Mengenal Yanti Bersaudara, Grup Musik Remaja 60-an yang Sisipkan Budaya Sunda
Merdeka.com - Tahun 1960-an menjadi titik awal lahirnya banyak grup musik di Indonesia. Mereka menampilkan sisi keunikannya masing-masing, seperti yang dilakukan oleh Yanti Bersaudara. Budaya Sunda begitu melekat pada grup tersebut.
Yanti Bersaudara sudah eksis di tahun itu dengan musik pop bercorak psikedelik yang digemari anak-anak muda pada tahun itu. Iramanya santai, dengan lirik yang penuh makna selalu dibuat oleh masing-masing personel.
Unsur petikan gitar serta piano yang kuat menjadi ciri khas tersendiri. Ini semakin menonjolkan ekspresi grup musik tersebut sesuai tema lagu yang dibawakan. Di masanya, Yanti Bersaudara cukup digemari di kalangan warga Bandung dan sekitarnya.
-
Siapa pelopor pop Sunda country? Tati Saleh boleh dibilang sebagai pelopor musik pop Sunda country perempuan pertama asal Jawa Barat.
-
Kapan Genta Perunggu mulai muncul di Indonesia? Sementara itu, mengutip dari laman resmi museum.kemdikbud.go.id, sejarah Genta Perunggu zaman Hindia-Budha di Indonesia menyebutkan bahwa benda ini merupakan peninggalan purbakala dari abad ke-7 Masehi.
-
Kapan Soneta Grup didirikan? Rhoma Irama mengepalai grup musik bernama Soneta Grup, yang telah berdiri sejak tahun 1970.
-
Siapa yang biasanya membuat yel-yel kelompok 6? Yel-yel merupakan nyanyian atau seruan yang dinyanyikan atau diucapkan oleh sekelompok orang dalam satu tim.
-
Bagaimana cara menemukan nama grup yang unik? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (20/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Siapa yang memperkenalkan musik lokal kepada generasi muda? Viky Sianipar adalah seorang musisi yang sudah menggeluti bidang permusikan cukup lama. Ia juga memperkenalkan musik lokal kepada generasi muda.
Dikutip dari Instagram Budaya Kuring, Yanti bersaudara memiliki tiga orang personel yang seluruhnya merupakan remaja perempuan.
Asal Usul Nama Yanti
©2023 madrotter-treasure-hunt.blogspot.com//Merdeka.com
Yanti Bersaudara sendiri diambil dari nama masing-masing personel yakni, Yani, Tina, dan Iin yang merupakan anggota keluarga Hardjakusumah. Ketiganya sejak kecil sudah akrab dengan musik karena terpengaruh dari kakak laki-laki mereka yakni Sam, Acil, dan Jaka.
Sam, Acil dan Jaka sendiri diketahui sudah lebih awal aktif bermusik dan tergabung ke dalam sebuah grup bernama Aneka Nada. Dari sana, Yani, Tina dan Iin kemudian diajarkan bermusik dan olah suara oleh salah satu kakaknya bernama Sam.
Sayangnya, Yanti Bersaudara sangat minim publikasi saat mereka meniti karier dan baru terkenal saat mengeluarkan beberapa album seperti Gumbira, Hariring Kuring, sampai Pop Basa Sunda laris terjual di masanya.
Usung Budaya Sunda dan Religi
Yanti bersaudara merupakan grup musik yang unik karena mengusung tema budaya Sunda. Banyak di antara lagu-lagu mereka yang menggunakan bahasa Sunda seperti Gumbira, Bulan Dagoan, Sabilulungan, dan Leungiteun.
Tema lagu yang dibawakan pun menyangkut kehidupan sehari-hari dari remaja, seperti Gumbira yang menceritakan tentang anak-anak dengan nilai rapot memuaskan. Lantas mereka bergembira dengan hasil tersebut.
Selain bertema keseharian anak muda, lagu dari Yanti Bersaudara juga ada yang mengusung konsep religi seperti White Christmas, Holy Night, dan Silver Bells.
Sayangnya usia band tersebut tidak berlangsung lama. Mereka mengakhiri karier bermusiknya di tahun 1971, terutama setelah dua personelnya yakni Yani dan Tina menikah. Sedangkan Iin yang bungsu masih meneruskan karier bermusiknya bersama sang kakak dan bergabung ke Bimbo.
Terkenalnya Yanti Bersaudara
Kepopuleran Yanti Bersaudara tak lepas dari tangan dingin Soejoso Karsono yang merupakan pemilik usaha musik di Jakarta. Melalui jasanya, Yanti Bersaudara berhasil menelurkan beberapa lagu seperti Pesan Ibu, Purnama dan Irama, Badju Merah Muda dan Lembajung.
Lalu ada juga gubahan karya Koswara bertajuk Gumbira, Lampu Aladin, Tiada, Bilakah, dan Menuai Padi karya Yessi Menas.
Setelah masuk dapur rekaman tersebut, mereka lantas mengadakan pertunjukan di banyak daerah. Grup ini mulai mendapat atensi dan semakin terkenal. Salah satu yang membuatnya menarik perhatian adalah ketika bisa tampil di TVRI dalam acara Gaja dan Irama. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Grup band pop ini salah satu pelopor adanya kelompok bermusik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat itu anak band akan diakui jika membawakan lagu The Rolling Stones di Bandung.
Baca SelengkapnyaGrup ini mencoba menyuarakan keadilan sosial melalui instrumen tradisional dari karinding, calung dan angklung.
Baca SelengkapnyaSeni rampak kendang tak hanya menampilkan kepiawaian memainkan alat musik, tetapi lebih dari itu.
Baca SelengkapnyaTarian ini begitu lembut, gerakannya mirip lilin yang tertiup angin.
Baca SelengkapnyaSosoknya ini dikenal sebagai salah satu musisi tersohor di era tahun 60 hingga 70-an dan menjadi Frontman dari grup band Panjaitan Bersaudara.
Baca SelengkapnyaDi seluruh dunia, terdapat banyak musisi dengan bakat luar biasa, dan di Indonesia sendiri, banyak pula musisi lokal yang memiliki kualitas terbaiknya.
Baca SelengkapnyaPertunjukannya selalu dinanti dan bisa “menghipnotis” penonton. Bahkan, mereka juga rela berdandan ala koboy sampai badut saat menari Kliningan Bajidoran.
Baca SelengkapnyaSama-sama terjun di belantika dangdut, mereka saling support satu sama lain. Ada Lala Widy & Wawa Widy, siapa saja sih mereka?
Baca SelengkapnyaPenampilan Wayang Ringkang terbilang unik, karena menggabungkan seni rampak kendang hingga wayang orang mirip kolosal.
Baca SelengkapnyaGeng Kepompong dikenal sebagai salah satu perkumpulan para selebriti yang begitu kompak di berbagai kesempatan.
Baca SelengkapnyaSalah satu seni pertunjukan paling meriah di Banyuwangi.
Baca Selengkapnya