Mengenal Gobang Cikeruh, Golok Asli Sumedang yang Bermotif Bunga & Huruf Arab Gundul
Merdeka.com - Sebelum terkenal sebagai daerah penghasil tahu, Sumedang memiliki aset senjata tajam khas. Memiliki nama Gobang Cikeruh, alat serupa golok ini terukir motif unik berbentuk bunga dan huruf Arab gundul.
Keberadaannya sendiri sudah ada sejak awal 1900-an. Dahulu, Gobang Cikeruh menjadi senjata andalan para jawara dan warga lokal untuk melawan penjajah, termasuk melindungi diri dari serangan musuh.
Karena motifnya yang bermakna kuat, lambat laun senjata tersebut mulai banyak dicari. Empu di pinggiran Sumedang lantas memproduksinya secara massal hingga mengangkat eksistensi daerah tersebut.
-
Dimana golok Sulangkar dibuat? Pembuatan golok khas Kecamatan Petir Golok khas Kecamatan Petir atau tepatnya di Desa Seuat memiliki cara yang unik dan dibagi ke dalam dua tahapan.
-
Kapan tahu sumedang pertama kali ditemukan? Dalam sejarah Tahu Sumedang, diketahui bahwa makanan ini pertama kali ditemukan oleh Ong Kino dan istrinya pada tahun 1917.
-
Apa itu Kupat Tahu Sumedang? Kupat tahu menjadi salah satu kuliner andalan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Penganan ini biasanya disantap sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Rasanya khas, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang menggugah selera. Kupat tahu wajib dicicipi saat mencari sarapan di kota tersebut.
-
Kenapa Umbul Sigedang disebut Sigedang? Dinamakan, Umbul Sigedang karena lokasi wisata ini dulu dikelilingi oleh pohon pisang. Dalam bahasa Jawa, gedang berarti pisang.
-
Dimana Kudok dibuat? Gunakan Per Mobil Terbuat dari material besi atau baja, tak sedikit dari pengrajin kudok menggunakan per mobil khususnya dibuat di Italia dan Jerman.
-
Apa itu Golok Sulangkar? Untuk golok berbahan pijakan kuda serta bekas ranjang tua ini dinamakan golok Sulangkar. Pemasarannya masih terbatas di rumah produksi, alias pembeli akan datang langsung ke rumah produksi atau dibawa ke pasar tradisional.
Memiliki bentuk mirip pedang
Golok Asli Sumedang, Gobang Cikeruh ©2023 virtualtour.sumedangkab.go.id/ Merdeka.com
Mengutip laman Pemkab Sumedang pada Senin (5/6), Gobang Cikeruh memiliki bentuk yang sedikit mirip pedang. Senjata ini tidak seperti golok kebanyakan yang di bagian ujungnya semakin melebar dan tebal.
Gobang Cikeruh memiliki bentuk yang cukup rata dan cenderung memanjang dengan ukuran yang cenderung kecil. Namun, senjata ini sangat tajam sehingga bisa melukai orang lain.
Menurut beberapa sumber, cikal bakal Golok Cikeruh sudah ada sejak 1881. Ketika itu pembuat senjata asal Kerajaan Sumedang, Empu Adimadja mewarisi ilmunya membuat senjata tajam ke sang cucu bernama Empu Kartadimadja.
Sejak itu, diteruskanlah usaha tersebut dan dibantu oleh saudaranya untuk dikembangkan.
Ukirannya unik
Daya tarik utama dari Gobang Cikeruh berasal dari ukirannya yang unik. Di sisinya tergambar daun serta untaian bunga melati. Di sisi lainnya juga terdapat huruf Arab lengkap dan Arab gundul.
Gagangnya diberi ukiran daun serasi, dengan bentuk yang bulat dan dilapisi warna emas. Ada juga motif ukir horizontal di batang keris. Bagian sarungnya diberi penutup kain berwarna hitam, dengan kedua ujungnya berwarna kuning emas.
Saking terkenalnya golok Gobang Cikeruh, bahkan sampai masuk pemberitaan di koran Hindia – Belanda, Java Bode edisi 7 Oktober 1896, karena pada saat itu daerah Cikeruh mulai memproduksinya secara massal.
Selanjutnya, di tahun 1901, Gobang Cikeruh berhasil disempurnakan dan menjadi golok khas dari Desa Cikeruh termasuk kesohor di Sumedang, Jawa Barat.
Angkat Sumedang sebagai daerah penghasil senjata logam terbaik
Di masanya, para kolektor penggemar senjata tajam juga mengkoleksinya sebagai hiasan. Keunikan Gobang Cikeruh lantar mengular dari mulut ke mulut. Senjata ini kemudian semakin dicari.
Kemasyhurannya ini kemudian sampai ke telinga Belanda. Mereka juga tertarik dan ingin memesan. Pembuat lantas membuatkan model lain dengan gaya Eropa sehingga sesuai dengan kebutuhan Belanda.
Sejak saat itu, Sumedang mulai dikenal sebagai kota dengan banyak perajin senjata logam. Untuk melihat sisa warisan Gobang Cikeruh, bisa langsung mendatangi museum di lingkungan Keraton Sumedang Larang karena tersimpan rapi di sana. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golok asli setempat dikenal sangat tajam, sehingga bisa dengan mudah merobek benda.
Baca SelengkapnyaNama Kujang berasal dari Kudihyang, atau asal katanya Kudi dan Hyang dalam bahasa Sunda kuno artinya sakti dan memiliki kekuatan tertentu.
Baca SelengkapnyaAlat musik yang dimainkan dengan cara dipetik mirip gitar ini sudah menjadi identitas kebudayaan Melayu yang berkembang di daerah Riau.
Baca SelengkapnyaSenjata ini sudah biasa biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
Baca SelengkapnyaGolok raksasa di museum tersebut diketahui bernama Nyai Gede. Jika ditotal, beratnya mencapai dua ton, lebar 45 sentimeter, dan panjang tujuh meter.
Baca SelengkapnyaBiasanya, Sunan Kalijaga membunyikan ini saat masuk musim kemarau yang berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari kerupuk pada umumnya, kerupuk khas Sumedang ini dibungkus dengan cara yang tak biasa.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Betawi, golok bukan sekadar senjata tajam, tapi juga punya makna mendalam.
Baca SelengkapnyaAlat musik yang satu ini masuk dalam kategori alat musik tiup.
Baca SelengkapnyaKoromong tak bisa sembarangan dimainkan, karena dipercaya memiliki petuah dan sampai sekarang dipatuhi oleh warga.
Baca SelengkapnyaMulai dari wisata alam, budaya, hingga religi, Sumedang menawarkan berbagai pilihan destinasi yang bisa Anda kunjungi bersama keluarga, teman, atau pasangan.
Baca SelengkapnyaBatik ini konon sudah ada sejak 1800-an menjadi kekayaan budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya