Menikmati Kenyal dan Gurihnya Tamikil, Hewan Laut Berduri Khas Pesisir Pangandaran
Selain lezat, tamikil pernah jadi makanan alternatif di masa penjajahan silam.

Selain lezat, tamikil pernah jadi makanan alternatif di masa penjajahan silam.

Menikmati Kenyal dan Gurihnya Tamikil, Hewan Laut Berduri Khas Pesisir Pangandaran
Keindahan pantai di Pangandaran semakin lengkap dengan munculnya berbagai kuliner khas setempat, salah satunya olahan tamikil.

Tamikil merupakan jenis hewan laut mollusca dengan ciri khas berduri mirip bulu babi. Walau tampilannya seram, namun sajian dari biota laut tersebut memiliki cita rasa yang lezat.
Biasanya warga di pesisir Pangandaran akan mengolahnya menjadi tumis, gulai, atau sekadar dibakar.
Jadi Kekayaan Kuliner Khas Pangandaran
Kawasan pesisir laut selatan di Jawa Barat memang menghasilkan banyak olahan laut yang lezat.
Para pencinta kuliner laut bisa mampir ke Pantai Madasari di Pangandaran untuk mencicipi salah satu biota lautnya yang bernama tamikil.
Dari segi rasa, tamikil mirip kerang dengan rasa dominan gurih. Teksturnya kenyal dan amat lezat jika dijadikan sebagai olahan kuliner berbumbu pedas.

Bersembunyi di Bebatuan Karang
Untuk mencari tamikil memang cukup sulit. Mengutip kanal YouTube Caraku Memasak, hewan laut ini kerap bersembunyi di bebatuan karang.
Hewan ini juga pandai bersembunyi di bebatuan berwarna hitam yang serupa dengan warnanya, sebagai upaya pertahanan diri.
Perlu kehati-hatian untuk berburu tamikil lantaran durinya tajam dan bisa melukai tangan jika mengambil dengan cara yang salah.
Rasanya seperti Kikil
Ada yang mendefinisikan rasa tamikil mirip dengan kerang, dan ada juga yang mengatakan jika tamikil mirip dengan kikil.
Namun secara umum rasanya mirip hewan laut lainnya, yakni gurih dan sedikit amis. Teksturnya kenyal namun tetap bisa dimakan dengan nyaman.
Untuk ukurannya, Tamikil tidak lebih besar dari kerang hijau namun dengan cangkang yang berduri, dan berwarna hitam pekat.

Jadi Alternatif Bahan Pangan di Masa Penjajahan
Masyarakat pesisir di Pangandaran dulu menjadikan tamikil sebagai bahan pangan alternatif di zaman penjajahan.
Dahulu kebijakan pemerintah kolonial sangat menyulitkan warga untuk mendapatkan makanan yang layak.
Tamikil sendiri berhasil menyelamatkan masyarakat, karena rasanya yang lezat dan kaya akan nutrisi.
Dahulu tamikil masih diolah seadanya oleh masyarakat setempat untuk bertahan hidup.
Cara Membuat Olahan Tamikil
Ada beberapa bumbu yang diperlukan untuk membuat olahan tamikil yang gurih dan lezat. Bumbu yang diperlukan di antaranya laos, bawang merah, cabai rawit merah, cabai merah, daun bawang, tomat, serta gula Jawa.
Seluruh bahan tadi lalu dihaluskan. Sementara, tamikil perlu direbus dahulu sampai mendidih. Tujuannya untuk memudahkan pemisahan daging dengan cangkang durinya.
Setelah tamikil bersih, bisa langsung diiris sesuai selera dan dimasukkan ke bumbu tadi untuk ditumis. Olahan tersebut kemudian diberi air secukupnya dan tunggu sampai matang untuk dihidangkan.