objektif dari orang lain - sebut saja, hidup sendiri - sementara kesepian adalah perasaan tertekan subyektif karena sendirian atau terpisah.

Ada orang yang merasa kesepian saat berada di tengah orang lain, dan ada juga orang yang sendirian namun tidak merasa kesepian.

"Tapi kesepian bukan hanya perasaan; itu adalah peringatan biologis dari tubuh Anda untuk mencari orang lain. Koneksi manusia penting untuk bertahan hidup dan berkembang, dan tubuh Anda mengetahui hal ini," jelas Khan.

Jaga jarak sosial dan isolasi diri secara fisik yang telah diterapkan untuk membatasi penyebaran virus corona mengakibatkan peningkatan jumlah orang yang merasa kesepian.

Jauh sebelum pandemi ini, kesepian telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan.

Mimpi Buruk

Ada laporan anekdotal tentang orang yang mengalami mimpi buruk atau kesulitan tidur sebagai akibat dari stres di tengah pandemi virus corona.

Menurut Khan, ini bukan hal mengejutkan. Berdasarkan penelitian terhadap fenomena ini, apa pun yang dapat menyebabkan kecemasan atau stres akan meningkatkan risiko seseorang mengalami mimpi buruk.

"Trauma dan kejadian-kejadian yang mengganggu juga dapat memiliki efek yang sama pada tidur dan mimpi Anda," tulisnya.

Kesendirian

Lansia sangat rentan selama masa isolasi. Penelitian telah mengaitkan isolasi sosial dan kesepian pada lansia dengan risiko lebih tinggi dari berbagai kondisi fisik dan mental, serta penurunan kognitif dan penyakit Alzheimer, bahkan kematian yang lebih dini.

Diperkirakan bahwa orang lanjut usia yang kesepian tidak terlibat dalam kegiatan seperti percakapan dengan orang lain, menghabiskan lebih sedikit waktu di luar rumah dan kurang aktif secara fisik daripada rekan-rekan mereka yang tidak kesepian, dan semua ini menyebabkan tekanan mental yang signifikan yang dapat menyebabkan peningkatan tingkat Demensia Alzheimer.

'"Efek isolasi sosial tidak terbatas pada orang tua. Dengan lebih sedikit orang yang berpelukan dan saling menyapa selama pandemi, kita kehilangan satu lagi dari koneksi manusia kita yang esensial - sentuhan," jelasnya.

Depresi dan kecemasan

Sentuhan manusia melepaskan hormon dalam tubuh yang disebut oksitosin. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kadar oksitosin yang lebih rendah telah menghasilkan tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi.

Kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan juga lebih umum di antara mereka yang mengisolasi diri selama pandemi.

Khan mengutip Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa yang menyatakan: "Perasaan kesepian dan isolasi sosial, yang meningkat akibat krisis kesehatan masyarakat saat ini, dapat memiliki konsekuensi kesehatan yang parah bagi sejumlah kelompok sosial ekonomi."

"Lebih jauh, membatasi akses ke kegiatan sehari-hari yang normal, tidak hanya bekerja, tetapi interaksi sosial yang normal dengan orang lain memicu masalah kesehatan mental, dan melemahkan kesehatan fisik bagi mereka yang sudah berjuang untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan yang baik."

Konsultasi Dokter

Orang-orang bergantung pada rutinitas untuk kesehatan mental mereka. Ini mungkin termasuk hal-hal seperti pergi bekerja, membawa anak-anak ke sekolah atau pergi ke pusat kebugaran.

Ketika rutinitas mereka dibatasi dan mereka dipaksa melakukan isolasi - dengan ancaman tambahan menjadi sakit parah akibat virus - ada bahaya nyata yang timbul karena masalah kesehatan mental.

"Sebagai seorang dokter, saya mengalami peningkatan jumlah panggilan dari pasien saya tentang kesehatan mental mereka. Orang dengan masalah kesehatan mental yang ada mendapati situasi saat ini sangat sulit, dan penting bagi mereka untuk berbicara dengan ahli kesehatan mengenai hal itu," jelasnya.

Khan mengatakan, hal yang tidak diinginkan setelah pandemi berakhir adalah banyak orang yang menderita masalah kesehatan mental.

"Jika Anda sedang berjuang mengatasi kesehatan mental Anda, segera konsultasi dengan petugas kesehatan," pungkasnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Evolusi Manusia Masih Kalah Cepat dengan Perubahan Budaya Modern, Dampaknya Ini yang Terjadi
Evolusi Manusia Masih Kalah Cepat dengan Perubahan Budaya Modern, Dampaknya Ini yang Terjadi

Evolusi Manusia Masih Kalah Cepat dengan Perubahan Budaya Modern, Dampaknya Ini yang Terjadi

Baca Selengkapnya
Pada Dasarnya, Apakah Manusia Sesungguhnya Baik atau Jahat? Ini Kata Penelitian
Pada Dasarnya, Apakah Manusia Sesungguhnya Baik atau Jahat? Ini Kata Penelitian

Secara umum, manusia menjadi baik atau jahat sangat tergantung dari kondisi lingkungan sekitarnya.

Baca Selengkapnya
Homo Sapiens Adalah Spesies Manusia Purba, Simak Ciri-cirinya
Homo Sapiens Adalah Spesies Manusia Purba, Simak Ciri-cirinya

Proses evolusi Homo Sapiens dimulai sekitar lebih dari 200.000 tahun yang lalu.

Baca Selengkapnya
Mengenal 8 Ciri-ciri Manusia Purba Homo Sapiens, Nenek Moyang Manusia Modern
Mengenal 8 Ciri-ciri Manusia Purba Homo Sapiens, Nenek Moyang Manusia Modern

Merdeka.com merangkum informasi tentang 8 ciri-ciri Homo sapiens yang membedakan mereka dari spesies manusia lainnya.

Baca Selengkapnya
Antropologi adalah Ilmu yang Mempelajari Perilaku Manusia, Berikut Penjelasannya
Antropologi adalah Ilmu yang Mempelajari Perilaku Manusia, Berikut Penjelasannya

Disiplin ini berusaha untuk memahami manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat dan budaya tertentu.

Baca Selengkapnya
Mengapa Manusia Suka Ghibah dan Bergosip?
Mengapa Manusia Suka Ghibah dan Bergosip?

Banyak orang tidak bisa melewatkan waktu tanpa bergosip atau ghibah tentang orang lain.

Baca Selengkapnya
Cara Memulihkan Tubuh saat Kelelahan Akibat Banyak Bersosialisasi
Cara Memulihkan Tubuh saat Kelelahan Akibat Banyak Bersosialisasi

Pada saat seseorang kelelahan akibat terlalu banyak bersosialisasi, penting untuk melakukan pemulihan yang tepat.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Ungkap Virus Purba Punya Peran Besar dalam Evolusi Manusia, Nenek Moyang Kita Jadi Bisa Berkembang
Ilmuwan Ungkap Virus Purba Punya Peran Besar dalam Evolusi Manusia, Nenek Moyang Kita Jadi Bisa Berkembang

Penemuan ini menunjukkan virus mungkin memainkan peran lebih besar dalam evolusi kita daripada yang kita sadari.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Ungkap Sejak Kapan Manusia Mulai Berbicara dengan Bahasa, Ini Hasil Temuannya
Arkeolog Ungkap Sejak Kapan Manusia Mulai Berbicara dengan Bahasa, Ini Hasil Temuannya

Bahasa telah ada delapan kali lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Seperti Apa Wujud Manusia di Tahun 3000? Ilmuwan Mulai Tunjukan Hasil yang Mengejutkan
Seperti Apa Wujud Manusia di Tahun 3000? Ilmuwan Mulai Tunjukan Hasil yang Mengejutkan

Hasil yang mengejutkan dijelaskan ilmuwan dengan model komputerisasi.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Manusia Tak Punya Umur Panjang seperti Dinosaurus
Ini Alasan Manusia Tak Punya Umur Panjang seperti Dinosaurus

Ternyata ini alasan mengapa umur manusia mungkin tak bisa sepanjang beberapa dinosaurus.

Baca Selengkapnya