Hujan Tak Kunjung Turun, Ini Tata Cara Salat Istisqa dan Doa Minta Hujan
Shalat istisqa termasuk shalat sunnah yang dianjurkan ketika terjadi kekeringan atau musim kemarau yang berkepanjangan.
Hujan Tak Kunjung Turun, Ini Tata Cara Salat Istisqa dan Doa Minta Hujan
Namun, ketika musim kemarau melanda dan hujan tak kunjung turun, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat istisqa sebagai bentuk doa memohon turunnya hujan dari Allah SWT. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara sederhana mengenai tata cara pelaksanaan shalat istisqa beserta doa-doa yang dianjurkan.
Kehidupan manusia seringkali tergantung pada elemen-elemen alam, salah satunya adalah hujan.
Shalat Istisqa: Permohonan Hujan dari Allah SWT
Shalat istisqa termasuk shalat sunnah yang dianjurkan ketika terjadi kekeringan atau musim kemarau yang berkepanjangan.
Rasulullah SAW sendiri pernah melaksanakannya dan memerintahkan umatnya untuk ikut serta dalam pelaksanaan shalat istisqa.
Istisqa memiliki arti meminta turun hujan dari Allah SWT untuk sejumlah negeri atau hamba-Nya melalui shalat, berdoa, dan beristighfar ketika musim kemarau panjang melanda.
Pengertian Shalat Istisqa dan Waktu Pelaksanaannya
Menurut Kementerian Agama (Kemenag) RI, istisqa dapat diartikan sebagai meminta curahan air penghidupan atau hujan. Salat istisqa dilakukan sebanyak dua rakaat dengan niat yang dikerjakan secara berjamaah.
Waktu pelaksanaannya disunnahkan pada saat matahari mulai beranjak naik setinggi satu anak panah, yakni sepertiga jam setelah terbitnya matahari seperti waktu Shalat Id.
Sebelum memulai shalat istisqa, hendaknya kita membaca niat dengan lafal:
Niat dan Tata Cara Shalat Istisqa
Artinya, "Aku menyengaja sholat sunnah minta hujan dua rakaat sebagai makmum karena Allah SWT."
"Ushallī sunnatal istisqā’i rak‘ataini ma’mūman lillāhi ta‘ālā."
Tata cara shalat istisqa melibatkan dua rakaat, dengan takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.
Khutbah dapat dilakukan dua kali sebelum atau setelah shalat, namun khutbah setelah sholat lebih dianjurkan. Dalam khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali, dan sebelum masuk khutbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali.
Setelah menjalankan ibadah shalat istisqa, kita dianjurkan membaca doa istisqa yang mencerminkan kerendahan hati dan ketergantungan kepada Allah SWT. Salah satu doa yang dapat dibaca adalah:
Doa-doanya yang Membawa Makna Mendalam
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
"Yā hayyu, ya qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu."
Artinya, "Wahai Zat yang maha hidup dan maha tegak, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan."
Doa ini mencerminkan pengakuan bahwa Allah adalah sumber kehidupan yang hidup dan tegak. Sebagai hamba yang rendah, kita memohon pertolongan-Nya dalam bentuk hujan yang membawa berkah.
Doa Setelah Salat Istisqa dan Terjemahannya
Setelah menyelesaikan shalat istisqa, disarankan membaca doa setelah salat istisqa. Doa ini mencakup permohonan kepada Allah SWT untuk mengirimkan hujan yang bermanfaat dan mencukupi kebutuhan hidup. Salah satu doa setelah salat istisqa adalah:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ
اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ
اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ
اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Arab Latin: Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī'an marī'an (lan riwayat murī'an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā'iman. Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj'alnā minal qānithīn. Allāhumma inna bil 'ibādi wal bilādi wal bahā'imi wal khalqi minal balā'i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika. Allāhumma anbit lanaz zar'a, wa adirra lanad dhar'a, wasqinā min barakātis samā'i, wa anbit lanā min barakātil ardhi. Allāhummarfa' 'annal jahda wal jū'a wal 'urā, waksyif 'annal balā'a mā lā yaksyifuhū ghairuka. Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā'a 'alainā midrārā.
Artinya: "Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi. Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan.
Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.
Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu. Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu."
Doa ini membawa makna mendalam sebagai ungkapan kerendahan hati dan ketergantungan kepada Allah dalam menyikapi kondisi kekeringan.
Dalam menghadapi kekeringan dan musim kemarau, shalat istisqa menjadi bentuk doa dan usaha untuk memohon turunnya hujan dari Allah SWT.
Memohon dengan Ikhlas dan Kerendahan Hati
Semoga dengan menjalankan shalat istisqa dan berdoa dengan tulus, Allah memberikan hujan yang membawa berkah bagi kehidupan kita.