Pemimpin tertinggi Korea Utara yang kedua, Kim Jong Il dikenal sebagai penggemar berat film. Ia memiliki perpustakaan dengan koleksi 15.000 film yang bisa ditonton kapan saja.
Kisah Pasangan Sineas Korsel yang Diculik Kim Jong Il buat Majukan Perfilman Korut
Korea Utara
Sebelum menjadi diktator pada 1994, Kim Jong Il bergabung dengan Departemen Propaganda dan Agitasi pada tahun 1966 dan kemudian menjadi direktur Divisi Film dan Seni Pertunjukan. Tugasnya adalah memanfaatkan film dan opera sebagai propaganda.
Melalui bukunya yang berjudul Tyranny of the Weak: North Korea and the World 1950–1992, Charles K. Armstrong mengatakan kalau film-film Korea Utara di bawah supervisi Kim Jong Il memiliki tema seragam tentang patriotisme, nasionalisme, dan pengkultusan Kim Il Sung.
Pada awal tahun 1970-an, Kim Jong Il merasa tak puas dengan film-film produksi sineas Korea Utara yang baginya kurang "hidup" dan "bersemangat" jika dibandingkan film produksi Korea Selatan. Menurutnya, itu karena para sineas Korea Utara kurang berusaha keras, sebab negara tetap memberi mereka makan walaupun membuat film dengan asal-asalan.
Kim Jong Il membutuhkan ide-ide segar yang dapat mengembangkan perfilman Korea Utara. Namun, dia tidak ingin menggunakan sineas film dari barat. Jadi, solusinya adalah menculik dua sineas Korea Selatan dan memaksa mereka membuat film-film hebat untuk Korea Utara.
Pada tahun 1978, Kim Jong Il memerintahkan agen-agennya untuk menculik Shin Sang Ok dan Choi Eun Hee. Shin Sang Ok adalah seorang sineas terkemuka yang dikenal sebagai "Pangeran Sinema Korea Selatan". Shin telah menyutradarai lebih dari 60 film dan memproduksi lebih dari 90 film. Film-filmnya sangat populer pada tahun 1950-an dan 1960-an.
Choi Eun Hee adalah mantan istri dan kolaborator utama Shin Sang Ok. Ia adalah salah satu aktris Korea Selatan paling populer pada tahun 1960-an dan 1970-an. Bersama dengan Shin, Choi Eun Hee mendirikan Shin Film dan memproduksi film-film yang mengharumkan nama Korea Selatan di berbagai festival film. Pasangan ini bercerai pada tahun 1976. Menurut Choi dalam wawancara dengan Korea JoongAng Daily, itu karena Shin berselingkuh dan punya anak dari wanita lain.
Menurut buku memoar Shin Sang Ok yang berjudul Kingdom of Kim, Choi Eun Hee diculik di Teluk Repulse, Hong Kong pada tahun 1978. Enam bulan kemudian, Shin Sang Ok yang datang ke Hong Kong untuk menyelidiki hilangnya Choi Eun Hee juga diculik agen-agen Kim Jong Il.
Awalnya, Shin Sang Ok diperlakukan layaknya tamu istimewa. Namun, beberapa upaya pelarian membawanya ke Penjara Nomor 6. Ia bertahan hidup dengan nasi dan rumput. Selama bertahun-tahun, ia diindoktrinasi ideologi partai komunis. "Saya mencapai titik batas seorang manusia," tulisnya.
Shin Sang Ok dan Choi Eun Hee dipenjara secara terpisah selama empat tahun. Mereka dipertemukan kembali dalam sebuah acara makan malam di Pyongyang yang diadakan oleh Kim Jong Il pada tahun 1983.
Dengan keramahan yang luar biasa, Kim Jong Il meminta mantan pasangan tersebut untuk memproduksi film-film yang bakal membuat Korea Utara diakui secara global. Kim juga meminta keduanya untuk menikah kembali.
Shin Sang Ok menerima cek gaji 3 juta dolar setahun yang bisa digunakan untuk keperluan profesional atau pribadi. Sebelum diculik, studio miliknya dibredel pemerintah Korsel. Ia merasa kariernya sedang berakhir. Kini, meskipun mendapatkan kesempatan untuk membuat film lagi, ia tetap ingin melarikan diri. "Tinggal di Korea [Utara] dengan kehidupan yang nyaman dan menikmati film sementara orang lain terkungkung bukanlah kebahagiaan, melainkan penderitaan," tulisnya.
Selama empat tahun, Shin Sang Ok membuat tujuh film untuk Kim Jong Il. Choi Eun Hee menjadi pemeran utama dalam semua film tersebut. Sambil bekerja, pasangan tersebut diam-diam merencanakan pelarian.
Salah satu film yang mereka buat adalah Runaway, sebuah kisah tragis tentang keluarga Korea yang mengembara di Manchuria pada tahun 1920-an, berhadapan dengan penindasan Jepang dan ketidakjujuran tetangga mereka.
Shin Sang Ok dan Choi Eun Hee juga memproduksi Pulgasari, film tiruan Godzilla yang jadi olok-olok kritikus. Setidaknya ada 700 orang yang dilibatkan dalam produksi. Shin juga diperbolehkan mengundang beberapa veteran produser film monster dari Jepang untuk membuat film yang didasarkan pada legenda era Goryeo itu.
Kadang, Shin Sang Ok dan Choi Eun Hee diperbolehkan terbang ke luar negeri untuk syuting. Mereka pernah diterbangkan ke Berlin untuk syuting dengan pengawasan ketat agen-agen Kim Jong Il. Setelah selesai membuat Pulgasari, Kim Jong Il sangat puas dengan kinerja Shin Sang Ok dan Choi Eun Hee. Ia mengirim bertruk-truk makanan ke studio. Tak lama, ia mengizinkan suami istri itu pergi ke Wina untuk membahas usaha patungan dengan sebuah perusahaan film di Austria.
Saat melakukan perjalanan ke Wina pada tahun 1986, Shin dan Choi berhasil melarikan diri dengan bantuan seorang kawan dari Jepang yang berprofesi sebagai kritikus film. Setelah bertemu dengannya untuk makan siang, mereka dibantu melarikan diri dengan taksi ke kedutaan Amerika Serikat.
Setelah Shin Sang Ok dan Choi Eun Hee lolos dari cengkeramannya, Kim Jong Il memutuskan untuk tidak menayangkan semua film yang diproduksi pasangan itu untuknya. Pulgasari baru dipertontonkan kepada publik pada 1998.
Hingga saat ini, otoritas Korea Utara tetap menyangkal tuduhan penculikan terhadap Shin Sang Ok dan Choi Eun Hee. Mereka menyebut pasangan itu datang ke Korea Utara dengan sukarela. Untungnya, Choi Eun Hee sempat merekam percakapan saat makan malam dengan Kim Jong Il dengan tape recorder yang ia beli diam-diam di pasar. Rekaman itu menunjukkan rencana Kim Jong Il secara detail.
Meskipun telah membagikan kisahnya kepada publik, loyalitas Shin Sang Ok masih dipertanyakan oleh publik Korea Selatan. Selama bertahun-tahun, beberapa orang masih percaya kalau ia tetap menjalin hubungan baik dengan Kim Jong Il.
Shin Sang Ok dan Choi Eun Hee tetap bersama hingga kematian Shin pada tahun 2006. Mereka sempat tinggal di Amerika Serikat setelah lolos dari Korea Utara.
Pasangan itu meninggalkan empat anak. Dua di antaranya adalah anak Shin dengan perempuan lain.
Choi sempat diculik lagi ke Korea Utara, 28 tahun setelah penculikannyaa yang pertama. Kali itu pun, ia berhasil meloloskan diri.
Sang aktris mengembuskan napas terakhir pada tahun 2018 di usia 92 tahun.
Trump adalah penggemar golf yang juga memiliki beberapa properti golf di berbagai lokasi, termasuk Florida, New Jersey, dan Virginia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, banyak produsen otomotif yang beralih dari tombol fisik ke layar sentuh untuk fitur mobil mereka.
Baca SelengkapnyaMerek asal Korea Selatan ini menawarkan tiga varian untuk versi facelift, yaitu SE RWD Standard Range, Long Range, dan XRT.
Baca SelengkapnyaSaat meninggalkan acara Boucheron di Seoul, Korea Selatan, Han So Hee terlihat cantik bak bidadari dalam gaun putih panjang yang menjuntai dan dihiasi indah.
Baca SelengkapnyaTKI ungkap kondisi terkini di pabrik-pabrik Korea Selatan usai eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea memanas.
Baca SelengkapnyaTKI ungkap kondisi terkini di pabrik-pabrik Korea Selatan usai eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea memanas.
Baca SelengkapnyaPerencanaan yang matang sangat penting agar liburan berlangsung menyenangkan dan bebas dari stres.
Baca SelengkapnyaUntuk pertama kalinya, militer Ukraina terlibat pertempuran melawan pasukan Korea Utara.
Baca SelengkapnyaKabar munculnya “poros” negara-negara yang memberikan dukungan kepada Rusia, termasuk China, Iran, dan Korea Utara dianggap sebagai ancaman bagi barat.
Baca SelengkapnyaProfesi Haenyeo sering kali menjadi tema dalam sinema Korea Selatan, baik di film maupun drama televisi.
Baca SelengkapnyaDalam uji coba yang dipantau Kim Jong-un, rudal balistik antarbenua Hwasong-19 berhasil terbang lebih tinggi. Rudal ini juga melesat jauh ke luar angkasa.
Baca SelengkapnyaKorea Utara melakukan uji coba rudal Hwasong-19 pada Kamis (31/10).
Baca Selengkapnya