Dianggap Produktif yang Berlebihan, Begini 4 Cara Jitu untuk Atasi Hustle Culture
Tren bekerja tanpa henti sering dianggap prestasi luar biasa.
Dianggap Produktif yang Berlebihan, Begini 4 Cara Jitu untuk Atasi Hustle Culture
Di era modern yang penuh tekanan, tren bekerja tanpa henti sering dianggap prestasi luar biasa.
Orang-orang yang selalu sibuk sering dihargai dan dianggap Berdedikasi terhadap pekerjaan.
-
Gimana cara berhenti jadi workaholic? Dilansir dari Health Shot, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil: Tetapkan Batasan Ini bukan hanya tentang menetapkan batasan yang jelas dengan pasangan Anda untuk hubungan yang sehat. Anda juga sebaiknya menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda. Tentukan jam kerja yang spesifik dan patuhi untuk memastikan gaya hidup yang lebih seimbang.
-
Bagaimana menghindari kesan bekerja demi keuntungan? Untuk menghindari kesan berhubungan hanya demi keuntungan atau kepentingan pribadi (transaksional), Paiji Yoo menyarankan agar kita tidak hanya menghubungi rekan kerja saat membutuhkan bantuan. Sebaliknya, kita harus membangun hubungan yang tulus dan terbuka dengan mereka agar kerja sama yang baik dapat terjalin.
-
Siapa yang disebut workaholic? Workaholic adalah orang yang memiliki dorongan yang berlebihan dan kompulsif untuk bekerja.
-
Bagaimana cara meningkatkan produktivitas? Meningkatkan produktivitas bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui manajemen waktu yang lebih baik, teknik kerja yang lebih efisien, maupun peningkatan kondisi fisik dan mental.
-
Bagaimana etos kerja dapat meningkatkan produktivitas? Ketika seseorang memiliki etos kerja yang tinggi, mereka mampu mengelola waktu dengan efisien dan fokus pada prioritas yang benar-benar penting. Mereka tidak mudah terganggu oleh hal-hal yang tidak relevan dan mampu mempertahankan kualitas kerja yang baik meskipun dalam situasi sulit. Selain itu, mereka berkomitmen untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan seringkali melampaui ekspektasi yang ada.
-
Apa dampaknya workaholic terhadap hidup? Workaholic mungkin juga menemui kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara hidup kerja dan pribadi, yang mengakibatkan hubungan yang tegang, perasaan terisolasi, dan penurunan kepuasan hidup secara keseluruhan.
Bisa Burnout
Ironisnya hustle culture akan memberikan dampak negatif jika dilakukan secara terus menerus.
Salah satunya adalah bisa mengakibatkan burnout dan kehilangan keseimbangan dalam kehidupan.
Terjebak dalam siklus kerja yang tak berkesudahan bisa merugikan kesehatan fisik dan mental seseorang.
Apalagi jika sudah di tahap mengorbankan aspek-aspek penting dalam hidup.
1. Stop Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Mengatasi hustle culture bisa dimulai dengan menghentikan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.
Perlu diingat bahwa setiap individu memiliki ritme, tujuan, dan perjalanan hidupnya sendiri.
Sedangkan membandingkan diri dengan kesuksesan atau produktivitas orang lain hanya menimbulkan tekanan yang tidak perlu.
Hal tersebut sekaligus mengaburkan pemahaman tentang nilai-nilai yang sebenarnya penting dalam kehidupan.
2. Harus Memiliki Time Management yang Baik
Manajemen waktu yang baik menjadi salah satu kunci utama untuk mengatasi hustle culture.
Hal ini melibatkan kemampuan untuk menetapkan prioritas, membuat jadwal yang realistis, dan belajar untuk mengatakan tidak pada pekerjaan yang kurang sesuai.
Dengan begitu, seseorang dapat menghindari tekanan berlebihan dan mengalokasikan waktu yang dimilikinya dengan bijak.
3. Jangan Merasa Bersalah untuk Beristirahat
Mereka yang sudah terlelap di hustle culture seringkali merasa bersalah jika menghabiskan waktu untuk bersantai atau istirahat.
Jadi Bagian Penting
Istirahat jadi salah satu bagian penting dari produktivitas jangka panjang. Hal ini tetap harus dilakukan untuk menjaga keseimbangan hidup, meningkatkan kreativitas, serta mengurangi risiko burnout.
4. Mengetahui Batasan Diri
Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengatakan tidak pada tugas yang melebihi kapasitas. Sehingga dapat menghindari penumpukan pekerjaan yang berlebihan dan tidak sesuai.
Mengatasi hustle culture bukan hanya tentang menghindari kesibukan tanpa henti.
Akan tetapi tentang merangkul kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.
Upaya-upaya tersebut dapat membuktikan bahwa keberhasilan tidak hanya diukur dari kesibukannya.
Melainkan sejauh mana seseorang menjalani hidup dengan makna dan kebahagiaan.