Horor di Rawagede, Ratusan Warga Tewas Dibantai Pasukan Elite Belanda
Pasukan elite baret hijau Belanda membantai ratusan warga Rawagede, Karawang. Ini pengakuan saksi tentang kejadian mengerikan itu.
Oleh: Hendi Jo
Horor di Rawagede, Ratusan Warga Tewas Dibantai Pasukan Elite Belanda
Pembantaian di Desa Rawagede, Karawang, terjadi 9 Desember 1947.
Sebagian Pasukan Belanda yang melakukan pembunuhan massal adalah bagian dari Depot Speciale Troepen (DST).
Pasukan elite dengan baret hijau yang terkenal kejam.
-
Kenapa Belanda menyerang Rawagede? Mereka dicecar pertanyaan terkait keberadaan para pejuang.Belanda memburu salah satu pejuang bernama Lukas Kustaryo beserta pasukannya. Namun, seluruh rakyat Rawagede berkomitmen untuk menutup mulut. Kesal, Belanda kemudian langsung membantai siapapun yang tidak bisa memberi jawaban yang pasti.
-
Kenapa Belanda membantai rakyat Sulawesi Selatan? Upaya Merebut Wilayah Nusantara Melansir dari kanal Liputan6.com, kejadian ini bermula ketika Belanda berupaya untuk merebut kembali wilayah kedaulatan Indonesia pada tahun 1940-an yang disebut dengan 'tindakan pengawasan' terhadap 'teroris' dan 'ekstrimis' nasionalis.
-
Apa yang dilakukan tentara Belanda di Tegal? Potret lawas selanjutnya adalah tentara Belanda sedang menikmati alunan musik keroncong yang diamkan oleh orang-orang Pribumi. Nampak 3 orang tentara sedang duduk di sebidang tanah di Kota Tegal kurang lebih tahun 1947. Seakan-akan foto itu berbicara, ketiga tentara itu begitu sumringah dan senang mendengarkan musik keroncong yang dibawakan oleh warga pribumi.
-
Siapa yang terbunuh dan menyebabkan dendam Belanda? Terbunuhnya Kapten François Tack, seorang perwira VOC di Kartasura oleh Untung Suropati membuat kolonial Belanda meradang.
-
Kapan tragedi Rawagede terjadi? Penyerangan yang terjadi pada 9 Desember 1947 ini dilakukan oleh tentara Belanda di antara Karawang dan Bekasi.
-
Kapan TNI AU menyerang markas Belanda di Ambarawa? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga.
DST Adalah Pasukan yang Pernah Dipimpin Kapten Westerling
Pasukan baret hijau ini yang juga melakukan pembantaian massal di Sulawesi Selatan tahun 1946.
Koran Berita Indonesia saat itu menduga prajurit yang dulu beraksi di Sulsel. adalah pelaku yang sama dengan Rawgede.
Serdadu Belanda Mendobrak Rumah Warga dan Mengumpulkan Setiap Laki-Laki yang Ditemui
Sai, salah seorang saksi mata menuturkan Belanda membiarkan wanita dan anak anak begitu saja.
Namun setiap laki-laki yang sudah dianggap remaja atau dewasa ditangkap. Mereka dijejerkan dalam satu barisan.
Mereka diinterograsi lokasi persembunyian para pejuang RI.
Bau darah dan mesiu memenuhi kampung itu. Jerit tangis ibu dan istri terdengar di mana-mana.
Tanpa Ampun Kemudian Tentara Belanda Menembaki Mereka Dengan Senapan Mesin
Warga menyebut 431 Orang Tewas Dalam Pembantaian Rawagede. Sementara Pihak Belanda Hanya Mengakui 150 Orang Tewas
Militer Belanda seolah tutup mata dengan pembantaian kejam ini.
Tak ada laki-laki atau remaja pria tersisa sama sekali di kampung itu.
Ada Beberapa Versi Penyebab Serangan Belanda ke Rawa Gede
Pertama, Belanda saat itu memburu Kapten Lukas Kustaryo, perwira TNI yang dianggap Belanda sebagai 'ekstrimis' dan pengacau keamanan.
Kedua, Belanda sudah mencurigai Rawa gede merupakan tempat para 'ekstrimis' dan pejuang RI.
Versi lain menyebut ada seorang anak intel Belanda yang ditangkap dan disiksa di Rawagede. Dia bisa meloloskan diri kemudian melapor pada ayahnya dan kepada pihak militer Belanda.
Para Wanita Berusaha Sebisa Mereka Memakamkan Korban Kebiadaban Tentara Belanda yang Gugur
Karena keterbatasan tenaga, mereka hanya menggali tanah yang dangkal, kemudian ditutupi dengan daun pintu.
Bau jenazah tercium berhari-hari di kawasan itu.
Odih selamat karena saat itu masih bocah kecil. Usianya baru enam atau tujuh tahun.