Kampung di Cililin Ini Dulu Jadi Pusat Telekomunikasi, Terhubung hingga ke Eropa
Merdeka.com - Salah satu kampung di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dahulu pernah menjadi pemancar telekomunikasi andalan. Bahkan kabarnya jaringan yang berasal dari kampung tersebut bisa terhubung hingga ke Eropa bagian barat.
Melansir laman Instagram Jabar Quick Response, Senin (22/8), di daerah yang bernama Kampung Jati ini, pada masa penjajahan Belanda berdiri sebuah gedung telekomunikasi bernama Bedrief. Selesai dibangun pada tahun 1914, gedung tersebut menjadi pusat pertukaran informasi untuk mempertahankan daerah jajahan menjelang perang dunia ke-1.
Nilai historis dari Kampung Jati ini terus bertahan hingga sekarang, terlebih bangunan pemancarnya masih tersisa. Menariknya wilayah tersebut saat ini memiliki julukan Kampung Radio.
-
Apa itu kabel jaringan? Secara sederhana, kabel jaringan sendiri merupakan perangkat keras yang memiliki kegunaan khusus sebagai koneksi jaringan.
-
Kenapa warga desa menamai desa itu Sinar Bandung? Akhirnya generasi awal itu sepakat menamai desa ini dengan Sinar Bandung.
-
Apa yang unik dari desa Sinar Bandung? Terdapat sebuah desa unik bernama Sinar Bandung di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Penduduk di sana 90% merupakan warga Sunda dan pendukung setia klub sepak bola Persib Bandung.
-
Bagaimana internet masuk desa di Kampung Besiq? Akses internet itu diberikan melalui layanan internet satelit Starlink pada dua sekolah di Kampung Besiq yaitu SDN 014 Kampung Besiq dan SDN 012 Kampung Bermai.
-
Di mana Desa Sinar Bandung berada? Desa yang berlokasi di Kecamatan Negeri Katon ini jadi salah satu desa yang unik di Pulau Sumatra.
-
Apa yang diberikan Telkom kepada warga Desa Jambidan? Anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang bergerak di bisnis data center, NeutraDC (PT Telkom Data Ekosistem), memperkuat implementasi terkait Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) dengan memberikan mesin sekaligus bangunan pengelolaan sampah untuk 10.450 warga Desa Jambidan, Kapanewon, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Penampakan Gedung Radio Cililin
©2022 YouTube Ulin TV/ Merdeka.com
Gedung pemancar radio Cililin diketahui memiliki panjang bangunan hingga 20 meter. Untuk lebarnya sekitar 12 meter dengan tinggi 10 meter. Dulunya bangunan ini dirancang oleh insinyur berkebangsaan Jerman bernama Raymond Sircke Hessilken, atas permintaan pemerintah kerajaan Belanda.
Seperti dimuat di kanal YouTube TV Ulin, terdapat empat bangunan yang pernah berdiri di sana yakni gedung diesel, gedung peredam suara, gedung pengatur cuaca dan gedung pemancar gelombang. Akibat dimakan zaman, tiga bangunan sudah tidak ada dan hanya menyisakan gedung pemancar.
Untuk bahan bangunannya, konon didatangkan langsung dari Jerman berupa atap seng dan penopang baja. Sedangkan untuk material dindingnya menggunakan bahan batu belah dan campuran bahan kapur serta semen.
Sejarah Pendirian Gedung Pemancar Radio di Wilayah Cililin
Karena kawasan kampung yang berada di tengah pengunungan, memungkinkan keberadaan gedung tidak diketahui musuh. Sementara pada saat itu wilayah kota seperti kawasan Batujajar, Cimahi hingga wilayah Bandung sudah dijadikan basis militer Belanda dan rawan diserang oleh musuh.
Seiring berjalannya waktu, gedung telekomunikasi bernama Bedrief itu semakin dioptimalkan hingga berubah nama menjadi pemancar telekomunikasi Telepoonken. Para petugas sempat menjadikan gua yang ada di sekitar bangungn, sebagai tempat penyimpanan peralatan komunikasi. Posisi antenanya berada puncak gunung rangkong agar bisa menjangkau banyak tempat.
©2022 YouTube Ulin TV/ Merdeka.com
Mengutip laman Telkom University, pusat pemancar tersebut kemudian terus dimaksimalkan fungsinya hingga diubah menjadi Radio Nirom atau Nederland Indishe Radio Ommelanden.
Ketika itu Gedung Telepoonken Cililin atau gedung radio Nirom dipegang dan dioperasikan Sukinta, yang merupakan petugas pegawai Teknik di Telepoonken pindahan dari Manokwari.
Seiring berjalannya waktu, Radio Nirom ternyata kurang berfungsi dengan baik. Sejak saat itu sejumlah alat pemancar radio dan berbagai peralatan dievakuasi ke Rancaekek dan Dayeuhkolot. Pihak berwenang lantas mendirikan Radio Nirom baru di kawasan Gunung Puntang, Banjaran hingga menjelang kemerdekaan di 1944.
Terlantar dan Jadi Bangunan Sekolah
©2022 YouTube Ulin TV/ Merdeka.com
Sayangnya setelah kemerdekaan lokasi pemancar radio di Kampung Jati terlantar. Kemudian, sisa bangunan yang selamat dijadikan sebagai gedung sekolah SMA Negeri 1 Cililin yang hingga sekarang masih berdiri.
Bahkan beberapa titik bangunannya nyaris roboh sehingga harus diberi penahan dengan empat buah tiang kayu agar bisa tetap berdiri.
Terbengkalainya bangunan ini terjadi akibat pengelolaannya yang masih belum bisa dilakukan secara penuh oleh pemerintah. Diketahui, status kepemilikan tanah yang masih dipegang warga. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sisa-sisa relnya tembus ke rumah-rumah warga. Katanya, rel ini berasal dari Ciwidey.
Baca SelengkapnyaSungai Cibanten dulu menjadi tonggak kehidupan sosial masyarakat di Banten
Baca SelengkapnyaDahulu Cianjur pernah maju saat menjadi ibu kota Jawa Barat, komoditas kopi dan tehnya jadi andalan Eropa.
Baca SelengkapnyaPembangunan Bintaran sebagai tempat tinggal orang Eropa terjadi pada dekade 1860 hingga 1890
Baca SelengkapnyaSebuah desa di Hungaria berikut ini justru memiliki banyak kemiripan dengan perkampungan di tanah air.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu, jalan ini pun sempat viral karena namanya yang sulit diucapkan.
Baca SelengkapnyaANIEM mulai membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta pada tahun 1914, tepatnya di kawasan hunian orang Eropa di Kotabaru
Baca SelengkapnyaSetelah Kaltim ditunjuk menjadi bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN), pembangunan jaringan telekomunikasi meningkat pesat.
Baca SelengkapnyaMeski berada di tengah hutan, bangunan ini berperan penting dalam komunikasi di bidang militer Belanda.
Baca SelengkapnyaPenduduk desa di sini 90% adalah orang Sunda dan pendukung setia Persib.
Baca SelengkapnyaBegini sejarah stasiun radio pertama di dunia tanpa kabel yang menghubungkan Indonesia dan Belanda.
Baca Selengkapnya