Kenapa Sih Gen Z Disebut sebagai Generasi Stroberi?
Sering disebut sebagai generasi stroberi, ternyata begini penjelasannya.
Generasi Z alias Gen Z yang lahir antara tahun 1995-2010 mulai mendominasi era saat ini. Banyak dari mereka yang sudah beranjak dewasa, bahkan memasuki dunia kerja. Dikenal sebagai generasi kekinian, tapi Gen Z juga sering disebut sebagai Strawberry Generation alias Generasi Stroberi. Apa maksudnya sih?
Istilah Strawberry Generation atau Generasi Stroberi kabarnya mulai populer di Taiwan yang awalnya ditujukan buat orang-orang yang lahir di tahun 90an. Namun, seiring berjalannya waktu istilah ini mulai bergeser untuk generasi baru di bawah milenial, atau lebih tepatnya Gen Z.
-
Apakah Gen Z itu? Generasi Z, atau Gen Z, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
-
Siapa yang termasuk dalam generasi Gen Z? Kumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010.
-
Siapa saja yang termasuk dalam Gen Z? Generasi Z, yang juga dikenal sebagai Gen Z atau i-Gen, adalah kelompok individu yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Hal ini membuat mereka menjadi generasi yang tumbuh dan berkembang pada era teknologi yang terus berkembang pesat.
-
Kenapa disebut 'Strawberry Generation'? Istilah ini berasal dari Taiwan, yang menyebut generasi ini seperti buah strawberry—indah dan eksotis namun mudah hancur saat dipijak.
-
Siapa yang sering ditiru Gen Z? Pertama jelas jika yang dibilang secara spesifik adalah gen Z, brrti usia mereka saat ini remaja dan dewasa muda. Mereka kebanyakan memodel atau meniru banyak orang yang bermakna dalam hidupnya. Kebanyakan idola melakukan hal ini misalnya.
-
Bagaimana otak Generasi Z berkembang? Meskipun Generasi Z dan Alpha mungkin memiliki otak yang lebih besar daripada orang yang lahir 100 tahun lalu, penelitian menunjukkan mereka juga memiliki IQ yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Populer di Taiwan
Filosofi Buah Stroberi
Kenapa kok disebut generasi stroberi? Ternyata, buah yang satu ini dianggap memiliki bentuk yang sangat cantik dan estetik. Tapi, ternyata kecantikan itu hanya dari luar saja karena stroberi sendiri mudah hancur hanya dengan sedikit tekanan.
Karakteristik yang Dianggap Mirip Gen Z
Sifat buah stroberi yang 'mudah mengkerut' ini dianggap sama dengan karakteristik Gen Z. Dianggap sebagai kelompok yang kreatif, tapi Gen Z juga sering mudah menyerah dan punya mentalitas yang kurang tangguh.
“Duh, mental health-ku terganggu kalau gini terus!”
Sering mendengar keluhan senada seperti itu? Secara umum, Gen Z sebenarnya dibesarkan di lingkungan yang lebih baik.
Namun sayangnya, mereka tidak terlalu kuat menghadapi tekanan, kesulitan, dan gampang frustrasi karena dibesarkan di lingkungan yang penuh kenyamanan. Contoh nyatanya bisa dilihat dari banyaknya Gen Z yang sering pindah kerjaan.
Kreatif, Tapi Mudah Menyerah
Fenomena Generasi Stroberi ini juga sempat dibahas oleh Prof. Rhenald Kasali yang menyebutkan bahwa generasi ini penuh dengan gagasan kreatif tapi juga gampang menyerah dan sakit hati.
Contohnya bisa dilihat dari banyaknya hal yang muncul di media sosial. Nggak hanya gagasan kreatif atau karya saja, tapi isinya juga penuh dengan keluh kesah tentang kehidupan sehari-hari mereka.
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Salah satu faktor utama yang memicu munculnya Generasi Stroberi ternyata dari pola asuh orang tua. Berusaha memberikan yang terbaik untuk anak ternyata tanpa disadari membuat anak-anak jadi tidak bisa membuat keputusan sendiri, sehingga mereka tidak bisa belajar bertanggung jawab.
Labeling Pada Anak
Sering memberikan label pada anak seperti 'anak malas', 'susah diatur', 'kurang pintar' dan sebagainya? Ternyata hal ini juga mempengaruhi pada proses perkembangannya yang melahirkan fenomena Generasi Stroberi.
Mudahnya mendapatkan informasi di dunia digital membawa pada kebiasaan self-diagnose. Akhirnya, nggak sedikit yang merasa mental health-nya terganggu, padahal belum tentu kenyataannya seperti itu. Daripada self-diagnose, sebaiknya konsultasikan pada lembaga atau ahlinya.
Self-Diagnose
Zona Nyaman
Biarpun kreatif, tapi Gen Z sangat takut gagal. Hal ini yang membuat mereka jadi terpaku pada zona nyaman sehingga cenderung takut menghadapi tantangan dan ketidakpastian.
Jika ingin survive menghadapi masa depan, tentunya Gen Z harus berusaha mengurangi efek ‘stroberi’ dalam dirinya sendiri. Prof. Rhenald Kasali memberikan beberapa masukannya.