Stasiun Radio Malabar Bandung, Pemancar Nirkabel Pertama yang Masuk Sejarah Dunia
Merdeka.com - Wilayah Bandung senantiasa menjadi perhatian dunia, karena keindahan pariwisata dan budayanya yang kesohor sejak dulu kala. Jejak kekaguman itu salah satunya bisa kita temui di kawasan Gunung Puntang, Pegunungan Malabar, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.
Di mana pada tahun 1923, Pemerintah Hindia Belanda mampu membangun sebuah stasiun radio terbesar, dengan sistem operasi tercanggih pada saat itu. Bahkan saking modernnya, stasiun pemancar yang dirancang oleh insinyur elektro kenamaan lulusan Jerman bernama Dr. Ir. Cornelis Johannes de Groot itu sempat diperhitungkan dan masuk ke sejarah perkembangan radio dunia karena jadi penghubung komunikasi Indonesia - Belanda sejauh 12.000 kilometer.
Seperti apa kisah unik Stasiun Radio Malabar? Simak ulasannya berikut ini sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, Kamis (17/6).
-
Siapa yang menemukan sinyal radio? Mengutip dari indy100, Rabu, (08/11), sinyal radio ini merupakan salah satu sinyal besar yang ditangkap oleh teleskop radio SKA Pathfinder Australia.
-
Dimana stasiun tertinggi di Indonesia? Predikat stasiun tertinggi di Indonesia dipegang oleh Stasiun Nagreg, Kabupaten Bandung, sepakat?
-
Apa temuan Marconi pada tahun 1907? Pada tanggal 17 Oktober 1907, sejarah komunikasi nirkabel mencatat tonggak penting.Pada hari itu, Guglielmo Marconi, seorang penemu dan insinyur listrik Italia, berhasil mengirimkan pesan telegraf nirkabel lintas Samudra Atlantik dari Glace Bay, Nova Scotia, Kanada, ke Clifden, Irlandia.
-
Siapa yang membangun Stasiun Kemidjen? Stasiun yang dibangun perusahaan swasta Belanda, Nederlandsch Indische Maatschappij (NIS) pada tahun 1867 itu juga dikenal dengan nama Stasiun Samarang.
-
Bagaimana Thomas Edison meningkatkan pemancar telepon? Edison mendapat ide untuk menggunakan baterai untuk menyediakan arus pada saluran telepon dan untuk mengontrol kekuatannya dengan menggunakan karbon untuk memvariasikan hambatannya.
-
Kenapa radio menjadi penting di masa Perang Dunia II? Pada masa Perang Dunia II, ketika teknologi komunikasi masih terbatas, radio menjadi alat utama untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan peperangan.
Sebagai Pemancar Nirkabel Pertama di Dunia
Jejak Stasiun Radio Malabar Bandung
©2021 mooibandoeng.com /editorial Merdeka.com
Sebagaimana dijelaskan di situs mooibandung, keunggulan tersebut terdapat pada sistem pemancar tanpa kabel (nirkabel) nya yang merupakan satu-satunya dan pertama di dunia.
Dalam ulasan sejarah Komunikasi di Bandung lewat buku Tjitaroemplein-Bandung (2014) Sudarsono Katam menyebut jika sistem pemancar tersebut merupakan yang pertama di dunia. Hal ini dikarenakan menggunakan sistem peluncur listrik untuk mengangkat gelombang sebesar 750 Volts dan daya 1 MA.
Dari situ gelombang radio ribuan kilowatt bisa terbangun, bahkan dengan tanpa kabel sehingga tidak terganggu kegiatan perang dunia pertama pada tahun tersebut.
Menggunakan Bantuan Dua Buah Gunung di Bandung Selatan
Sementara itu, proses pengangkutan sinyal menggunakan bentangan antena sepanjang 2 kilometer yang disambungkan antara Gunung Puntang dan Gunung Halimun, dengan ketinggian dari dasar lembah rata-rata 350 meter.
Dengan semua kecanggihan itu, disebutkan jika kemampuan komunikasi antar dua benua melalui sistem telegraf pun bisa dilakukan tanpa hambatan. Bahkan di tahun 2004 sebuah situs di internet yakni www.cdvandt.org turut mencatat bahwa sistem tersebut merupakan bagian dari sejarah komunikasi terkuat yang pernah dibuat di dunia.
“Worlds most powerful arc transmitter ever” (pemancar ark yang paling kuat yang pernah ada di dunia)," tulis situs tersebut, mengutip dari kanal infobdg.
Menciptakan Istilah Hallo Bandoeng
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Halo Bandung merupakan sebuah lagu perjuangan yang dinyanyikan oleh seniman Ismail Marzuki dalam menggambarkan perjuangan pahlawan setempat saat peristiwa Bandung Lautan Api. Namun tahukah jika ucapan tersebut sebetulnya sudah tercetus sejak awal stasiun radio itu berdiri.
Saat itu pengucapan "Hallo Bandoeng" digunakan operator telegraf di Malabar dan di Stasiun Radio Kootwijk Belanda sebagai sapaan pertama sebelum memulai komunikasi lintas benua.
Selain digunakan sebagai tanda komunikasi, Hallo Bandoeng juga sempat dijadikan lagu oleh seorang warga Belanda bernama William Frederik Christiaan Dieben yang ia nyanyikan dengan iringan orchestra hingga jadi terkenal.
Dahulu Terdapat Pemukiman Pegawai Stasiun Radio
©2021 mooibandoeng.com /editorial Merdeka.com
Adapun sebagai penunjang komunikasi pada saat itu, di sekitar lokasi Stasiun Radio Malabar turut dibangun komplek perumahan dengan segudang fasilitas lengkap untuk para pegawai di sana.
Beberapa fasilitas tersebut di antaranya kolam renang, fasilitas olahraga, hingga gedung bioskop untuk tempat hiburan.
Sayangnya, semua peninggalan tersebut kini hanya tersisa puing bangunan yang tertutup semak belukar. Di sekitar lokasi ini juga bisa ditemui sisa-sisa tiang antena sebagai pendukung pemancar radio yang kini telah usang.
Kini Jadi Bangunan Masjid
©2021 Tangkapan layar youtube Tony Sanjaya/editorial Merdeka.com
Di lokasi tersebut dahulu juga terdapat sebuah monumen dua orang anak kecil yang tengah berkomunikasi sembari memeluk bola dunia.
Disebutkan bangunan tersebut merupakan penanda atas dibangunnya stasiun pemancar Malabar, termasuk sebagai simbolisasi dimulainya komunikasi lintas benua nirkabel pertama.
Namun saat ini monumen tersebut diketahui sudah tidak ada, dan bekas lokasinya didirikan sebuah rumah ibadah bernama Masjid Istiqomah. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini sejarah stasiun radio pertama di dunia tanpa kabel yang menghubungkan Indonesia dan Belanda.
Baca SelengkapnyaPada 17 Oktober 1907, Guglielmo Marconi, seorang penemu Italia, berhasil mengirimkan pesan telegraf nirkabel lintas Samudra Atlantik.
Baca SelengkapnyaRadio sudah mulai beroperasi di Sumatra Barat sekitar tahun 1930-an oleh seorang insinyur Belanda dan kawan-kawannya yang mendirikan organisasi radio.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaPara pekerja harus membabat hutan-hutan dan meratakan tanah untuk bantalan rel kereta.
Baca SelengkapnyaSekilas tentang Stasiun Tanjung Priok yang konon atapnya terinspirasi dari stasiun besar di Amsterdam.
Baca SelengkapnyaStasiun Binjai, salah satu peninggalan zaman Belanda yang masih kokoh dan berfungsi dengan baik.
Baca SelengkapnyaPemerintah VOC, kongsi dagang Hindia-Belanda, membangun sarana kereta api untuk pengiriman hasil tani yang kemudian akan diperdagangkan.
Baca SelengkapnyaSebuah stasiun radio yang berada di Kabupaten Bener Meriah ini sangat berjasa besar dalam menyiarkan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerusia sekitar seratus tahun, jembatan kereta api Rancgoong ini eksotis namun bikin merinding
Baca SelengkapnyaSelain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaSebuah jembatan kereta api yang membentang di atas jalur kereta api dibangun pada tahun 1929 untuk menghubungkan jalur kereta Batavia-Surabaya.
Baca Selengkapnya