Timnas Indonesia Pernah Kena Sanksi FIFA Gara-Gara Berseteru dengan Israel
Pandangan politik Indonesia yang menentang Israel bahkan merambah ke bidang olahraga, khususnya sepak bola.
Indonesia maju di babak kualifikasi Piala Dunia 1958, namun harus terhenti karena masalah politik.Pada 1957, Indonesia seharusnya maju melawan Israel sebagai bagian dari pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1958.
Timnas Indonesia berhasil mengalahkan China di Grup 1 zona Asia-Afrika. Indonesia menghadapi China tiga kali di bulan Mei-Juni 1957. Indonesia hanya menghadapi China di grup ini lantaran Taiwan memutuskan mundur.
-
Siapa lawan pertama Timnas Indonesia? 'Indonesia akan memulai langkahnya di babak kualifikasi ketiga Piala Dunia 2026 dengan menghadapi dua tim tangguh, Arab Saudi dan Australia.'
-
Apa pertandingan Timnas Indonesia? Duel menarik akan tersaji saat Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi.
-
Kenapa Indonesia mengutuk Israel? 'Keputusan ini jelas-jelas melanggar dan bertentangan dengan Piagam PBB dan Konvensi 1946 tentang kekebalan lembaga PBB,' jelas Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan resminya, Selasa (29/10).
-
Di mana pertandingan Timnas Indonesia pertama? Pertandingan pertama Timnas Indonesia dijadwalkan berlangsung pada hari Jumat (6/9/2024) dini hari. Mereka akan menghadapi Timnas Arab Saudi di King Abdullah Sport Stadium.
-
Siapa yang dihadapi Timnas Indonesia di pertandingan pertama? Pada awal September 2024 ini, Timnas Indonesia akan memulai perjuangan mereka dengan melawan dua lawan berat, yaitu Arab Saudi dan Australia.
-
Siapa lawan Indonesia? Laga penting akan dilakoni oleh Timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kala menghadapi pemuncak klasemen sementara Grup F, Irak
Masuk ke putaran dua kualifikasi, Skuad Garuda tergabung dengan Mesir, Sudan, dan Israel. Di babak ini Indonesia harus bertanding dengan Israel.
Pada fase inilah Indonesia dihadapkan pilihan yang sulit akibat sikap politik negara. Mengutip buku Indonesia Poenja Tjerita, Indonesia gagal melaju bukan karena kalah, melainkan karena menolak bermain melawan Israel.
Sejak awal, hubungan diplomatik Indonesia dan Israel tidak berjalan baik. Indonesia, yang kala itu di bawah pemerintahan Presiden Sukarno memiliki pandangan Israel menjajah wilayah Palestina dan itu bertentangan dengan sikap anti-kolonialisme RI.
Pandangan politik Indonesia yang menentang Israel bahkan merambah ke bidang olahraga, khususnya sepak bola.
“Indonesia, yang saat itu secara politik sedang getol-getolnya mengumandangkan perlawanan terhadap neokolonialisme, menganggap Israel sebagai penjajah rakyat Palestina dan karena itu menolak bertanding di Israel,” ujar Owen A. Mc Ball dalam Football Villains.
Sukarno menolak kehadiran Israel di Indonesia, karena menurutnya jika kita menghadapi tim Israel maka sama saja dengan mengakui kedaulatan Israel.
Surat kabar Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode menuliskan bahwa alasan politik menjadi dasar pemerintah Indonesia menolak kehadiran Israel di Jakarta.
Selain itu, keputusan ini juga dipengaruhi oleh upaya Indonesia untuk mendapatkan dukungan internasional dalam perjuangan merebut Papua Barat dari Belanda.
Dengan menolak pertandingan melawan Israel, Indonesia menunjukkan solidaritasnya terhadap negara-negara Arab yang menentang pendudukan Israel di Palestina.
Israel Tolak Permintaan Indonesia
Indonesia khawatir, jika sikapnya dalam ranah sepak bola berakibat pada hilangnya dukungan dari negara-negara Arab. Sebenarnya, di samping pemerintah yang menolak untuk bertanding dengan Israel, PSSI sendiri masih berharap Squad Garuda bisa terus mengikuti laga kualifikasi Piala Dunia 1958.
PSSI menawarkan solusi agar kedua negara dapat bertanding. PSSI mengirimkan surat kepada FIFA dan Federasi Sepakbola Israel (IFA) agar laga kedua tim digelar di tempat netral.
FIFA sendiri setuju jika kedua laga diadakan di tempat netral, sedangkan IFA menolak apabila kedua leg diadakan di tempat netral, IFA ingin leg pertama diadakan di Tel Aviv, sedangkan untuk leg kedua mereka tidak keberatan jika diadakan di tempat netral.
Mendapat penolakan dari IFA, PSSI berusaha melobi langsung FIFA. PSSI mengirim tiga perwakilan ke Eropa pada awal September 1957. Mereka bertemu salah satu perwakilan FIFA, Karel Johannes Julianus Lotsy, di Santpoort, Belanda.
Dalam perbincangan tersebut Karel menyampaikan bahwa FIFA tetap bertahan dengan jadwal yang telah ditentukan, dan tidak masalah jika pertandingan diadakan di tempat netral. Namun, biaya ditanggung PSSI.
Akhirnya, PSSI mengirimkan proposal kepada FIFA dan IFA yang mengandung tiga poin: menyarankan tempat diadakannya pertandingan yang dapat diterima Israel, PSSI bersedia membayar biaya tim nasional Israel, dan perihal wasit pertandingan.
FIFA menetapkan batas waktu hingga 20 September 1957 agar Indonesia dan Israel mencapai kesepakatan terkait kelanjutan pertandingan kualifikasi.
Namun, Israel tetap menolak proposal yang diajukan PSSI. Israel tetap menginginkan pertandingan kandang mereka diadakan di Tel Aviv, sedangkan leg kedua berlangsung di lokasi netral.
Hingga batas waktu yang ditentukan FIFA, kesepakatan antara Indonesia dan Israel tidak tercapai.
Indonesia Dianggap Mengundurkan Diri
Akibatnya, komite eksekutif FIFA memutuskan untuk mencoret Indonesia dari kualifikasi Piala Dunia, menganggapnya mengundurkan diri karena tidak menyelenggarakan pertandingan melawan Israel dengan alasan politik.Keputusan resmi FIFA diumumkan melalui media massa pada 12 November 1957.
Pertandingan antara Indonesia dan Israel dipastikan batal, dan Israel dinyatakan berhak melaju ke tahap berikutnya. Selain itu, Indonesia dijatuhi denda sebesar 5.000 franc atas pelanggaran Pasal 6 Peraturan FIFA, yang mengatur sanksi bagi negara yang mundur setelah memulai pertandingan kualifikasi Piala Dunia.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti