Canggihnya Kereta Singa Barong Sunan Gunung Jati, Sudah Power Steering Sejak 1549 M
Merdeka.com - Kota Cirebon, Jawa Barat memiliki jejak masa silam yang ikonik bernama Kereta Singa Barong. Transportasi yang menyerupai kereta kencana ini difungsikan saat malam kirab keraton pada 1 Muharram dan hanya boleh dikendarai oleh Sultan Keraton Kasepuhan.
Namun di balik kesakralannya, kereta yang dibuat oleh salah satu keturunan Sunan Gunung Jati bernama Pangeran Angkawijaya atau Pangeran Losari itu, ternyata memiliki kecanggihan teknologi yang melampaui zaman. Salah satunya menggunakan sistem power steering pada abad ke-15.
“Kereta Singa Barong ini telah menjadi ikon dari Kota Cirebon dan Keraton Kasepuhan,” kata Aji, selaku pemandu di Museum Keraton Kasepuhan, beberapa waktu lalu.
-
Siapa pemilik Kerajaan Mobil Prabu Motor Ponorogo? Pemilik showroom itu adalah seorang crazy rich asal Ponorogo bernama Doni Ahmad Ramadhani.
-
Kapan kereta kencana dibuat? Kiai Garuda Yeksa merupakan salah satu kereta kencana yang dimiliki Keraton Yogyakarta Hadiningrat. Kereta kencana itu dibuat pada sebuah pabrik di negeri Belanda pada tahun 1861 atas pesanan Sri Sultan HB VI.
-
Siapa yang memberi nama kereta? Dilansir dari Kemdikbud.go.id, kereta itu mendapat julukan 'kereta kencana' karena komponennya berlapis emas 18 karat.
-
Siapa yang membangun pabrik kereta di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa jalur kereta api di Priangan yang dibangun di abad ke-19? Salah satu jalur legendaris di Priangan adalah Garut-Cibatu-Cikajang yang saat ini usianya mencapai 135 tahun.
-
Siapa 'raja mobil' Indonesia di era Soekarno? Di era Soekarno, satu nama mendapat julukan 'raja mobil Indonesia'. Dia adalah Hasjim Ning.
Tidak Ditarik oleh Kuda
©2021 YouTube Dede Edun/Merdeka.com
Di masa lampau, kereta Singa Barong hanya boleh ditarik oleh empat ekor kerbau bule atau kerbau albino. Kereta ini juga hanya berkeliling di dua wilayah yakni Pasuketan dan Lemahwungkuk. Saat itu, kawasan tersebut dikenal sebagai Kota Raja, dengan luas kurang lebih 50 hektar.
Pada masa itu, kereta ini sempat dipergunakan oleh kalangan raja di Keraton Kasepuhan mulai dari Panembahan Pakungwati 1 (1526 - 1649) hingga terakhir di tahun 1942 silam.
Saat terakhir digunakan, kondisinya sudah cukup memprihatinkan dan rapuh. Selain itu, kerbau bule juga sudah sangat jarang di Jawa, sehingga kereta ini disimpan di sebuah ruangan Keraton Kasepuhan yang kini menjadi museum keraton.
Menggunakan Sistem Power Steering
©2015 merdeka.com/hana adi
Sebagaimana disebutkan, kereta ini konon dikategorikan sebagai kendaraan kerajaan terbaik dengan sistem suspensi yang sempurna, di masa itu.
Terlihat dari ringannya kendali perputaran belok, mirip dengan konsep power steering yang ada di kendaraan modern era sekarang. Bahkan, keempat roda dibuat secara miring ke arah luar agar melindungi body saat menerjang genangan air.
“Teknologi di Cirebon zaman dahulu sudah canggih sekali, karena zaman dahulu rodanya sudah bisa dibuat power steering, dan bisa berputar kurang lebih 90 derajat,” sebut Aji
Badan Kereta Bisa Hidup seperti Hewan
Kecanggihan lainnya adalah ketika kereta ini berjalan, di mana tiga unsur hewan seperti sayap burung, kepala naga dan belalai gajah di bagian kiri dan kanannya bisa bergerak mengikuti irama laju kereta.
Ketiga unsur tersebut juga memiliki arti. Seperti sayap burung yang melambangkan persahabatan antara Cirebon dengan Arab, kemudian kepala naga yang punya kaitan erat dengan bangsa Tionghoa dan terakhir belalai gajah sebagai simbol kerja sama dengan negara India yang beragama Hindu.
“Di bagian depan ada sebuah senjata bernama trisula, di mana itu merupakan penggabungan dari tiga unsur budaya yang ada di kereta Singa Barong. Tajam yang di maksud bukan objek untuk melukai, tetap ke pikiran lewat cipta, rasa dan karsa. Dan saat berjalan sayapnya turut mengepak, lidah naganya menjulur dan bodynya akan bergoyang. Ini yang disebut canggihnya arsitek di zaman dulu,” terangnya.
Terdapat Replika Pengganti
Kini, kereta tersebut telah digantikan fungsinya oleh kereta replika Singa Barong yang biasa digunakan saat perayaan adat di Keraton Kasepuhan. Kereta tersebut dibuat di tahun 1995, dan masih terbilang kokoh.
Kereta Singa Barong asli juga memiliki warna yang cerah, dengan bahan dasar dari kayu laba atau kayu sono keeling dan dilapisi intan beserta mutiara.
“Seperti terlihat, di body kereta Singa Barong banyak terdapat ornamen glitter atau blink-blink-nya dari intan dan mutiara,” jelas Aji, dikutip dari YouTube Keluarga Arif Com.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret kereta kencana pembawa replika bendera pusaka pada kirab kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaKereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.
Baca SelengkapnyaKapal pinisi menjadi salah satu warisan budaya dunia berasal dari Indonesia, tepatnya dari suku Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaPotret koleksi belasan mobil antik milik sultan Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPerusahaan otobus asal Kota Medan ini berdiri sesudah kemerdekaan Indonesia dengan catatan sejarah yang cukup panjang.
Baca SelengkapnyaMengenal Lancang, kapal yang digunakan orang Sumatra Timur hingga asal usul istilah Kota Riau.
Baca SelengkapnyaModa transportasi dengan tenaga manusia ini dulunya menjadi kendaraan ikonik dan digunakan untuk mengangkut penumpang di Kota Medan.
Baca SelengkapnyaKendaraan itu mendapat julukan “kereta kencana” karena komponennya berlapis emas 18 karat.
Baca SelengkapnyaKirab ini selalu berlangsung megah yang mengisyaratkan tingginya wibawa raja tanah Jawa.
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief Wibowo ternyata memiliki garis keturunan dari keluarga bangsawan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaHingga kini, kereta jenazah itu masih awet terjaga
Baca Selengkapnya