Jatiwangi gelar gerakan 5000 musik keramik
Merdeka.com - Ribuan masyarakat Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memainkan alat musik dari keramik lewat gelaran bertajuk The People Clay Gerakan 5000 Musik Kermaik Jatiwangi, Rabu (11/11).
Pantauan Merdeka Bandung, sejak pukul 14.00 WIB massa sudah berkumpul di Lapangan Ex Pabrik Gula Jatiwangi. Mereka adalah masyarakat Jatiwangi yang terdiri dari ribuan pelajar SD sampai SMA, ibu-ibu PKK, Polisi Wanita Polres Majalengka, perangkat kecamatan dan desa.
Masing-masing peserta memegang sebuah alat musik keramik berbagai jenis, mulai keramik genting dipukul pakai bambu, keramik tiup yang disebut okarina dan ditiup mengeluarkan nada diatonis seperti seruling, ada juga alat tiup disebut gading dengan suara mirip orang ngorok.
-
Dimana Giriwangi menjalankan usahanya? Hujan tipis-tipis mewarnai kawasan Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman sore itu.
-
Dimana saja daerah penghasil pertanian terbesar di Jatim? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung.
-
Hasil pertanian apa yang menjadikan Jatim sebagai produsen terbesar? Kerja keras petani mengantar Jatim menjadi produsen padi dan beras terbesar se-Indonesia selama tiga tahun berturut turut yakni tahun 2020, 2021 dan 2022.
-
Apa komoditas utama di Banten? Dalam laman jalurrempah.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa Banten ketika itu merupakan penghasil utama komoditas lada.
-
Apa hasil pertanian utama Kota Batu? Penduduk Kota Batu sebagian besar bekerja sebagai petani. Adapun hasil pertanian utama dari Kota Batu adalah buah, bunga dan sayur-mayur.
-
Bagaimana Banten Girang berkembang? Diperkirakan, eksistensinya sudah ada sejak abad ke-10 dan terus mengalami perkembangan hingga abad ke-13.
Ada juga anak SD memainkan genting dengan mangkuk atau botol, kendi yang ditutup karet dimainkan dengan dipukul menggunakan bambu. Mereka terbagi dalam berbagai banjar barisan yang dipimpin seorang konduktor.
Sekitar pukul 15.30 WIB, acara dibuka dengan sambutan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar. Setelah itu dilakukan pembacaan-pembacaan Ikrar Jatiwangi, Mars Jatiwangi, Wasiat Jatiwangi.
Acara penutup adalah Rampak Masyarakat Tanah Berbunyi, sebuah sajian musik keramik yang dimainkan secara serentak oleh ribuan peserta. Lebih dari tiga lagu mereka nyanyikan. Tiap musik diawali dengan lantunan alat tiup ocarina dan gading.
Musik yang disajikan terdengar seperti seni kontemporer, diawali dengan musik tiup keramik lalu diikuti pukulan-pukulan keramik dari peserta lainnya yang dipandu konduktor.
Acara musik keramik merupakan Festival Musik Keramik 2015. Acara ini pertama kali digelar tiga tahun lalu, dan rutin digelar tiga tahun sekali oleh Komunitas Jatiwangi Art Factory (JAF). JAF adalah komunitas seni yang membangun gerakan kreatif di Jatiwangi. Komunitas ini berdiri sejak 2005.
Dalam kesempatan tersebut hadir mahasiswa residensi dari Polandia dan Korea Selatan. Jajaran musyawarah pimpinan Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
Berdasarkan data musik kramik yang dibagikan kepada peserta, panitia mencatat ada sekitar 6.000 alat musik dibagikan. Jumlah tersebut melebihi target semula, yakni 5.000 peserta. jumlah ini sekaligus melebihi Festival Musik Keramik 2012.
Pendiri dan pengelola JAF, Arif Yudhi, mengatakan sebagian peserta tiga tahun lalu bermain musik serupa di lapangan bekas pabrik gula tersebut. "Tiga tahun lalu yang main di sini masih SD tiga tahun kemudian ada yang jadi SMP, yang SMP jadi SMA, yang SMA jadi mahasiswa," katanya.
Festival tahun ini, kata dia, bertema Tahun Tanah yang sudah disiapkan dua bulan lalu mulai dari pembuatan alat musik hingga mobilisasi warga. Tema Tahun Tanah mengacu mata pencaharian masyarakat Jatiwangi sebagai penghasil genting terbesar di Indonesia.
Sedangkan pada ikrar Jatiwangi, "bahwa kami akan menjaga kebudayaan, mengolah tanah liat dengan lebih bermartabat, kreatif dan menghormati norma-norma lingkungan hidup." (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Pewter, kerajinan tradisional dari bahan timah khas masyarakat Pulau Bangka
Baca SelengkapnyaPerkembangan musik gejog lesung telah mengalami modifikasi dan sentuhan-sentuhan kreatif dari para musisi perdesaan agar tetap punya daya tarik.
Baca SelengkapnyaTemuan keramik di Indonesia banyak yang berasal dari Dinasti Tang, tepatnya sekitar 1.200 tahun silam.
Baca SelengkapnyaSeni tari dari Cigasong ini unik karena menggunakan topeng dari genteng.
Baca SelengkapnyaFestival Gandrung Sewu menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan budaya lokal ke publik global.
Baca SelengkapnyaPada awalnya, tarian itu dibuat dalam rangka untuk mengikuti lomba tari tingkat nasional di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSaking banyaknya pengrajin keris di Sumenep, daerah ini dijuluki kota keris. Ada 500 lebih pengrajin keris di Sumenep.
Baca SelengkapnyaFestival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaTercatat ada 350 seniman dari 18 kelompok kesenian yang terlibat dalam acara itu.
Baca SelengkapnyaTradisi Unduh-unduh sudah dilaksanakan oleh jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jombang sejak tahun 1939. Tradisi ini merupakan cara mensyukuri kekayaan.
Baca SelengkapnyaGajeuma menjadi alat musik yang berfungsi sebagai pengiring lagu-lagu tradisional yang ada di Mentawai.
Baca SelengkapnyaRajabiyah dan Jamjaneng jadi tradisi Ira Miraj yang kental di Kebumen.
Baca Selengkapnya