Perwira Sedang Pacaran Dibunuh, Tentara Inggris Mengamuk Bantai 12 Pemuda di Padang
Merdeka.com - Dua belas nyawa pemuda Indonesia menjadi tumbal kematian seorang perwira Inggris dan petugas Palang Merah.
Oleh: Hendi Jo
Mayor Andrew Sandilands Knox Anderson (30) mendatangi kantor Polisi Republik Indonesia di hari Minggu yang cerah itu. Anderson memberitahu jika hari itu dia dan pacarnya yang bernama Ann Helen Allingham (25) akan bervakansi ke Sungai Beramas.
-
Mengapa Sandra mengingatkan pria untuk berhati-hati? '10. Yang paling berbahaya, dia akan mengajukan permohonan pernikahan di Disneyland! Merasa ragu? Sebaiknya melarikan diri selagi masih bisa, karena begitu terperangkap, hanya berdoa dan menyerahkan hidup Anda kepada Yang Maha Kuasa, seperti yang dilakukan Pak HM,' demikian tulisannya sebagai keterangan.
-
Siapa yang memberikan pesan merinding? Dalam kesempatan itu, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan kata sambutan hingga memberi pesan yang mampu bikin merinding.
-
Siapa yang meminta masyarakat hati-hati? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk tidak memberikan foto diri beserta KTP secara sembarangan.
-
Siapa yang mengimbau masyarakat untuk waspada? Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman dalam mengenali ciri-ciri uang mutilasi untuk menghindari uang rupiah yang dirusak secara sengaja tersebut.
-
Dimana kejadian ini terjadi? Pasukan penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki, Palestina, mengikat seorang pria Palestina yang terluka di atas kap sebuah kendaraan militer saat melakukan penggerebekan di kota Jenin.
Sungai Beramas adalah nama sebuah pemandian indah yang terletak di selatan Padang. Lokasinya memang indah, tapi berbahaya karena banyak perampok dan di dekat hutan.
Johny Anwar, anggota Polisi RI yang sedang piket mengernyitkan dahinya. Dengan nada sopan, Johny mengingatkan perwira muda Inggris itu.
"Saya pikir lebih baik anda tidak usah pergi ke sana. Terlalu berbahaya," ujar Johnny.
"Ah, itu urusan saya," kata perwira muda yang tengah kasmaran itu sambil tertawa.
Singkat cerita, 2 Desember 1945, dengan mengendarai sebuah jip militer, meluncurlah sepasang anak muda itu ke arah Sungai Beramas. Demikian penuturan Johhny Anwar kepada tim penulis buku Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau 1945-1950 (Jilid I).
Dibunuh Empat Orang
Sesampai di kawasan pemandian yang juga dilengkapi bungalow itu, kedua pasangan menemukan kenyataan hanya mereka berdua yang berani mengunjungi tempat tersebut. Alih-alih merasa takut, Anderson dan Allingham menikmati waktu berduaan di tempat itu.
Tanpa disadari, dari balik belukar Bukit Sikabau (tanah tinggi yang terletak di belakang bungalow), delapan pasang mata tengah mengawasi kelakuan mereka.
Saat kedua insan itu tengah berasyik masyuk, tetiba mereka dikejutkan dengan munculnya empat pemuda yang berloncatan dan langsung menyerang mereka dengan menggunakan senjata tajam.
Meskipun Anderson seorang serdadu dan terbiasa bertempur, namun mendapatkan serangan mendadak itu dia tak kuasa melakukan perlawanan panjang. Terlebih dia pun harus melindungi Allingham. Keduanya tewas dengan luka tusukan dan sabetan senjata tajam.
Tentara Inggris Murka
Besoknya, Markas Besar Tentara Inggris di Padang menjadi geger. Mereka menyatakan telah kehilangan Mayor Anderson dan Nona Allingham anggota Palang Merah. Dalam laporannya kepada Jakarta, Gubernur Sumatera Teuku Muhammad Hasan menyebut militer Inggris sangat berang dengan insiden itu.
"Mereka menuduh para pemuda Indonesia sebagai pelakunya," ujar Teuku Muhammad Hasan seperti dikutip A.H. Nasution dalam buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia: Diplomasi atau Bertempur Jilid II.
Panglima Tentara Inggris di Sumatera Barat Brigadier Hutchinson langsung memanggil Residen Sumatera Barat Rusad Datuk Perpatih Baringek dan Wakil Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) Sumatera Barat Mr. S.M. Rasjid. Sang brigadier lantas memarahi keduanya sambil melontarkan ancaman.
"Jika pihak anda memberlakukan hukum rimba, maka kami pun tak akan ragu untuk memberlakukan hukum rimba!" katanya.
Hutchinson ternyata tak hanya sekadar menggertak. Lima hari setelah Anderson dan Allingham dinyatakan hilang, nyaris seluruh kekuatan tentara Inggris dikerahkan guna melakukan pembersihan ke Sungai Beramas dan sekitarnya.
Tidak hanya wilayah itu, kampung-kampung terdekat (Kampung Gaung, Bukit Putus dan Teluk Nibung) juga ikut dibakar.
Hukum Rimba ala Tentara Inggris
Pada 10 Desember 1945, mayat Anderson dan Allingham akhirnya berhasil ditemukan. Penemuan itu menjadikan militer Inggris semakin kalap dan menuntut supaya Pemerintah RI di Sumatera Barat mencari dan meringkus para pelaku pembunuhan itu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Mereka pun memaksa Residen Rusad dan Wakil Ketua KNI Sumatera Barat Rasjid untuk melihat kondisi kedua mayat korban di Rumah Sakit Militer Ganting.
Hari itu juga tentara Inggris kembali mengamuk. Tidak hanya membakar rumah, mereka pun menembaki para pemuda dan menghancurkan markas PRI (Pemuda Republik Indonesia) dan pos-pos TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Menurut Haji Masthor, salah seorang eks pejuang di Padang, di Sungai Beramas, militer Inggris mengadakan operasi penangkapan di jalan-jalan. Setelah berhasil menangkapi para pemuda, mereka kemudian digiring ke tepi pantai dan dibantai dengan menggunakan senapan mesin.
"Saya sendiri sempat merawat seorang pemuda yang berhasil kabur dengan luka tembakan 12 peluru di kakinya," ujar lelaki kelahiran Padang pada 1924 itu.
Akibat pembersihan itu, dua belas pemuda Indonesia tewas. Selain korban jiwa, hampir lima ratus rumah musnah terbakar di Sungai Beramas, Kampung Gaung, Kampung Nibung, Padang kota, Kampung Pauh, Tabing, Lubuk Alung, Koto Tengah dan Alai. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaKopda Hendrianto gugur akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Buosah, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat Daya
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang.
Baca SelengkapnyaTim Satreskrim Polresta Tangerang langsung bergerak memeriksa beberapa saksi.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku merasakan duka mendalam atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik bangsa tersebut.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKontak tembak antara TNI-Polri dengan KSTP berlangsung mulai tanggal 19 Januari sampai dengan 23 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap tiga pria asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, yang diduga menganiaya pria berinisial WB (46) hingga tewas.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial I (23) tewas setelah dibacok sejumlah pria di Jalan Kartini 2, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Kamis (22/2) pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca Selengkapnya