Kisah Prajurit Kopassus Cuma Bawa 10 Butir Amunisi: Satu Peluru Satu Nyawa
Merdeka.com - Berapa peluru yang dibawa prajurit Kopassus untuk bertempur? Dalam beberapa misi, mereka bahkan hanya membawa peluru 10 butir.
Perwira Komando Pasukan Khusus tak selalu mengandalkan senjata di medan tempur. Cara-cara persuasif dan merangkul lawan justru lebih efektif.
Jenderal Agum Gumelar mengisahkan penugasannya di Timor-Timur tahun 1982-1983. Agum saat itu masih berpangkat perwira menengah di Korps Baret Merah tersebut.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Kenapa Kopral Kepala membawa tongkat komando? Aksi tersebut merupakan parodi dari sang Kopral yang meniru seorang Perwira.
-
Siapa Komandan Kopassus ke-13? Agum menjadi Komandan Kopassus ke-13 menggantikan Brigjen Tarub. Dia dilantik oleh Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar tanggal 6 Juli 1993.
-
Siapa yang pimpin pasukan? Tim Sparta yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi langsung melakukan pengadangan.
-
Kenapa Kopassus hanya membawa sedikit peluru? Agum pun memerintahkan anak buahnya tidak membawa banyak peluru dan granat. Menurutnya hal itu tak berguna dan malah menciptakan kesan menakutkan bagi warga desa. Setiap prajurit hanya dibekali 10 butir peluru. Selesai patroli dicek lagi berapa jumlah peluru yang terpakai. “Karena sebagai pasukan khusus, satu peluru itu ya satu nyawa,“ tegas Agum.
-
Bagaimana Kopral Kepala memberi perintah? Menariknya ia memberikan instruksi lewat tongkat komando yang senantiasa ia bawa dan diacungkan saat memberikan perintah.
Menurut Agum dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun.
"Saya pilih cara kedua," kata Agum.
Kisah ini dituturkan Agum dalam biografinya yang berjudul Jenderal Bersenjata Nurani, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan tahun 2004.
Mata Ditutup
Salah satu misi Agum dan pasukannya adalah menemui pemimpin Fretilin Vincencio Vieras yang bermarkas di Gunung Kablaque. Agum ingin menggunakan cara persuasif mengajak Vincencio untuk meletakkan senjata dan kembali ke masyarakat.
Pertemuan ini cukup menegangkan. Vincencio mau ditemui dengan syarat Agum tak membawa pasukan lengkap. Agum setuju, dia hanya membawa 10 prajurit Kopassus yang saat itu masih bernama Kopasandha. Sepanjang perjalanan, mata Agum dan anak buahnya harus ditutup.
"Saya sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk yaitu mati. Tapi saya bilang ke anak buah saya, kalaupun kita harus mati, sebelum itu harus lebih banyak fretilin yang mati," kata Agum.
Namun untungnya tak terjadi hal apapun selama perjalanan. Agum bisa bertemu Vincencio dengan lancar. Dia pun meminta Fretilin berhenti berperang karena rakyat sudah mulai membangun. Fretilin pun tak lagi dapat dukungan internasional.
Cukup 10 Butir Peluru
Upaya persuasif TNI tak sia-sia. Ketika itu, banyak gerilyawan Fretilin yang kemudian turun gunung dan tak lagi mengangkat senjata.
Tak cuma itu, Agum pun tak mengizinkan anak buahnya membawa senjata dan amunisi yang banyak. Menurutnya hal itu tak berguna dan malah menciptakan kesan menakutkan bagi warga desa.
Setiap prajurit hanya dibekali 10 butir peluru. Selesai patroli dicek lagi berapa jumlah peluru yang terpakai.
"Karena sebagai pasukan khusus, satu peluru itu ya satu nyawa," jelas Agum. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasukan Elite harus jago menembak. Tapi dalam pertempuran, ada hal yang lebih penting. Apa itu?
Baca SelengkapnyaKontak tembak antara TNI-Polri dengan KSTP berlangsung mulai tanggal 19 Januari sampai dengan 23 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku merasakan duka mendalam atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik bangsa tersebut.
Baca SelengkapnyaDari 105 prajurit yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz, satu orang gugur terkena tembakan KKB.
Baca SelengkapnyaTanda kehormatan ini diberikan dalam upacara HUT ke-79 TNI yang diselenggarakan di Lapangan Silang Monas.
Baca SelengkapnyaPomal Lantamal VI Makassar masih menahan Koptu SB yang terjerat kasus penembakan dua remaja. Sementara keluarga korban berharap tersangka pelaku dihukum berat.
Baca SelengkapnyaAda cerita menarik yang terungkap saat jatah rokok para prajurit TNI hanya tersisa dua batang saat pertempuran Timor Timur 1994 silam.
Baca SelengkapnyaMeraih baret merah dan brevet komando, simbol kebanggaan unit ini, bukanlah hal yang bisa dianggap enteng.
Baca SelengkapnyaKopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952. Selamat ulang tahun ke-72, Kopassus! Berikut kata-kata ucapan selamat HUT Kopassus.
Baca SelengkapnyaKeberanian prajurit Kopassus ini jadi legenda di medan tempur.
Baca SelengkapnyaBaku tembak yang terjadi antara personel TNI Polri dengan KKB berakhir dengan tewasnya satu separatis
Baca SelengkapnyaPemakaian RPG itu dilakukan dalam satu rangkaian baku tembak yang terjadi di Kali Braza.
Baca Selengkapnya