Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Faktor Penyebab Korupsi Internal dan Eksternal, Begini Penjelasannya

Faktor Penyebab Korupsi Internal dan Eksternal, Begini Penjelasannya ilustrasi korupsi. outreachmagazine.com

Merdeka.com - Korupsi adalah perilaku tidak jujur yang umumnya dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan, seperti kepala perusahaan atau pejabat pemerintahan. Korupsi dapat mencakup pemberian atau penerimaan suap atau hadiah yang tidak pantas, transaksi ganda, transaksi di bawah meja, manipulasi pemilihan, mengalihkan dana, mencuci uang, dan menipu investor.

Korupsi adalah ancaman dan permasalahan penting yang dialami oleh banyak negara. Karena dampak dari korupsi tak hanya berpengaruh pada bidang ekonomi saja. Kehidupan masyarakat pun juga ikut terkena imbas dari kejahatan ini. Kegagalan proyek, masalah kemiskinan, atau pengangguran adalah beberapa akibat dari sifat rakus para koruptor.

Tindak korupsi sendiri dapat terjadi di mana saja dan tak sebatas dalam bisnis atau pemerintahan. Pengadilan, media, dan masyarakat sipil, serta di semua sektor mulai dari kesehatan, pendidikan hingga infrastruktur dan bahkan olahraga dapat terjangkit korupsi.

Orang lain juga bertanya?

Faktor penyebab korupsi bisa bermacam-macam, ada yang berasal dari internal dan ada juga yang berasal dari lingkup eksternal. Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal ini perlu diketahui oleh setiap masyarakat. Mengetahui faktor penyebab korupsi internal dan eksternal juga menjadi pengingat untuk masyarakat agar tidak terjebak dalam praktik korupsi.

Penyebab korupsi secara internal berasal dari diri sendiri atau dorongan keluarga. Sedangkan penyebab korupsi secara eksternal berasal dari luar kehidupan pribadi seseorang. Dalam artikel kali ini, kami akan menguraikan apa saja faktor penyebab korupsi internal dan eksternal dikutip dari liputan6.com.

Sifat Tamak dari Manusia

Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang pertama adalah karena sifat tamak yang dimiliki oleh manusia. Sifat tamak ini tergolong penyebab internal. Umumnya, pelaku korupsi adalah pejabat atau para petinggi yang sudah memiliki banyak kekayaan. Namun, sifat tamak dan rakus memunculkan hasrat besar untuk memperkaya diri sendiri.

Gaya Hidup

Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang kedua yaitu karena gaya hidup yang konsumtif. Menjalani hidup di kota-kota besar biasanya akan mendorong gaya hidup seseorang menjadi lebih konsumtif.

Sayangnya, gaya hidup ini seringkali tidak seimbang dengan apa yang mereka miliki. Pendapatan yang tidak dapat mendukung gaya hidup konsumtif akan mendorong seseorang melakukan apa saja untuk memenuhi keinginannya. Salah satunya adalah dengan tindakan korupsi.

Moral yang Lemah

Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang ketiga yakni karena moral yang dimiliki lemah. Orang yang memiliki moral yang tidak kuat atau lemah, cenderung mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan korupsi. Pengaruh-pengaruh ini bisa datang dari atasan, teman kerja, atau pihak mana pun yang memberi kesempatan untuk melakukan korupsi.

Dorongan Keluarga

Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang keempat adalah karena dorongan keluarga. Sangat disayangkan jika tindakan korupsi seseorang justru karena dorongan dari keluarga.

Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan pada seseorang untuk melakukan korupsi. Dorongan ini bahkan bisa mengalahkan sifat baik dari orang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan yang seharusnya mengarahkan dan membangun moral yang baik, justru mendukung seseorang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.

Aspek Ekonomi

Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal berikutnya masuk pada penyebab eksternal. Yang pertama adalah aspek ekonomi. Dalam perjalanan hidup seseorang, ada kalanya mereka mengalami situasi yang mendesak yang berkaitan dengan ekonomi.

Faktor mendesak tersebut, apalagi jika ditambah dengan moral yang lemah, akan membuat seseorang memikirkan jalan pintas dalam mengatasi masalahnya, di antaranya adalah dengan melakukan korupsi.

Aspek Politis

Menurut Rahardjo (1983), kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat berpotensi untuk menyebabkan perilaku korupsi.

 

Aspek Organisasi

Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal berikutnya adalah karena aspek organisasi. Penyebab aspek organisasi tersebut di antaranya adalah:

  • Tidak adanya sikap keteladanan dari pimpinan
  • Tidak adanya kultur/budaya organisasi yang benar
  • Kurang memadainya sistem akuntabilitas yang benar
  • Lemahnya sistem pengendalian manajemen
  • Lemahnya pengawasan.
  • Sikap Masyarakat terhadap Korupsi

    Seringkali, jajaran manajemen atau pejabat yang melakukan korupsi akan menutupi aksinya. Akibatnya tindak pelanggaran korupsi dapat terus berjalan bebas dengan berbagai bentuk. Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi di antaranya adalah:

  • Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat sendiri.
  • Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
  • Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan.
  • (mdk/ank)
    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Novel Baswedan Ungkap Celah Korupsi Terkait Ekspor-Impor: Kerugian Tak Hanya Penerimaan Negara
    Novel Baswedan Ungkap Celah Korupsi Terkait Ekspor-Impor: Kerugian Tak Hanya Penerimaan Negara

    Menurut Novel, kasus korupsi di lingkup tata kelola dan pelayanan ekspor impor menimbulkan nilai kerugian yang cukup besar.

    Baca Selengkapnya
    Saat Para Profesor dan Guru Besar Kumpul, Kasih Rekomendasi Problematika Etik Penguasa
    Saat Para Profesor dan Guru Besar Kumpul, Kasih Rekomendasi Problematika Etik Penguasa

    "Tampak jelas betapa nilai pancasila dan etika di dalam berpolitik dan mentaati hukum itu terjadi degradasi yang amat sangat,"

    Baca Selengkapnya
    Faktor Penyebab Pelanggaran HAM dan Jenisnya, Lengkap Disertai Penjelasan hingga Contohnya
    Faktor Penyebab Pelanggaran HAM dan Jenisnya, Lengkap Disertai Penjelasan hingga Contohnya

    Apa sebenarnya definisi hingga faktor penyebab pelanggaran HAM tersebut?

    Baca Selengkapnya
    45 Kata-Kata Poster Anti Narkoba, Menarik dan Penuh Nasihat Bijak
    45 Kata-Kata Poster Anti Narkoba, Menarik dan Penuh Nasihat Bijak

    Kata-kata poster anti narkoba memainkan peran krusial dalam kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal Sejarah dan Ucapan Hari Antikorupsi Sedunia, Dimulai pada 30 Oktober 2003
    Mengenal Sejarah dan Ucapan Hari Antikorupsi Sedunia, Dimulai pada 30 Oktober 2003

    Rayakan Hari Antikorupsi Sedunia 2024 dengan cara memahami sejarah, makna, dan pesan-pesan inspiratif yang dapat memotivasi kita untuk melawan korupsi.

    Baca Selengkapnya
    Berantas Korupsi Harus Dimulai dari Mencegah Suap, ini Penjelasan Pakar Hukum
    Berantas Korupsi Harus Dimulai dari Mencegah Suap, ini Penjelasan Pakar Hukum

    Korupsi di tanah air tidak akan berkurang jika suap menyuap tidak diberantas. Sebab, suap menyuap dilakukan dan dimulai dari berbagai tingkatan.

    Baca Selengkapnya
    Kabareskrim Akui Masih Ada Polisi yang Punya Sifat Koruptif
    Kabareskrim Akui Masih Ada Polisi yang Punya Sifat Koruptif

    Wahyu mengklaim bakal menyelesaikan masalah polisi korupsi.

    Baca Selengkapnya
    DPR Apresiasi Langkah Kejagung Masukkan Kerugian Ekonomi Negara dalam Kasus Korupsi
    DPR Apresiasi Langkah Kejagung Masukkan Kerugian Ekonomi Negara dalam Kasus Korupsi

    Penghitungan kerugian ekonomi negara bisa menjadi pertimbangan hakim dalam memutus perkara korupsi.

    Baca Selengkapnya
    VIDEO: Uskup Agung Jakarta Bereaksi Tegas Disinggung Soal Korupsi
    VIDEO: Uskup Agung Jakarta Bereaksi Tegas Disinggung Soal Korupsi "Alat Membunuh & Jegal Orang"

    Kardinal Suharyo menilai kasus korupsi belakangan dijadikan alat untuk menjegal orang demi kepentingan tertentu

    Baca Selengkapnya
    Kasus-kasus Korupsi di Indonesia yang Tak Masuk di Akal, Benar-benar Kebangetan
    Kasus-kasus Korupsi di Indonesia yang Tak Masuk di Akal, Benar-benar Kebangetan

    Kasus Korupsi di Indonesia memang sudah banyak diungkap dalam kurun waktu yang panjang.

    Baca Selengkapnya
    BPIP Sebut Judi Online Gerus Nilai Moral dan Etika
    BPIP Sebut Judi Online Gerus Nilai Moral dan Etika

    Praktik judi online juga dinilai menjadi ancaman nyata bagi keutuhan hidup berkeluarga serta eksistensi suatu bangsa.

    Baca Selengkapnya
    Jenis-Jenis Konflik dalam Masyarakat, Berikut Penyebabnya
    Jenis-Jenis Konflik dalam Masyarakat, Berikut Penyebabnya

    Konflik adalah suatu keadaan di mana terjadi ketegangan, pertentangan, atau perselisihan antara dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan berbeda.

    Baca Selengkapnya