Kenapa Pohon Kesulitan Menyerap CO2? Begini Penjelasan dan Dampaknya bagi Kehidupan
Pohon yang seharusnya menyerap CO2, dapat mengalami penurunan dalam penyerapannya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor dari lingkungan dan manusia.
Pohon dikenal sebagai "paru-paru bumi" yang berperan penting dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen. Namun, belakangan ini, kemampuan pohon untuk menyerap CO2 menghadapi berbagai tantangan.
Apa yang sebenarnya menyebabkan pohon kesulitan dalam menyerap gas yang seharusnya menjadi bagian alami dari proses fotosintesis? Apakah ada faktor lingkungan atau kondisi tertentu yang memperburuk situasi ini?
-
Mengapa penyerapan karbon menurun? Penelitian ini menyimpulkan bahwa hutan dan tanah hampir tidak mampu menyerap karbon, disebabkan oleh jumlah karbon yang dihasilkan jauh lebih tinggi dibandingkan kemampuan alam untuk menyerapnya.
-
Kenapa pohon penting untuk kehidupan? Pohon adalah sumber kehidupan semua makhluk hidup. Dari sebuah pohon, manusia, binatang, sampai berbagai jenis tumbuhan bisa hidup.
-
Bagaimana polusi udara merusak tanaman? Polutan udara seperti ozon troposferik dapat merusak jaringan tanaman dan menghambat proses fotosintesis. Ini mengakibatkan penurunan produktivitas pertanian, mengganggu pertumbuhan tanaman, dan merugikan keberlanjutan ekosistem alami.
-
Manfaat apa yang diberikan pohon bagi kehidupan di bumi? Pohon memiliki peran yang sangat penting sebagai penghasil oksigen di bumi. Proses fotosintesis yang dilakukan oleh pohon sangat berperan dalam menghasilkan oksigen. Melalui proses ini, pohon menggunakan sinar matahari, air, dan karbon dioksida untuk menghasilkan glukosa sebagai sumber energi, sekaligus menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan.
-
Kenapa pohon ini hampir punah? Mereka terancam oleh Phytophthora cinnamomi, jamur air patogen yang menyebabkan kematian, dan oleh kebakaran hutan yang merajalela yang sesekali mengamuk di wilayah New South Wales ini.
-
Mengapa CO berbahaya bagi tubuh? Dengan demikian, CO mencegah oksigen mencapai jaringan dan sel yang membutuhkannya untuk bertahan hidup.
Penurunan kemampuan pohon dalam menyerap CO2 dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ketika lingkungan tidak lagi mendukung, pohon tidak bisa bekerja secara maksimal untuk menjaga keseimbangan gas di atmosfer. Dampaknya tentu sangat besar, bahkan berpengaruh langsung pada kehidupan kita sehari-hari.
Artikel ini akan membahas mengapa pohon kesulitan menyerap CO2, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan manusia dari gas CO2 ini.
Bagaimana Peran Pohon dalam Menyerap CO2?
Pohon bermain peran penting dalam menyerap karbon dioksida (CO2) melalui proses fotosintesis. Berikut adalah bagaimana peran pohon dalam menyerap CO2:
1. Fotosintesis
Pohon menyerap CO2 melalui proses fotosintesis, yang melibatkan interaksi antara cahaya matahari, air, dan CO2. Daun pohon menggunakan cahaya matahari untuk mengaktifkan reaksi kimia yang mengubah CO2 dan air menjadi glukosa (gula) dan oksigen. Reaksi ini umumnya dirumuskan sebagai:
6 CO2+12H2O+light energy→C6H12O6(glucose)+6O2.
Glukosa yang dihasilkan digunakan sebagai sumber energi dan nutrisi untuk pertumbuhan dan reproduksi pohon, sedangkan oksigen dilepaskan ke atmosfer.
2. Penyerapan Karbon Melalui Batang dan Ranting
Karbondioksida yang diserap selama fotosintesis kemudian disimpan dalam bentuk karbohidrat kompleks seperti pati, selulosa, dan lignin di dalam batang, ranting, dan akar pohon. Struktur ini memberikan dukungan mekanis dan menyimpan karbon dalam jangka panjang.
3. Regenerasi dan Penyimpanan Karbon
Pohon terus menyerap CO2 sepanjang hidupnya. Usia pohon memainkan peran penting dalam kemampuan sekuensiasi karbon; pohon yang lebih tua memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menyerap karbon dari atmosfer.
Bahkan, sekitar 70% dari semua karbon yang disimpan dalam pohon terkumpul selama paruh kedua hidup mereka, menekankan pentingnya melestarikan hutan tua dalam perjuangan melawan perubahan iklim.
4. Lokasi Strategis dan Spesies Efektif
Memilih lokasi yang tepat dan spesies pohon yang efektif sangat penting dalam penyerapan CO2. Hutan tropis, misalnya, menampilkan penyerapan metana yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan beriklim sedang dan boreal yang lebih dingin.
Mikroba penghuni kulit pohon juga berpartisipasi aktif dalam konsumsi metana, menambahkan potensi tambahan dalam mengurangi gas rumah kaca ini.
5. Kompleksitas dan Perluasan Mitigasi Karbon
Tidak hanya menanam pohon baru tetapi juga melestarikan hutan yang sudah ada, terutama yang memiliki pohon tua, sangat penting. Upaya penanaman pohon di lokasi yang optimal dan pemilihan spesies yang efisien dapat meningkatkan penyerapan metana dan karbon dioksida secara signifikan.
Ini dapat menjadi solusi iklim berbasis alam yang belum sepenuhnya dieksplorasi, terutama dalam konteks Ikrar Metana Global untuk mengurangi emisi metana sebanyak 30% pada tahun 2030.
Lalu, Kenapa Penyerapan Pohon Semakin Menurun?
Pohon mengalami kesulitan dalam menyerap karbon dioksida (CO2) karena beberapa faktor yang berkaitan dengan perubahan iklim dan kondisi lingkungan. Berikut adalah penyebab utama yang diidentifikasi:
- Suhu Tinggi dan Kekeringan: Penelitian menunjukkan bahwa ketika suhu meningkat dan kondisi menjadi lebih kering, pohon kesulitan melakukan fotosintesis, proses yang esensial untuk menyerap CO2. Dalam situasi ini, pohon cenderung melepaskan CO2 kembali ke atmosfer, sehingga mengurangi efektivitas mereka sebagai penyerap karbon.
- Kondisi Lingkungan yang Buruk: Hutan hujan Amazon, yang merupakan salah satu penyerap karbon terbesar di dunia, mengalami kekeringan dan kebakaran yang berkepanjangan. Ini berkontribusi pada penurunan signifikan dalam kemampuan pohon untuk menyerap CO2. Selain itu, pemanasan global yang terus berlanjut menyebabkan stres pada ekosistem hutan secara keseluruhan.
- Penurunan Penyerapan Karbon Secara Umum: Studi dari Tsinghua University menunjukkan bahwa semua proses penyerapan CO2 di daratan, termasuk oleh pohon, hampir tidak menyerap banyak karbon dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Emisi CO2 di atmosfer meningkat sekitar 86% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan melemahnya sistem penyerapan alami.
- Dampak Jangka Panjang dari Kerusakan Hutan: Kerusakan akibat kebakaran hutan dan deforestasi tidak hanya mengurangi jumlah pohon yang dapat menyerap CO2 tetapi juga mempengaruhi kemampuan hutan untuk pulih. Penelitian menunjukkan bahwa hutan yang terbakar mungkin memerlukan waktu hingga satu abad untuk memulihkan biomassa karbonnya.
Dampak CO2 bagi Kehidupan
CO2, atau karbon dioksida memiliki beberapa bahaya yang signifikan bagi kehidupan dan lingkungan, seperti misalnya:
1. Pemanasan Global
CO2 berperan sebagai gas rumah kaca yang menyerap panas matahari dan mempertahankannya di atmosfer, sehingga suhu bumi meningkat. Hal ini telah menyebabkan naiknya permukaan laut, banjir, dan fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan.
2. Perubahan Cuaca Ekstrem
Pemanasan global menyebabkan perubahan pola hujan dan kekeringan, yang dapat mengarah pada badai dan banjir. Contohnya, daerah-daerah yang biasanya dingin seperti Greenland, Alaska, dan Siberia menjadi lebih hangat, sedangkan daerah lain mengalami kemarau yang lebih panjang.
3. Asidifikasi Laut
Peningkatan suhu laut dan asidifikasi laut akibat emisi CO2 dapat merusak terumbu karang dan ekosistem laut, serta mengancam populasi ikan.
4. Kerusakan Ekosistem
Perubahan iklim memengaruhi ekosistem di seluruh dunia, menyebabkan hewan dan tumbuhan mengalami perubahan habitat yang drastis. Beberapa spesies dapat terancam punah karena perubahan iklim yang cepat.
5. Kelaparan dan Kekeringan
Peningkatan suhu dan perubahan pola hujan dapat menyebabkan kekeringan dan penurunan produktivitas pertanian, mengancam pasokan makanan di berbagai wilayah dunia. Hal ini dapat berdampak pada kelaparan dan ketidakstabilan sosial.
6. Polusi Udara dan Kesehatan Manusia
Emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil juga dapat menghasilkan polusi udara, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, penyakit jantung, dan kanker. Udara yang tercemar CO2 dapat menjadi beracun dan berakibat pada penurunan kesehatan masyarakat.
7. Hujan Asam
Gas CO2 memiliki sifat yang korosif dan mudah larut dalam air hujan, sehingga pH air hujan menjadi asam. Hujan asam dapat merusak bangunan, tanaman, dan ekosistem air.
8. Efek Rumah Kaca
CO2 memiliki kemampuan untuk menyerap panas matahari dan radiasi inframerah yang dilepaskan oleh bumi, menyebabkan efek rumah kaca yang dimana panas terperangkap di udara, sehingga suhu udara meningkat.