Bacaan Tarhim Subuh Latin dan Artinya, Kenali Sejarahnya
Bacaan tarhim subuh ini bertujuan untuk membangunkan dan mengingatkan umat Islam agar tidak ketinggalan salat subuh.
Tarhim subuh biasa dibaca sebelum subuh untuk membangunkan kaum muslimin.
Bacaan Tarhim Subuh Latin dan Artinya, Kenali Sejarahnya
Bacaan tarhim subuh adalah salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh sebagian umat Islam di Indonesia. Bacaan ini merupakan selawat yang berisi pujian kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang dikumandangkan dari masjid atau musala menjelang waktu salat subuh.
Bacaan ini bertujuan untuk membangunkan dan mengingatkan umat Islam agar tidak ketinggalan salat subuh, serta untuk menambah kecintaan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bacaan tarhim subuh memiliki makna yang dalam dan indah, yang mengisahkan tentang keagungan dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai imam, penolong, dan pembawa hidayah bagi umat manusia.
-
Kapan Tahlil Latin dibaca? Tahlil dilakukan dengan melafalkan bacaan tahlil yang sudah banyak dikenal. Bacaan tahlil bertujuan untuk mendoakan orang yang baru saja meninggal atau yang sudah lama dikuburkan.
-
Kapan kata-kata subuh dibaca? Dalam keheningan subuh, banyak orang menemukan kedamaian dan kekuatan.
-
Mengapa Tahlil Latin dibaca? Bacaan tahlil bertujuan untuk mendoakan orang yang sudah meninggal.
-
Kenapa tahiyat dibacakan di sholat? Tahiyat menjadi salah satu rukun sholat yang harus dilaksanakan.
-
Apa yang dibaca saat sholat subuh? 'Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.'Artinya: Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu subuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala.
-
Apa bacaan sholat subuh? Ushalli fardhas subhi rak’ataini mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa.
Sejarah Selawat Tarhim
Bacaan tarhim adalah bacaan yang dikumandangkan di masjid sesaat sebelum azan. Bacaan tarhim ini berupa selawat yang biasa bergema sebelum azan subuh dikumandangkan. Tujuannya adalah untuk memberi aba-aba kepada kaum muslimin yang hendak menunaikan salat subuh, dan juga sebagai peringatan bagi umat muslim yang hendak berpuasa di hari itu untuk segera menyelesaikan sahurnya karena akan memasukki waktu subuh.
Dikutip dari laman risalahislam.com, selawat dalam bacaan tarhim ini diciptakan oleh Syekh Mahmud Khalil Al-Husshari (1917-1980), yang merupakan seorang qari’ ternama lulusan Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Keutamaan dan Makna Tarhim Subuh
Tarhim subuh berisi selawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan perintah Allah SWT dalam surat Al Ahzab ayat 56. Selawat tarhim juga mengandung unsur mengingatkan untuk beribadah dan mengingat hari kiamat. Selawat tarhim disusun oleh Syeikh Mahmud Khalil Al-Husshari, seorang qari atau pelantun ayat suci Al-Quran yang terkenal di Mesir.
Keutamaan selawat tarhim adalah memohon rahmat kepada Allah SWT dari Nabi Muhammad SAW. Selain itu, selawat tarhim juga dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Kapan Tarhim Subuh Dilaksanakan?
Tarhim subuh dilaksanakan sebelum adzan subuh, biasanya sekitar pukul 3 pagi hingga sebelum masuk waktu imsak. Tujuannya adalah untuk membangunkan umat Islam agar bersiap-siap untuk sahur, salat tahajud, atau salat subuh.
Bacaan Tarhim
Berikut ini adalah bacaan tarhim, dari teks Arab, latin, dan juga artinya:
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَاإمَامَ الْمُجَاهِدِيْنَ ۞ يَارَسُوْلَ اللهْ • الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَانَاصِرَ اْلهُدَى ۞ يَا خَيْرَ خَلْقِ اللهْ• الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَانَاصِرَ الْحَقِّ يَارَسُوْلَ اللهْ• الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ ۞ يَامَنْ اَسْرَى بِكَ مُهَيْمِنُ لَيْلًا نِلْتَ۞ مَا نِلْتَ وَالأَنَامُ نِيَامْوَتَقَدَّمْتَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّ كُلُّ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاَنْتَ الْإِمَامْوَاِلَى الْمُنْتَهَى رُفِعْتَ كَرِيْمًا وَ سَمِعْتَ نِدَاءً عَلَيْكَ السَّلَامْ ۞يَا كَرِمَ الْأَخْلَاقْ ۞ يَارَسُوْلَ اللهْ ۞صَلىَ اللهُ عَلَيْكَ ۞ وَ عَلىَ عَلِكَ وَ اَصْحَابِكَ أجْمَعِيْنَ۞
Bacaan tarhim latin:
Ash-sholatu was-salamu ‘alaykYa imamal mujahidîn ya RasulallahAsh-sholatu was-salamu ‘alaykYa nashiral huda ya khayra khalqillaahAsh-sholatu was-salamu ‘alaykYa nashiral haqqi yâ RasulallahAsh-shalatu was-salamu ‘alaykYa Man asro bikal muhayminu laylan nilta ma nilta wal-anamu niyamuWa taqaddamta lish-shalati fashalla kulu man fis-samai wa antal imamuWa ilal muntahâ rufi’ta karîmanWa ilal muntaha rufi’ta karîman wa sai’tan nida ‘alaykas salamYa karîmal akhlaq yâ RasulallahShallallahu ‘alayka wa ‘ala alika wa ashhabika ajma’in
Arti bacaan tarhim:
Selawat dan salam semoga tercurahkan padamu duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Selawat dan salam semoga tercurahkan padamu duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Selawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Selawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan salat di belakangmu dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sidratul Muntaha karena kemulianmu dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga selawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu.
Hukum Selawat Tarhim
Terkait hukum selawat tarhim, terdapat dua pendapat yang membolehkannya dan juga yang melarangnya karena dianggap sebagai bid'ah.
Namun, mayoritas ulama memperbolehkan selawat tarhim dikumandangkan sebelum azan karena menilai adanya manfaat di balik bacaan ini. Mereka menilai bahwa bacaan tarhim bermanfaat untuk mengingatkan kaum muslimin untuk segera mempersiapkan diri untuk mendirikan salat, khususnya saat salat subuh.
Dasarnya adalah hadis berikut, yang artinya,
"Sesungguhnya Nabi Saw ketika sudah sepertiga malam, beliau bangun dan berkata; Wahai manusia, ingatlah kalian kepada Allah, pasti datang tiupan sangkakala pertama yang diikuti dengan yang kedua, datang kematian dengan kengeriannya, datang kematian dengan kengeriannya." (HR Tirmidzi).
Wallahu a'lam.