Jejak Kejayaan Majapahit, Mengungkap Misteri Runtuhnya Peradaban Nusantara
Ekspedisi menelusuri sejarah Kerajaan Majapahit, dari puncak kejayaan di bawah Hayam Wuruk hingga keruntuhannya yang masih diselimuti misteri.

Siapa yang tidak kenal Majapahit? Kerajaan Hindu terbesar di Nusantara ini (1293-1527 M) mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Berpusat di Trowulan, Jawa Timur, hal ini dibuktikan dengan temuan arkeologis melimpah. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (2008) dan Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan (2013) semakin mengukuhkan Trowulan sebagai jantung kerajaan ini. Bagaimana kerajaan ini bisa berdiri kokoh dan akhirnya runtuh? Mari kita telusuri.
Sejarah mencatat beberapa periode penting dalam perjalanan Majapahit. Masa kejayaan ditandai oleh perluasan wilayah yang signifikan di Nusantara. Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca menjadi sumber utama untuk memahami kegemilangan Majapahit pada masa ini. Namun, setelah wafatnya Hayam Wuruk pada 1389 M, kerajaan memasuki masa kemunduran, ditandai dengan perebutan kekuasaan dan melemahnya pengaruhnya.
Perlahan namun pasti, Majapahit mengalami penurunan kekuasaan hingga akhirnya runtuh. Faktor internal seperti perebutan kekuasaan dan konflik internal menjadi penyebab utama. Serangan dari kerajaan lain, seperti Demak, juga mempercepat proses keruntuhan ini. Peristiwa pemindahan ibukota dari Trowulan ke Daha pada 1478 M menandai babak baru menuju akhir perjalanan kerajaan yang pernah begitu perkasa ini.
Raja-Raja Penting dan Masa Pemerintahannya
Berbagai raja memimpin Majapahit, masing-masing dengan peran dan kontribusinya. Raden Wijaya, sang pendiri, sebelumnya merupakan panglima perang Kerajaan Singasari. Jayanegara, penerusnya, menghadapi pemberontakan selama pemerintahannya. Tribhuwana Tunggadewi, ratu pertama Majapahit, memperluas pengaruh kerajaan hingga Bali dan Maluku. Puncak kejayaan dicapai di bawah Hayam Wuruk, yang kemudian diteruskan oleh Wikramawardhana yang lebih fokus pada perekonomian dan perdagangan, namun pada akhirnya mengalami kekalahan melawan Demak.
Masing-masing raja memiliki peran penting dalam membentuk sejarah Majapahit. Kepemimpinan mereka, baik yang gemilang maupun yang penuh tantangan, membentuk dinamika kerajaan hingga akhirnya runtuh. Studi lebih lanjut mengenai masing-masing raja dan kebijakannya akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai perjalanan kerajaan ini.
Perluasan wilayah dan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh para raja juga memengaruhi perkembangan Majapahit. Namun, faktor-faktor internal seperti perebutan kekuasaan dan konflik internal juga menjadi penyebab utama keruntuhannya.
Peninggalan Berharga Majapahit
Selain situs arkeologis di Trowulan, Majapahit meninggalkan banyak peninggalan berharga. Prasasti-prasasti seperti Prasasti Wurare, Kudadu, Sukamerta, Balawi, Prapancasapura, Parung, dan Canggu memberikan informasi berharga tentang sejarah dan pemerintahannya. Beberapa candi di Jawa Timur, seperti Candi Jabung, juga dipercaya sebagai peninggalan Majapahit. Kitab Negarakertagama merupakan karya sastra penting yang menggambarkan kejayaan kerajaan ini.
Penelitian arkeologi terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak rahasia tentang Majapahit. Temuan-temuan baru terus menambah pemahaman kita tentang peradaban besar ini. Dari prasasti hingga candi, setiap peninggalan menyimpan kisah dan misteri yang menunggu untuk diungkap.
Penelitian multidisiplin, melibatkan ahli sejarah, arkeolog, dan lainnya, sangat penting untuk memahami secara menyeluruh kebesaran dan keruntuhan Majapahit. Setiap temuan baru akan semakin memperkaya khazanah pengetahuan kita tentang kerajaan ini.
Penyebab Runtuhnya Majapahit
Keruntuhan Majapahit merupakan proses yang kompleks, bukan disebabkan oleh satu faktor tunggal. Beberapa faktor yang berperan penting antara lain:
- Perebutan Kekuasaan Internal: Konflik internal dan perebutan kekuasaan di antara para bangsawan dan keluarga kerajaan melemahkan kekuatan Majapahit dari dalam.
- Lemahnya Pemerintahan Pusat: Setelah wafatnya Hayam Wuruk, pemerintahan pusat melemah, sehingga daerah-daerah semakin sulit dikendalikan.
- Serangan dari Kerajaan Lain: Serangan dari kerajaan-kerajaan lain, seperti Demak, memberikan tekanan eksternal yang signifikan dan mempercepat keruntuhan Majapahit.
- Faktor Ekonomi: Kemunduran ekonomi, mungkin akibat persaingan perdagangan dan perubahan jalur perdagangan internasional, juga berkontribusi terhadap melemahnya Majapahit.
Kesimpulannya, runtuhnya Majapahit merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor internal dan eksternal. Meskipun kerajaan ini meninggalkan warisan budaya yang kaya, memahami penyebab keruntuhannya memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya stabilitas politik, kekuatan ekonomi, dan persatuan dalam menjaga keutuhan sebuah kerajaan.