Eceng Gondok Rugikan Petani Ikan di Waduk Jatiluhur hingga Puluhan Juta, Ini Faktanya
Merdeka.com - Para petani ikan di kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat mengeluhkan keberadaan ribuan tanaman eceng gondok yang memenuhi perairan tersebut.
Melansir kanal YouTube Fokus Indosiar Kamis (21/10), kejadian itu membuat para nelayan di area blok Pasir Jangkung, Jatiluhur terpaksa tak bisa melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya.
Kepada wartawan, para petani ikan tersebut menjelaskan, tumbuhan eceng gondok yang melebat membuat sejumlah petani terjebak di atas perahu. Mereka tak bisa bergerak dari tengah perairan, karena kehabisan bahan bakar. Atas kejadian itu, para petani ikan di kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat mengaku merugi hingga puluhan juta rupiah.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Bagaimana para petani mengatasi kekeringan di Embung Alastuwo? Ia mengatakan sudah ada kelompok tani yang menjalankan program pompanisasi.
Eceng Gondok Sebabkan Distribusi Ikan Terganggu
Proses evakuasi petani ikan yang terjebak di tengah Waduk Jatiluhur, Purwakarta ©2021 YouTube Fokus Indosiar /editorial Merdeka.com
Jamaludin, salah seorang petani ikan di Waduk Jatiluhur mengaku jika keberadaan tanaman yang hidup di air itu menyebabkan perahu nelayan di sana tak bisa bergerak.
Disebutkan Jamaludin, perahu-perahu tersebut sudah tertahan di tengah peraihan selama satu malam dan hanya bisa pasrah sampai bantuan datang.
Bahkan tertahannya sejumlah nelayan turut menyebabkan distribusi ikan dari keramba apung ke daratan menjadi terhambat. Tak sedikit ikan-ikan tersebut berubah menjadi busuk, hingga tak laku untuk dijual.
“Nah seperti yang diliat ikannya pada mati, ikannya bukan cuma busuk lagi, ini udah nggak bisa kejual” terangnya
Rugi hingga Rp40 Juta
Ikan-ikan di dalam drum yang membusuk dan tak bisa dijual ©2021 YouTube Fokus Indosiar /editorial Merdeka.com
Banyaknya ikan yang mati dan membusuk membuat kualitasnya tidak layak. Ikan-ikan yang dimuat ke dalam drum-drum besar itu terpaksa tidak bisa disalurkan nelayan hingga mengalami kerugian Rp40 juta.
“Kalo kerugiannya ini mencapai Rp40 juta” terang Jamaludin.
Ia bersama petani ikan lain berharap agar pemerintah dan pengelola Waduk Jatiluhur bisa mempercepat proses pembersihan tanaman eceng gondok karena dirasa mengganggu aktivitas distribusi ikan dan turut berdampak secara ekonomi di sana. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaEceng gondok sempat memenuhi sebagian besar waduk dan menyebabkan aroma tidak sedap.
Baca SelengkapnyaSelain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.
Baca SelengkapnyaMasifnya pertumbuhan eceng gondok ini dapat menganggu ekosistem air di sepanjang aliran kali.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaGelombang panas brutal yang melanda Vietnam turut menimbulkan bencana ekologi dengan matinya ratusan ribu ikan di sebuah waduk.
Baca Selengkapnya