Benarkah Tidak Boleh Minum Susu Saat Mengonsumsi Obat?
Ada yang bilang nggak boleh minum susu saat mengonsumsi obat. Gimana faktanya?
Minum susu memang bisa jadi salah satu cara untuk menambah asupan nutrisi tubuh, terlebih ketika dalam kondisi sakit atau pemulihan sehabis sakit. Tapi, pernah nggak sih mendengarkan pendapat kalau nggak boleh minum susu saat sedang mengonsumsi obat? Beneran atau cuma mitos aja sih?
Efek Interaksi Obat
Secara umum, obat memiliki kandungan zat tertentu yang bisa menyebabkan efek interaksi obat. Efek ini bisa terjadi jika diminum bersamaan dengan obat-obatan lain seperti suplemen, makanan, dan minuman tertentu termasuk susu.
-
Kenapa susu mengganggu obat? Mengonsumsi susu, yogurt, atau keju bersamaan dengan antibiotik dapat mengurangi efektivitas obat tersebut karena kemampuannya mengurangi penyerapan obat.
-
Makanan apa yang TIDAK boleh dikonsumsi dengan susu? Susu merupakan minuman bergizi yang cukup bermanfaat bagi tubuh terutama tumbuh kembang anak-anak. Susu dapat meningkatkan kekuatan tulang, menjaga kesehatan jantung, hingga membuat imunitas tubuh menjadi kuat. Namun, tahukah Anda jika ada beberapa makanan yang tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan susu.
-
Obat apa aja yang gak boleh diminum bareng kopi? Berikut adalah daftar obat yang perlu dihindari dikonsumsi bersamaan dengan kopi.
-
Kenapa kopi gak boleh diminum bareng obat tiroid? Studi menunjukkan bahwa minum kopi bersamaan dengan minum obat tiroid dapat mengurangi efek dari obat itu sendiri. Sehingga dampaknya kurang efektif bagi tubuh.
-
Kenapa semangka dan susu tidak dianjurkan dimakan bersama? Makan semangka dan susu secara bersamaan dikatakan tidak dianjurkan oleh karena dianggap dapat menyebabkan masalah pencernaan.
-
Apa saja makanan yang harus dihindari sebelum minum obat? Dilansir dari St. Luke Health, berikut adalah deretan makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi sebelum mengonsumsi obat: Jeruk Grapefruit Produk Olahan Susu Makanan Kaya Tyramine Sayuran Hijau Alkohol
Dilansir dari Alodokter, interaksi obat sendiri bisa menyebabkan beberapa efek.
Mulai dari membuat kinerja obat jadi meningkat atau kurang maksimal, efek samping obat jadi lebih ringan atau buruk, serta mengganggu penyerapan obat, metabolisme obat atau pengeluaran obat dari tubuh.
Susu sendiri bukan minuman berbahaya dan sebenarnya bisa dikonsumsi setelah mengonsumsi obat. Namun, hal ini nggak dianjurkan buat semua jenis obat. Kenapa bisa begitu?
Minum Susu Saat Mengonsumsi Obat Sebenarnya Tidak Berbahaya, Tapi...
Ternyata, kandungan protein dalam susu bisa berinteraksi dengan zat obat tertentu sehingga menghambat kinerja obat yang seharusnya.
Nggak cuma itu saja, kandungan di dalam susu tersebut ketika berinteraksi dengan obat malah mengubah cara kerja tubuh dalam menyerap nutrisi makanan.
Jadi, Obat Apa Saja yang Bisa Dikonsumsi dengan Susu?
Susu sebenarnya bisa membantu mengurangi gangguan pencernaan akibat efek samping minum obat. Namun, perhatikan jenis obat apa saja yang bisa dikonsumsi dengan susu, yaitu kelompok obat kortikosoid seperti prednison. Hal tersebut karena jenis obat itu bisa meningkatkan pembuangan kalium dan kalsium dari tubuh. Susu juga bisa menggantikan kalium dan kalsium yang terbuang sebagai efek penggunaan obat kortikosoid.
Nggak hanya itu, kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) juga bisa dinikmati bersamaan dengan susu.
Hal ini karena susu berperan mencegah efek samping seperti iritasi lambung, nyeri perut dan mual.
Hindari Minum Obat Ini dengan Susu
Perhatikan juga kelompok obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama susu. Misalnya saja golongan antibiotik tetrasiklin dan kuinolon. Penyebabnya adalah kalsium dalam susu bisa mengikat zat aktif antibiotik, yang membuatnya nggak bisa diserap oleh usus. Nggak cuma itu, obat antikanker dan suplemen zat besi juga sebaiknya nggak dikonsumsi dengan susu.
Tapi, tidak semua antibiotik pantang diminum bersama susu.
Ada juga jenis antibiotik yang bisa diserap lebih baik jika diminum bersama susu atau makanan lain. Jadi, lebih baik konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan kepastian supaya kinerja obat bisa tetap maksimal.