Fakta Puncak Bogor Kembali Dipadati PKL Liar Usai Ditertibkan, Dagang hingga Lewati Garis Marka Jalan
Para penjual makanan ini berjualan menggunakan sepeda motor dan mobil di beberapa titik kawasan puncak. Tak sedikit di antaranya sampai melewati marka jalan
Sempat viral kawasan puncak yang telah bersih dari para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di warung-warung pinggir jalan di sana. Warganet banyak mengabadikan syahdunya pemandangan yang langsung menghadap ke perkebunan dan perbukitan.
Terlihat juga jalanan yang tertib dan tidak semrawut, seperti saat kawasan tersebut dipadati oleh warung-warung semi permanen. Perasaan lega juga dirasakan oleh para pengendara yang melintas di sana.
Namun baru-baru ini kembali muncul kondisi terkini kawasan puncak di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat mulai kembali dipadati oleh PKL liar. Dalam tayangan yang juga viral ini, bahu jalan mulai ditempati para pedagang makanan dan minuman.
Bukan di bangunan, namun para penjual makanan ini berjualan menggunakan sepeda motor dan mobil di beberapa titik kawasan puncak. Warganet pun mengomentari kondisi ini, sebagai awal mula di masa lalu sebelum penuh oleh bangunan-bangunan liar.
Berjualan hingga Melewati Marka Jalan
Video tentang kawasan puncak yang kembali dipadati pedagang ini viral usai diunggah di akun TikTok @temacianjur baru-baru ini. Terlihat para pedagang kaki lima ini berjualan melewati garis marka jalan.
Mereka berjualan aneka makanan, mulai dari gorengan, bakso, cilok dan lain sebagainya secara bederet.
“Bangunan PKL hilang, terbitlah PKL roda dua dan roda empat,” tulis keterangan di video yang diunggah pada 18 September 2024 lalu.
Ada yang Mendirikan Lapak Kayu
Selain menggunakan kendaraan, beberapa pedagang juga mulai berani mendirikan lapak semi permanen di area sama. Terlihat posisinya hampir melewati marka, dan tentunya ini mengganggu penguna jalanan puncak.
Terlebih beberapa barang dagangan di simpan di pinggir lapak yang didirikan, dengan posisi yang berada tepat di daerah tikungan.
Agar tidak menyerempet para penjual makanan ini, pengguna kendaraan roda empat dan dua yang melintas terpaksa berjalan perlahan dan sedikit berada di tengah jalan.
Semakin Semrawut Karena Kendaraan Pembeli
Kondisi ini semakin parah lantaran para pembeli jajanan yang memarkiran kendaraannya di bahu jalan.
Terlihat barisan motor pembeli yang berderet di pinggir jalanan puncak, pemiliknya terlihat mengunjungi para penjual makanan dan minuman.
Bahkan, motor diparkiran melintang dan turut memakan badan jalan hingga jalur kendaraan makin sempit. Alih-alih membeli makanan lalu kembali melanjutkan perjalan, para pembeli justru nongkrong di dekat lapak penjual makanan.
Disebut Siklus yang Terulang
Dari kolom komentar di unggahan, banyak warganet yang turut merespons kawasan puncak yang kembali dipadati para pedagang kaki lima.
Beberapa di antaranya menyebut bahwa fenomena ini merupakan siklus yang berulang, di mana sebelum kawasan puncak dipadati PKL dengan bangunan liar, mulanya merupakan pedagang kaki lima di pinggir jalan.
“Siklus awalnya gitu, bentar lagi ada tukang parkirnya,” kata warganet yang memberi tanggapan di unggahan video.
“Awalnya gini, habis itu pondok-pondok lesehan dikit, terus dibata dan jadi semi permanen,” sahut warganet lain.
Ditata Pemkab Bogor Agar Puncak Lebih Indah
Sebelumnya, pada bulan Juni 2024 lalu Pemerintah Kabupaten Bogor melakukan tindakan tegas dengan melakukan penertiban terhadap sekitar 300 an bangunan semi permanen milik para pedagang kaki lima.
Penataan ini bertujuan agar kawasan puncak tidak kumuh dan semrawut, sehingga keindahan pemandangannya bisa terlihat dengan jelas. Kabarnya, ratusan pedagang dipindahkan ke rest area Gunungmas dengan tanpa pungutan retribusi selama enam bulan.
“Sebenarnya ini sesuai dari aspirasi dari pedagang yang beberapa tahun lalu mereka sudah ingin direlokasi dengan catatan pemerintah sudah menyiapkan tempatnya,” kata Heri, Camat Cisarua, mengutip ANTARA.
Sudah Direncanakan Sejak Tahun Lalu
Sementara itu, Kepala Satuan Kepolisian Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor, Cecep Iman, menyebut jika penertiban di kawasan puncak disebut sudah sesuai SOP.
Pihaknya sudah memberikan imbauan dan merencanakan sejak tahun lalu. Beberapa hari sebelum pembongkaran pun sudah dilakukan sosialisasi, sehingga pada hari pembongkaran para pemilik warung sudah memahami.
“Jadi insya Allah pembongakaran sudah sesuai SOP, karena kami sudah merencakanannya sebelumnya. Kami juga sudah sosialisasi, kami sudah rakor juga,” kata Cecep.
Pembongkaran Dilakukan dari Titik Gantole sampai Taman Safari
Dalam pembongkaran dilakukan oleh tiga ratusan anggota Satpol PP dibantu unsur TNI dan Polri, serta beberapa alat berat untuk meratakan bangunan.
Para pedagang sendiri sebelumnya sudah diberikan imbauan sekurang-kurangnya tujuh hari sebelum pembongkaran. Diharapnya, pembongkaran akan menjadikan kawasan wisata itu semakin tertata rapi membuat nyaman pengunjung.
Pembongkaran sebelumnya dilakukan mulai dari titik Gantole sampai pertigaan Taman Safari yang sebelumnya dipadati para pedagang makanan dan oleh-oleh khas puncak.