Diklaim Ramah Lingkungan, Begini Cara Kerja Bahan Bakar dari Air Laut Gagasan Mahasiswa UI
Melalui pemanfaatan air laut ini, diharapkan akan menjadi sumbangsih dalam perwujudan energi bersih dan terjangkau di Indonesia.
Melalui pemanfaatan air laut ini, diharapkan akan menjadi sumbangsih dalam perwujudan energi bersih dan terjangkau di Indonesia.
Diklaim Ramah Lingkungan, Begini Cara Kerja Bahan Bakar dari Air Laut Gagasan Mahasiswa UI
Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT), Universitas Indonesia (UI) menawarkan gagasan bahan bakar alternatif dari air laut.
-
Apa yang dibuat dari air laut? Cara membuat garam dari air laut pun sederhana. Di mana faktor alam menjadi kekuatan utama dalam proses pengristalan air laut menjadi garam dapur.
-
Bagaimana bahan bakar ramah lingkungan ini mengurangi emisi? Dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum sebesar 0,5 persen, bahan bakar kapal itu bisa digunakan pada mesin diesel kapal dengan putaran rendah dan mengurangi emisi gas buang dari pembakaran mesin kapal.
-
Kenapa mahasiswa tersebut membuat briket? Agar termanfaatkan dengan baik, ketiga mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor itu lantas mengolahnya menjadi briket. Ini sekaligus memanfaatkan peluang karena bahan bakar ramah lingkungan seperti briket tengah memiliki nilai jual ekonomi tinggi di pasaran.
-
Kenapa bahan bakar kapal di Cilacap disebut ramah lingkungan? 'Disebut ramah lingkungan karena ini kita lihat dari faktor emisinya. Maka emisi SOX-nya akan lebih rendah,' kata GM Kilang Pertamina Cilacap, Edy Januari Utama, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (4/6).
-
Bagaimana ilmuwan meningkatkan baterai berbasis air? Dengan mengubah campuran kimia yang ada di dalam baterai berbasis air, tim peneliti dapat meningkatkan kepadatan energi dan kinerja keseluruhan baterai berbasis air ini.
-
Bagaimana cara alat ini mengubah air laut menjadi air minum? Tidak seperti alat penyaringan air lainnya di mana air harus melalui filter atau penyaring, alat baru ini menggunakan daya listrik untuk mengubah partikel dari air tersebut.
Ketiga mahasiswa angkatan 2022 itu mengklaim jika bahan bakar tersebut lebih ramah lingkungan. Tim yang terdiri dari Shandy Haura Fathin, Ghina Athahillah Said Kamilah Rozanov, dan Muhammad Daffa Al Rasyid itu menamai bahan bakar tersebut dengan “Green Hydrogen”
Gunakan air laut
Disampaikan Shandy Haura, bahan bakar alternatif Green Hydrogen ini menggunakan kombinasi antara air laut dan air murni. Menurutnya, ini sebagai salah satu cara pemanfaatan sumber air yang melimpah di Indonesia. "Ide ini kami gagas sebagai bentuk perwujudan energi baru terbarukan di Indonesia. Kami melihat bahwa air adalah salah satu potensi besar dapat menjadi sumber bahan bakar yang bersih dan terjangkau," kata Shady, Senin (21/8), dikutip dari ANTARA.
Gunakan unsur elektro dari air laut
Adapun pengambilan energi gerak dari bahan bakar ini berasal dari proses elektrolisis dari air laut.
Nantinya bahan bakar Green Hydrogen ini akan diproduksi dengan memanfaatkan elektrolisis tersebut, tanpa langkah pemurnian. Dirinya juga mengklaim dengan menggunakan kedua unsur dari air laut dan air murni ini, proses pencapaian menuju elektrolisasi akan lebih efisien dan rendah biaya.
Cara kerja bahan bakar dari air laut
Untuk cara kerjanya sendiri, elektrolisis dari unsur air laut dan air murni diuraikan menjadi senyawa oksigen dan hydrogen gas dengan memanfaatkan arus listrik yang dihantarkan melalui air. Dari proses tersebut, metode elektrolisis air alkali dengan elektrolit lantas dapat bekerja pada pH basa. Proses elekrolit juga akan dilapisi dengan platina yang akan ditempatkan di elektrolit bersuhu dan pH yang berbeda.
Salah satu percobaan elektrolisis air laut menggunakan elektroda grafit (C) dapat membantu dalam menentukan nilai batas tegangan dan kuat arus berdasarkan jumlah hidrogen yang dihasilkan untuk digunakan lebih lanjut. Melalui pemanfaatan air laut ini, diharapkan akan menjadi sumbangsih dalam perwujudan energi bersih dan terjangkau di Indonesia.