Dinkes Duga Penyakit Campak Jangkit Anak-Anak di Tasikmalaya, Ini Cara Mencegahnya
Merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mendalami dugaan sejumlah anak-anak yang diduga terpapar penyakit campak. Para pasien saat ini sudah mendapat perawatan medis di rumah sakit setempat.
Dikonfirmasi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra, Jumat (20/1), pihaknya langsung mengambil langkah untuk melakukan uji laboratorium melalui sampel dari pasien.
"Kami menemukan beberapa kasus terduga campak di beberapa rumah sakit, sampelnya sudah kami ambil, dan kirimkan ke laboratorium kesehatan Provinsi Jabar," katanya, dikutip dari ANTARA.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
-
Siapa yang bisa tertular campak? Penyakit campak bisa menular sangat cepat kepada orang lain. Bahkan, ketika si penderita penyakit campak belum mengalami gejala ruam di kulitnya.
-
Apa itu campak? Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang dapat menimbulkan komplikasi serius seperti diare, radang paru-paru, radang otak, kebutaan, bahkan kematian.
-
Kapan Damkar Kota Tasikmalaya membantu bocah? “Minggu 30 juli 2023 Damkar Kota Tasikmalaya kedatangan orang tua dari ananda Muhammad Gabriel yang kepalanya tersangkut kaleng wafer,“ tulis akun Instagram @damkar_kota_tasikmalaya113.
-
Bagaimana Damkar Tasikmalaya membantu bocah? Mereka juga dibantu alat potong gerinda kecil untuk membelah mulut kaleng. Pelan-pelan, mulut kaleng bisa terbuka. Walau demikian, kaleng tak bisa langsung dilepas karena masih tersangkut di sejumlah sisi.
-
Apa yang menyebabkan penyakit campak? Campak pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus dari famili paramyxovirus, seperti rubeola da, rubella. Infeksi virus tersebut bisa menular melalui percikan air liur dari penderita penyakit campak.
Enam Anak Terjangkit
Ilustrasi penyakit campak /bbc.com
Berdasarkan data yang diperoleh Dinkes Kota Tasikmalaya, tercatat sebanyak enam anak mengalami gejala mirip penyakit campak. Walau demikian pihaknya belum bisa memastikan penyakit apa yang diderita, sebelum hasil lab keluar.
Asep menyebut, hasil uji laboratoriun diperkirakan akan keluar sekitar dua minggu dari sekarang. Selama itu pula, pihaknya akan melakukan pengawasan pasien terduga campak itu di rumah sakit sebagai upaya antisipasi penularan lanjutan.
"Mungkin hasilnya dua minggu lagi, karena itu kan menjadi rujukan dari seluruh Jabar," katanya.
Sudah Terdeteksi dari Tahun Lalu
Kasus campak di Kota Tasikmalaya disebut sudah mulai terdeteksi sejak tahun lalu. Ketika itu, sebanyak 30 orang dilakukan tes dan hasilnya dinyatakan positif.
"Namun yang positif itu tak mengalami kedaruratan, dan bisa sembuh," terangnya
Dinkes juga mengimbau para orang tua agar mulai melakukan pencegahan kepada anak-anaknya dengan memberikan vaksin MR agar terbentuk kekebalan tubuh.
"Kami imbau orang tua harus melakukan vaksinasi dasar untuk anaknya, kalau sudah vaksin, meski nanti terjangkit, itu kemungkinan tidak akan berat gejalanya," katanya.
Apa Itu Penyakit Campak dan Antisipasinya Menggunakan Vaksin MR
Campak atau measles merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan, dengan daya tular tinggi. Salah satu tanya yang paling mecolok adalah munculnya ruam berwarna merah di kulit penderita.
Penyakit ini biasanya banyak menyerang anak-anak, dengan risiko fatal tinggi lewat gejala diare, radang paru (pneumonia), radang otak, kebutaan, gizi buruk, hingga kematian. Walau demikian campak bisa diantisipasi melalui pemberian vaksin MR.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, vaksi MR merupakan kombinasi vaksin campak (Measles) dan Rubela. Vaksin ini aman digunakan untuk mencegah penyakit campak karena sudah mendapat rekomendasi dari WHO dan izin edar dari Badan POM dan telah beredar di lebih dari 141 negara di dunia.
Untuk mendapatkan vaksin campak, orang tua bisa membawa anak-anaknya ke pos imunisasi terdekat. Pastikan anak-anak sudah sarapan sebelum divaksin. Jangan lupa sampaikan juga riwayat kesehatan termasuk pengobatan yang tengah dijalani.
Setelah itu petugas akan mengarahkan untuk mendapatkan vaksin MR sesuai kondisi. Kemudian tunggu 30 menit untuk memastikan kejadian pasca imunisasi. Jika kondisinya berlanjut hingga kejang, segera bawa ke fasilitas kesehatan lanjutan. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Difteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang campak pada anak yang memuat tentang penyebab, gejala, dan cara mengobatinya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.
Baca SelengkapnyaRSUD Tamansari Rawat 67 Pasien DBD Sejak Januari 2024, Mayoritas Anak-Anak
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaSementara kasus cacar monyet di wilayah Ibu Kota sudah mencapai 25 orang yang sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaDBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Baca SelengkapnyaKepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca Selengkapnya