Kisah Masjid At Tin TMII, Dibangun untuk Mengenang Ibu Tien Istri Soeharto
Masjid ini jadi bukti rasa cinta terhadap Ibu Tien Soeharto
Masjid ini jadi bukti rasa cinta terhadap Ibu Tien Soeharto.
Kisah Masjid At Tin TMII, Dibangun untuk Mengenang Ibu Tien Istri Soeharto
Masjid At Tin yang terletak di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, jadi salah satu tempat ibadah yang unik di Indonesia. Arsitektur masjid ini sangat megah, dengan kubah besar berwarna ungu kehitaman.
Kendati didirikan pada 1997 silam, namun gaya bangunan modern menjadi ciri khas utama Masjid At Tin. Lokasinya dikelilingi taman hijau sehingga tampak asri. Sebagai rumah ibadah, di sini mampu menampung hingga 25.000 jemaah.
Pendirian masjid ini untuk menghormati istri Presiden Soeharto, Hj Fatimah Siti Hartinah atau dikenal dengan nama Ibu Tien. Yuk, simak kisah Masjid At Tin yang jadi ikon di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
-
Siapa yang mendirikan Masjid Tiban? Masjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran
-
Dimana masjid At-Tin berada? Sebuah video memperlihatkan masjid di Sukabumi yang memiliki konsep unik untuk menarik jemaah.
-
Siapa yang mendesain Masjid Tiban? Desain pembangunannya diarahkan langsung oleh Romo Ahmad, pemilik pondok pesantren.
-
Bagaimana Masjid Tiban dibangun? Suradi mengatakan, kayu yang ada di masjid itu masih asli peninggalan zaman dulu. Pada zaman dulu, kata Suradi, berapapun jemaah yang masuk dapat ditampung masjid berukuran kecil itu.
-
Dimana letak Masjid Tiban? Lokasinya di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur Nomor 10, RT 07/RW 06 Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang.
-
Bagaimana Masjid Tiban dirancang? Menariknya, masjid 10 lantai dengan banyak fungsi ini sama sekali tidak menggunakan jasa arsitek. Desain pembangunannya diarahkan langsung oleh Romo Ahmad, pemilik pondok pesantren.
Pembangunan Awal
Mengutip masjdiagungattin.org, pembangunan masjid ini berlangsung satu tahun setelah ibu negara tersebut wafat.
Peletakan batu pertamanya dilakukan pada April dan mulai dibangun total di Agustus 1997.
(Gambar: duniamasjid.islamic-center.or.id)
Dua tahun kemudian, masjid yang berlokasi di Jalan Raya Taman Mini Pintu 1 itu telah diresmikan tepatnya pada 26 Desember 1999. Sebelumnya, masjid sudah difungsikan sejak November sebagai uji coba awal.
Oleh pengelola, masjid ini diciptakan seolah-olah berada di Timur Tengah. Ini terkait hiasan taman pohon palem yang tumbuh dan dipelihara dengan baik. Lalu, taman ini juga dihiasi lampu yang menyala cantik saat malam hari.
Diambil dari Nama Surat di Al-Qur'an
Penggunaan nama At Tin rupanya memiliki arti yang baik. Ini diambil dari surat ke-95 di Al-Qur'an, dan merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Artinya secara utuh menggambarkan buah tin yang ada di zaman di Nabi Adam dan Siti Hawa.
Ketika itu buah tin digunakan sebagai penutup aurat dari keduanya, setelah diturunkan ke bumi akibat mengonsumsi buah terlarang di surga.
Nama buah tersebut juga selalu hadir dalam hikayat nabi-nabi, termasuk salah satunya adalah nama bukit tempat perahu Nabi Nuh A.S yang berlabuh. Kemudian nama Tin juga merupakan tempat turunnya wahyu pertama bagi Nabi Ibrahim A.S
Desain Bangunan Penuh Ornamen Khas
Mengutip laman Majalah Jakita versi digital Pemprov DKI, secara umum desain Masjid At Tin cukup modern dengan ragam ornamen yang indah.
Pada bangunan utamanya mengambil bentuk dasar kubus, dengan empat menara kecil berkubah di sudut-sudutnya. Menara setinggi 42 meter ini memiliki fungsi sebagai tempat pengeras suara azan untuk panggilan salat.
Lalu masjid juga memiliki kubah utama di tengah-tengah bangunan dengan ukuran yang amat besar dan ditopang atap beton yang kokoh. Dari samping, terlihat jelas jika bangunan ini dipenuhi motif berbentuk segi lima yang dimodifikasi sehingga terlihat makin estetik.
Didirikan Tiga Lantai
Dalam laman duniamasjid.islamic-center.or.id disebutkan bahwa
Masjid At Tin memiliki desain tiga lantai.
Pada lantai utama difungsikan sebagai plaza yang diapit oleh dua ruang utama salat dan ruang fungsional sebagai tempat kesekretariatan dan tempat wudhu beserta toilet.
Di lantai dua, terdapat tangga yang mulai menampilkan hiasan dinding berbahan kayu jati, dengan ukiran bernuansa Islami yang kental. Di lantai dua juga memiliki ruang utama yang lega.
Namun yang unik dari masjid ini adalah gagasan sang arsitek yakni, Ahmad Noeman yang menginginkan ruang salat tanpa sekat. Ia pun berkreasi dengan tidak memasukkan unsur tiang di dalam masjid, sehingga tampak kosong dan lega bagi para jemaah. Kenyamanan masjid juga semakin bertambah karena minimnya penumpukan furnitur, dan memungkinkan adanya sirkulasi udara yang teduh.
Dibangun untuk Mengenang Ibu Tien Soeharto
Adapun pembangunan masjid ini untuk mengenang sosok Ibu Tien Soeharto. Nama Tin juga merujuk ke nama ibu negara pada saat itu, sekaligus wujud rasa sayang pihak keluarga sebagai inisiator.
Ini juga sebagai bentuk rasa sayang Soeharto kepada Ibu Tien yang pernah menjadi istri sekaligus partner dalam menentukan berbagai arah kebijakan yang dijalankan sebagai presiden.
Tidak main-main, Ibu Tien saat zaman penjajahan Jepang pernah tergabung dalam kelompok perempuan yang menginginkan kemerdekaan. Untuk itu, Soeharto mempercayakan banyak hal kepada sang istri.
Masjid At Tin jadi salah satu destinasi religi yang bisa dikunjungi saat bertandang ke wilayah Jakarta Timur.