Deretan Momen Pandawara Group Diundang ke Denmark, Lihat Proses Pengelolaan Sampah Terbaik di Dunia
Di Denmark, Pandawara Group belajar tentang pengolah sampah yang ramah lingkungan
Di Denmark, Pandawara Group belajar tentang pengolah sampah yang ramah lingkungan
Sekumpulan anak muda pencinta lingkungan, Pandawara Group diundang ke Denmark untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah di sana.
Di sana mereka juga menjelajah ke beberapa tempat, salah satunya pabrik pengelolaan sampah terbaik di dunia Copenhill.
Denmark diketahui merupakan salah satu negara yang fokus ke penanganan sampah dan pemulihan lingkungan. Mereka mengolah sampah sedemikian rupa hingga menjadi sebuah energi terbarukan di pusat pembangkit Copenhill.
Pandawara Group sendiri berkesempatan melihat secara langsung proses pengolahan sampah di Copenhill yang berada di Kota Copenhagen, dengan dibantu mesin-mesin raksasa berteknologi canggih. Berikut selengkapnya.
Mengutip Instagram @pandawaragroup, Kamis (23/11), cara pengelolaan sampah di pembangkit energi tenaga limbah tersebut benar-benar dibantu oleh mesin-mesin khusus.
Mulanya sampah yang datang dari sekitar 260 truk per harinya akan ditampung di ruang penampungan khusus bernama silo dan dibantu menggunakan alat bantu crane. Lokasi itu bisa menampung hingga 260.000 ton sampah per tahunnya.
Menurut salah satu anggota Pandawara, fungsi silo di Copenhill adalah untuk menampung seluruh jenis sampah sebelum masuk ke tahap pembakaran.
“Jadi si mesin capitnya ini mengangkut sampah ke silo untuk dilakukan pembakaran,” kata salah satu anggota Pandawara Group.
Sampah-sampah yang diangkut dari silo akan dibakar di mesin oven raksasa yang super kedap dengan suhu maksimal.
Copenhill sendiri telah berhasil mengonversi sebanyak 440.000 ton sampah ataupun limbah, untuk sekitar 150.000 ribu warga yang tinggal di Kota Copenhagen, Denmark.
“Semua pengolahannya sudah terstruktur di sini,” kata salah seorang anggota Pandawara Group lagi di video unggahannya.
Walaupun melalui proses pembakaran, Copenhill juga memperhatikan limbah asap yang keluar melalui cerobong.
Sebelum sampai ke luar pabrik, asap hasil pembakaran terlebih dahulu masuk ke dalam pipa dan tabung-tabung raksasa untuk dilakukan penyaringan. Hasilnya, asap yang keluar dari cerobong pun bersih.
“Jadi uap dari pembakaran sampahnya disaring lagi di pipa-pipa besar, kita bisa lihat uapnya bagus banget, bersih,” kata Pandawara Group.
Copenhill sendiri merupakan fasilitas yang dirancang oleh Bjarke Ingels Group sebagai sebuah respons atas tingginya kadar emisi karbon di atmosfer.
Copenhill membantu Denmark untuk mengelola sistem sampahnya agar bisa diolah menjadi energi terbarukan dan tidak meninggalkan sisa.
Yang menarik, warganya sudah terbiasa memilah sampah sesuai jenisnya dari rumah masing-masing.
“Jadi dari warganya masing-masing itu mereka sudah menyiapkan sekitar 5 sampai 8 tempat sampah dengan berbagai jenis sampahnya. Jadi pemilahannya sudah benar-benar terstruktur dari masing-masing individu,” jelas salah seorang anggota Pandawara.
Sementara itu, mengutip Liputan6, Pandawara Group berjanji akan terus menebar kebaikan dengan melakukan aksi bersih-bersih sampah.
ni karena di masa lalu mereka turut merasakan dampak dari buruknya kondisi lingkungan yang menyebabkan tempat tinggal mereka banjir.
Ada banyak kendala yang mereka hadapi selama melakukan aksi bersih-bersih, salah satunya faktor alam. Walau demikian mereka tidak akan berhenti untuk berbuat baik demi lingkungan yang sehat di masa mendatang.
"Selama diberi kesehatan, we never stop dan bakal terus melakukannya. Kerusakan di lingkungan sekarang memengaruhi di masa datang, makanya motivasi kita untuk terus bergerak," kata salah satu anggota, Ikhsan.
Pandawara Group terbang ke Denmark setelah mendapat undangan dari Kedutaan Besar Indonesia di Denmark.
Mereka direncanakan belajar banyak hal, mulai dari pengelolaan dan pengolahan sampah sampai circular economy dan waste management.
"Ada perjalanan baru dari Pandawara untuk melakukan suatu hal yang baru di tahun ini. Alhamdulillah kita menerima undangan untuk belajar lagi, studi banding mengenai bagaimana perjalanan Denmark untuk menjaga lingkungan mereka hingga pengolahan sampah,” lanjut Ikhsan.
Mengatasi demam panggung memerlukan pemahaman tentang penyebabnya dan penerapan strategi untuk mengelolanya.
Baca SelengkapnyaMarihad yang lahir pada 29 Maret 1941 ini sudah memulai bisnis bernama Parna Raya Group yang sudah dirintis sejak tahun 1960-an.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diingatkan BMKG untuk meminimalisir paparan sinar matahari pada pukul 10.00-16.00 WIB.
Baca SelengkapnyaIndonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, masih berjuang dengan sistem pengelolaan sampah yang memadai.
Baca SelengkapnyaKepastian itu didapat setelah dilakukan pengecekan terhadap gudang-gudang beras di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaMentan juga mengajak Komite II DPD RI untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Baca SelengkapnyaBPPSDMP kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa di Kalsel
Baca SelengkapnyaGardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaTernyata ukuran otak generasi muda lebih besar dari generasi sebelumnya. Ini dampak bagi kesehatan.
Baca Selengkapnya