Jenderal Setia Dicopot Soeharto Karena Terlalu Populer di Kalangan Anak Muda
Merdeka.com - Mayor Jenderal Kemal Idris terkejut dengan perintah itu. Dia harus menyerahkan jabatannya sebagai Panglima Antar Daerah Wilayah Indonesia Timur. Tugas barunya: Menjadi Duta Besar di Yugoslavia.
Saat itu tahun 1972, era Orde Baru berkuasa. Didubeskan atau ditugaskan menjadi duta besar adalah cara Soeharto untuk 'membuang' para perwira yang dianggapnya sulit diatur atau tidak bisa dipercaya.
Menjadi Dubes sama sekali bukan jabatan idaman para jenderal Angkatan Darat kala itu. Kemal Idris pun mempertanyakan alasan Soeharto menjadikannya Duta Besar. Menurutnya lebih baik dirinya tetap bersama Soeharto di dalam negeri. Namun apa jawaban Soeharto?
-
Bagaimana Soeharto menyingkirkan jenderal? Di era Orde Baru, 'Didubeskan' atau dikirim menjadi Duta Besar adalah cara Soeharto menyingkirkan para jenderal di sekelilingnya yang dianggap tidak lagi sejalan atau bisa menjadi saingan.
-
Kenapa Soeharto mau diracuni? “Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga,“ kata Soeharto.
-
Siapa pemimpin Orde Baru? Orde Baru merujuk kepada masa pemerintahan Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
-
Kenapa Soeharto diangkat jadi Jenderal Besar? Mabes ABRI tahun 1997 menyebutkan setidaknya ada tiga prestasi Soeharto yang membuatnya dinilai layak untuk mendapatkan gelar Jenderal Besar.
-
Kenapa Orde Baru dibentuk? Orde Baru sendiri terbentuk karena dipengaruhi beberapa peristiwa bersejarah di Indonesia antara lain: Terjadinya Peristiwa G30S PKI Keadaan Indonesia kala itu menjadi semrawut tidak karuan. Banyak terjadi pembunuhan, penculikan, dan lain sebagainya.
-
Apa tujuan Orde Baru? Tujuan Orde Baru Secara garis besar, pemerintahan masa orde baru memiliki beberapa tujuan pokok antara lain :1. Melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi pada masa Orde Lama. Pengoreksian mencangkup dari keseluruhan tanpa terkecuali.
"He, kamu masih militer tidak?' balas Soeharto.
"Iya, Pak." jawab Kemal.
"Kalau kamu masih militer ini perintah," kata Pak Harto.
Soeharto kemudian menjelaskan alasannya. Menurutnya posisi Dubes yugoslavia ini tepat untuk memperbaiki hubungan yang retak setelah G30S/PKI. Demikian ditulis dalam biografi Kemal Idris, Bertarung Dalam Revolusi yang ditulis Rosihan Anwar Dkk.
Apa Alasan Sebenarnya?
Dari Jenderal Soemitro, Kemal mendapat alasan soal penunjukannya menjadi Dubes. Semua Panglima Kowilhan akan diremajakan, diganti dengan para perwira dari generasi muda.
Namun dari Panglima Jenderal Panggabean, dia justru memperoleh informasi berlawanan. Isu peremajaan tersebut tidak benar. Tapi Pangab mengakui ada laporan soal Kemal yang masuk pada Soeharto.
Informasinya serba simpang siur. Namun Kemal sadar ada seseorang yang tidak suka padanya dan membuat laporan pada penguasa Orde Baru. Itulah penyebab dia tiba-tiba Didubeskan.
Dua tahun kemudian, di Markas Kopkamtib, Kemal baru mengetahui alasan sebenarnya. Laksamana Sudomo blak-blakkan soal kenapa Kemal dicopot.
"Laporan itu disampaikan Ali Murtopo," kata Sudomo.
Terlalu Populer
Dalam laporan kepada Soeharto disebut kinerja Kemal sebagai Panglima dinilai bagus. Kemal berhasil mengajak rakyat Indonesia Timur ikut menyukseskan pembangunan. Kemal juga berhasil mengambil hati kaum muda di Indonesia Timur.
"Dia terlalu populer di sana. Popularitas itu diperlukannya untuk memperoleh jabatan tertinggi. Dulu dia berani melawan Bung Karno yang sedang dalam puncak kejayaannya. Tentu dia akan berani pula melawan Soeharto," tulis laporan itu.
Pak Harto rupanya percaya pada laporan itu. Padahal selama menumpas G30S/PKI dan menumbangkan kekuatan Orde Baru, Kemal Idris selalu berada di belakang Soeharto. Kemal juga pernah berjanji untuk loyal pada Soeharto.
"Pak Harto, tidak usah takut pada saya. Saya akan loyal kepada pimpinan negara, terhadap Pak Harto. Saya akan loyal selama Pak Harto masih tetap pada cita-citanya, yang juga menjadi cita-cita saya," kata Kemal.
Tapi tetap saja, tidak boleh ada matahari kembar yang lebih populer dari Soeharto di masa Orde Baru. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaDulu bahu membahu mendirikan Orde Baru bersama Soeharto. Sang Jenderal pecah kongsi kemudian
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca SelengkapnyaPelaku yang belakangan diketahui punya kekerabatan dengan Ibu Tien membuat Soeharto tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca Selengkapnya“Di negara ini hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng,” kata Gus Dur.
Baca SelengkapnyaSoeharto marah dan dendam dilengserkan. Ada sejumlah orang dia cap sebagai pengkhianat.
Baca SelengkapnyaPresiden Soeharto bekukan Bea Cukai pada masanya akibat marak terjadinya pungli.
Baca SelengkapnyaJenderal yang paling dipercaya ini tiba-tiba berani mengkritik sepak terjang anak presiden. Jabatan taruhannya.
Baca SelengkapnyaPada 25 Januari 1978, operasi kilat berhasil membungkam sementara gerakan mahasiswa Bandung.
Baca SelengkapnyaOrba tidak merasa puas memakamkan Bung Karno di Blitar untuk menjauhkan rakyat.
Baca Selengkapnya