Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Fakta Unik Bahasa Jawa Serang yang Populer di Banten, Bukan Sunda

4 Fakta Unik Bahasa Jawa Serang yang Populer di Banten, Bukan Sunda Kota Serang. ©2023 kesbangpol.serangkota.go.id/ Merdeka.com

Merdeka.com - Sunda menjadi bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di Provinsi Banten. Kondisi geografis yang berdekatan dengan Jawa Barat membuat kebudayaan di sana yang tak jauh berbeda. Namun siapa sangka jika bahasa Jawa juga populer di daerah berjuluk tanah jawara itu.

Kota dan Kabupaten Serang menjadi wilayah dengan penutur bahasa Jawa tertinggi di sana. Bahkan selama ini bahasa khasnya memiliki julukan Jaseng alias Jawa Serang. Ini merujuk ke dialek yang unik dan hanya dituturkan khususnya oleh masyarakat di wilayah pesisir tersebut.

Bahasa Jawa Serang diketahui juga berbeda dengan bahasa Jawa di daerah lainnya, karena terdapat akhiran e (pepet). Ini cukup tegas membedakan dengan akhiran e yang biasa ditemui di wilayah pulau Jawa bagian tengah sampai timur.

Lantas bagaimana asal usul bahasa Jawa Serang ini muncul dan berkembang di sana? Berikut 4 faktanya yang berhasil dirangkum merdeka.com, Selasa (2/5).

Identik dengan Banten

kota serang

Kota Serang ©2023 kesbangpol.serangkota.go.id/ Merdeka.com

Dikutip dari tulisan Asep Muhyidin dalam Jurnal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), bahasa Jawa ini ternyata cukup melekat bagi masyarakat Banten. Walau sebagian besar penuturnya menggunakan bahasa Sunda, mereka turut memahami bahasa Jawa Serang yang banyak diucapkan oleh masyarakat pantura di sana.

Menurut Asep, bahasa Jawa Serang ini juga lebih dikenal dengan Bahasa Jawa Dialek Banten (BJB). Para penuturnya tak hanya masyarakat Kota dan Kabupaten Serang, melainkan sampai ke wilayah Cilegon termasuk sebagian Tangerang.

Disebutkan bahwa bahasa Jawa Serang atau Jawa Dialek Banten ini merupakan bahasa pergaulan yang biasa digunakan sehari-hari.

Asal Mula Munculnya Bahasa Jawa Serang

Bahasa Jawa Serang ini diperkirakan muncul sejak pertengahan abad ke-15 masehi tepatnya tahun 1526. Saat itu, bahasa ini mulai dikenalkan oleh kalangan kerajaan Kasultanan Banten, lewat pemimpinnya Sultan Maulana Hasanuddin.

Saat itu, bahasa di lingkungan kerajaan menggunakan bahasa Jawa tersebut sebagai bahasa pergaulan. Sejak saat itu penguncapannya mulai berpengaruh hingga ke luar kerajaan, dan menjadi dialek sehari-hari warga.

Berdasarkan sejarahnya, bahasa Jawa tersebut termasuk kategori bahasa kuno yang beberapa unsurnya juga terpengaruh oleh bahasa Sunda.

Sementara itu, hanya wilayah Kota dan Kabupaten Serang serta Cilegon dan sebagian Tangerang yang menggunakan dialek ini. Selebihnya seperti di Banten selatan dengan kota-kota seperti Pandeglang dan Lebak masih menggunakan bahasa Sunda.

Alasan Bahasa Jawa Muncul di Banten

Masih dari sejarahnya, bahasa Jawa Dialek Banten atau Jawa Serang ini awalnya diperkenalkan oleh Sultan Maulana Hasanuddin yang merupakan pendiri Kasultanan Banten.

Merujuk Danasasmita dalam Iskandarwassid (1985: 10), Sultan Maulana Hasanuddin sendiri memiliki darah keturunan Cirebon yang sebelumnya sudah menggunakan bahasa Jawa dialek pantura.

Cirebon juga memiliki kerja sama dan ikatan kekeluargaan dengan kerajaan Demak, ini semakin mendukung barakulturasinya bahasa Jawa di wilayah pantura Jawa Barat tersebut. Dari sejarahnya juga, bahasa Jawa Dialek Banten dan Serang di awal-awal penggunaannya masih identik dengan kromo alus sehingga berakhiran O.

Walaupun demikian, bahasa Jawa ini hanya digunakan sebagai dialek sehari-hari, dan untuk kegiatan formal seperti kerja sama dan perniagaan, masih menggunakan bahasa Sunda.

Terdapat Dua Versi dengan Akhiran e dan a

Keunikan lainnya dari bahasa Jawa Dialek Banten adalah terdapatnya dua variasi yakni dengan akhiran ‘e’ dan ‘a’.

Seperti disinggung sebelumnya, untuk akhiran ‘e’ biasanya diucapkan dengan sedikit samar seperti “kule”, “ore”, “kite”, “sire”, dengan contoh misalnya kule bade tumbas daging (saya mau membeli daging). Atau priben kabare sire? (gimana kabarmu).

Sedangkan untuk dialek akhiran ‘a’ mirip dengan bahasa Jawa dialek kuno dan Banyumasan yakni, ‘sira’, ‘kita’, ‘kula’ dan ‘ora’.  

Daerah pelafalan ‘e’ meliputi Kecamatan Serang, Kasemen, Bojonegara, Kramatwatu, Ciruas, Anyer sampai Cipocok Jaya. Sedangkan untuk akhiran ‘a’ populer di Kecamatan Cikande, Kopo sampai Pamarayan.

  (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Banyak yang Tahu, Ini Keunikan Bahasa Betawi Dialek Jawa
Tak Banyak yang Tahu, Ini Keunikan Bahasa Betawi Dialek Jawa

Dialek Betawi Jawa ini memang belum banyak yang mengatahui, dan menjadi budaya unik serta khas.

Baca Selengkapnya
Nama-nama Jalan di Belanda yang Diambil dari Kota-kota Indonesia, Apa Saja?
Nama-nama Jalan di Belanda yang Diambil dari Kota-kota Indonesia, Apa Saja?

Sebuah video memperlihatkan nama-nama jalan di Belanda yang menggunakan nama daerah yang ada di Indonesia.

Baca Selengkapnya
60 Tebak-Tebakan Lucu Jawa, Dijamin Bikin Tertawa Cekikikan
60 Tebak-Tebakan Lucu Jawa, Dijamin Bikin Tertawa Cekikikan

Tebak-tebakan dalam bahasa Jawa dapat menjadi sarana untuk memahami kebudayaan yang satu ini.

Baca Selengkapnya
Usia Kotanya Mundur 53 Tahun, Ini 8 Keunikan di Cirebon yang Jarang Diketahui
Usia Kotanya Mundur 53 Tahun, Ini 8 Keunikan di Cirebon yang Jarang Diketahui

Di Cirebon terdapat penutur Jawa dan Sunda lo. Yuk intip 8 keunikan kota ini

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Suku Rejang, Diyakini Jadi Penghuni Pertama di Bengkulu
Fakta Unik Suku Rejang, Diyakini Jadi Penghuni Pertama di Bengkulu

Kelompok etnis yang berada di Tanah Rejang ini diakui sebagai salah satu penduduk asli Bengkulu pertama dan suku tertua.

Baca Selengkapnya
Rekomendasi Makanan Khas Jawa Tengah yang Terkenal karena Keunikan dan Kenikmatannya, Wajib Dicoba
Rekomendasi Makanan Khas Jawa Tengah yang Terkenal karena Keunikan dan Kenikmatannya, Wajib Dicoba

Jawa Tengah terkenal sebagai daerah yang kaya akan makanan khasnya. Yuk, simak rekomendasi makanan Khas Jawa Tengah yang paling terkenal ini!

Baca Selengkapnya
Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan, Simak Fakta Menarik Sate Padang Khas Sumbar
Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan, Simak Fakta Menarik Sate Padang Khas Sumbar

Salah satu ragam kuliner Indonesia dari Sumatera Barat ini tergolong unik dan berbeda dari sate lainnya.

Baca Selengkapnya
Melihat Kehidupan Kampung Jawa di Malaysia, Masih Ada Tradisi Rewang
Melihat Kehidupan Kampung Jawa di Malaysia, Masih Ada Tradisi Rewang

Walaupun berada di negeri seberang, sehari-hari mereka berkomunikasi dengan bahasa Jawa

Baca Selengkapnya
Mencicipi Nasi Megono, Kuliner Gurih Khas Jawa Tengah yang Populer di Tengah Masyarakat
Mencicipi Nasi Megono, Kuliner Gurih Khas Jawa Tengah yang Populer di Tengah Masyarakat

Mulai dari masyarakat pesisir pantai Pekalongan sampai masyarakat gunung di Temanggung kenal makanan satu ini.

Baca Selengkapnya
Rekomendasi Makanan Khas Jawa Barat yang Banyak Digemari karena Keunikan Rasanya
Rekomendasi Makanan Khas Jawa Barat yang Banyak Digemari karena Keunikan Rasanya

Jawa Barat termasuk salah satu daerah yang kaya dengan jajanan khasnya. Yuk, simak rekomendasi makanan khas Jawa Barat yang banyak digemari ini!

Baca Selengkapnya
Mencicipi Jenang Saren, Kuliner Khas Jawa yang Mulai Langka
Mencicipi Jenang Saren, Kuliner Khas Jawa yang Mulai Langka

Keberadaan kuliner ini biasanya ditemui di pasar-pasar tradisional. Namun seiring waktu keberadaannya makin sulit ditemukan.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Bahasa Indonesia
Fakta Unik Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia tak hanya menjadi bahasa pemersatu, tetapi juga memiliki banyak fakta menarik lainnya.

Baca Selengkapnya